2. Bintang Senja

20 5 6
                                    

Playing music fly with the wind - baecigi ft punch

Happy Reading📖

=====

"Pernahkah kamu merasakan hal tertarik kepada seseorang yang bahkan tidak kamu kenalnya secara pasti?"
=====

Istirahat pertama telah berbunyi. Kebanyakan siswa-siswi akan langsung berhamburan menuju kantin. Namun tidak dengan Adara. Gadis itu akan menghabiskan waktu 20 menitnya didalam perpustakaan dengan buku-buku yang menjadi candunya.

Gadis itu mengambil tempat paling pojok dekat jendela. Selain menghindari suara bising, ia juga dapat melihat kondisi koridor yang dipenuhi siswa-siswi yang berlalu lalang.

Dari banyaknya yang berlalu lalang. Ada seseorang yang menyita perhatiannya beberapa hari ini. Seorang pemuda yang tengah membawa banyak buku di tangannya. Pemuda itu berjalan tertatih-tatih menahan berat buku yang mungkin lebih dari 20 buku yang dibawanya.

Pandangannya terus mengikuti kemana arah pemuda itu berjalan. Tak berselang lama, pemuda itu tiba di perpustakaan. Pintu di buka oleh petugas perpustakaan. Pemuda itu tersenyum tipis dibalik buku yang dibawanya. "Makasih pak." Petugas itu hanya menganggukkan kepalanya.

Pemuda itu kembali berjalan mengitari rak untuk mencari rak yang sesuai dimana ia harus menaruh buku di tangannya itu.

'Bruk!'

Pemuda itu jatuh tersandung karpet perpustakaan. Buku yang dibawanya berserakan. Beberapa buku juga terlempar di dekat kaki Adara.

"Ya ampun, Bintang! Kan sudah bapak peringatkan berkali-kali kalo bawa buku perpustakaan itu hati-hati!"

Bintang Senja nama pemuda itu. Bintang menoleh pada petugas perpustakaan dan menunduk. "Maaf pak, kaki saya tadi tersandung."

Tangan gadis itu meraih beberapa buku di dekat kakinya. Adara beranjak dari duduknya. Tanpa sadar kakinya membawanya untuk menghampiri pemuda itu. Tanpa mengucapkan sepatah kata. Ia membantu Bintang mengumpulkan buku dan menaruhnya dalam rak disampingnya.

Sepasang mata pemuda itu menatapnya dan memperhatikan yang dilakukan Adara. Benarkah ini Adara? Teman sekelasnya? Kata orang Adara adalah gadis dingin yang tak memedulikan sekitarnya? Gadis anti sosial, tapi ini?

Adara yang merasa tengah diperhatikan mendongakkan kepalanya. Ditatapnya pemuda itu. "Kenapa?!" Suaranya terdengar begitu galak. Tapi memang itulah ciri khas Adara.

"Masih mau ngelihatin gue? Lo ngga ngeliat buku dihadapan lo masih berserakan?!"

"Eh? Maaf, maaf."

Adara merotasikan kedua bola matanya. Tangannya kembali membereskan buku-buku dihadapannya.

"Selamat ya,"

Adara menoleh, sebelah alisnya terangkat. Dahinya berkerut seolah ia mengatakan. "Untuk apa?"

Bintang yang mengetahui kebingungan Adara mengulang kalimatnya. "Selamat karena sudah memenangkan olimpiade fisika."

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Hm." Hanya sebuah gumaman yang mampu gadis itu berikan. Tangannya masih sibuk menumpuk buku-buku yang berserakan.

"Dar---a ... " panggil seorang pemuda lain yang baru saja tiba di perpustakaan. Keningnya mengkerut, menatap Dara-nya tengah bersama pemuda lain.

"Dara," panggilnya sekali lagi. Tangannya menyentuh bahu gadis itu.

Gadis itu menoleh sebentar, kemudian kembali fokus pada buku-buku di tangannya. Adara berdiri, menepuk-nepuk kedua tangannya menghilangkan debu yang menempel di telapak tangannya. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan menatap pemuda tadi. "Udah selesai latihannya?" Pemuda itu menggelengkan kepalanya. "Belum."

"Terus ngapain kesini?"

"Biasa. Nemenin tuan putri baca. Ah! Tapi berhubung gue cape habis latihan basket buat event minggu depan, gue jadi laper. Mending sekarang giliran lo yang temenin gue ke kantin. Ayo, Ra!" Tangannya merangkul gadis itu dan membawanya keluar dari perpustakaan. Gadis itu menepuk-nepuk keras lengan kekar yang tersampir di bahunya. "Ya! Lo ngga nyadar kalo tangan lo ini berat! Udah gitu keringat lo bikin seragam gue ikutan basah dan juga bau! Singkirin tangan lo sekarang juga, tuan Hesper!"

Di sisi lain, Bintang menatap interaksi 2 remaja di hadapannya. Ia melihat bagaimana gadis itu di perlakukan dengan sangat baik. Bintang juga mengenal siapa sosok pemuda itu. Nova Hesper Altair. Ketua tim basket SMA batara yang sedang mempersiapkan timnya untuk event basket tingkat SMA se-jabodetabek minggu depan. Ia juga merupakan vokalis sekaligus gitaris band "Angkasa" Mereka bahkan satu kelas. Terkadang ia merasa iri dengannya karena memiliki banyak teman.

Bintang berjalan menuju meja, tepatnya tempat dimana tadi Adara duduk disana. Tangannya meraih buku yang terbuka begitu saja di atas meja. Di lihat dari buku dan halaman depan, tidak tercantum nomor buku perpustakaan, dapat dipastikan buku itu milik Adara bukan perpustakaan. Mungkin Adara terlupa dengan bukunya. Pemuda itu mengambilnya dan membawanya menuju kelas. Dia akan memberikannya pada Adara di kelas nanti dan dia juga tadi terlupa untuk mengucapkan terima kasih pada gadis itu.

***

Adara baru saja tiba di kelas. Keningnya mengkerut. Tangannya meraih buku di atas meja. Ada sebuah note kecil tertempel di depan cover bukunya, "Terima kasih:)"

Pandangannya menatap ke depan. Tatapannya tertuju pada seorang pemuda yang duduk di barisan paling depan dekat meja guru. Dia Bintang. "Haah!" Gadis itu menghela nafas kasar, bola matanya berotasi. "Pasti dia yang bawa buku gue."

Adara mendudukkan dirinya. Tangannya membuka buku itu. Halaman perhalaman ia baca sampai di halaman pertengahan sebuah note kecil terselip disana. Ia mengambilnya.

PN.004/370.11/2020.

Tatapannya kembali tertuju pada Bintang. Menatap punggung tegap itu dari belakang. "Jadi ... dia orangnya?"

****

Siap memasuki mistery?

Jangan lupa untuk vote, komen, dan share ke temen kalian♥️

See u

Salam ka es, stnrmh

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang