Chap 5

3K 412 12
                                    

●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana tidak menyangka kalau keputusannya ini membuatnya harus merasa menyesal di beberapa bagian, terutama tentang keinginannya selama ini. Yakni menikah dengan pria yang mencintai dan dicintainya sejak mereka bersama di pelaminan.

Akan tetapi Lee Jeno---pria yang dipilihnya secara terburu-buru dan mungkin belum selesai untuk dipikirkan lebih jauh, hanya mengandalkan perasaan yang saat itu menggebu-gebu.

Sekarang Nana duduk di atas closet toilet sambil menatap kosong.

Flashback

"Jawabanku adalah YA...b-baiklah, ayo kita menikah."

End flashback

"Ya Tuhaaan...aku bisa gila kalau begini. Apa yang kulakukan? Kenapa aku malah menjawab seperti itu-" tapi tiba-tiba kalimatnya terhenti saat mengingat lagi pertemuan pertamanya dengan Jeno. Bagaimana pria itu bicara dan bersikap padanya.

Nana mulai berpikir lebih jauh lagi. Mulai dari menyadari siapa Jeno, bagaimana pembawaannya, dan tentang usianya yang terpaut cukup jauh dengannya. Terpaut usia enam tahun lebih muda dari pria itu, akankah Nana bisa menyeimbangkan cara berpikir Jeno yang pastinya sudah sangat matang dan kemungkinan lebih maju daripada dirinya?

Kini Nana tengah duduk sembari menatap ke arah jendela kaca besar yang memperlihatkan bahwa di luar sedang terjadi hujan badai. Habislah Nana. Karena kecerobohannya lagi, kali ini ia tak bisa pulang ke Seoul lantaran tak mungkin ada kendaraan antar kota di saat seperti ini. Sementara, ia juga tak mungkin meminta bantuan Jeno untuk mengantarnya.

Dengan sangat terpaksa, Nana harus bermalam di Chuncheon tepatnya di apartemen Jeno. Gadis itu tak punya pilihan lain selain apartemen sang gubernur, sebab tak ada satu pun orang yang Nana kenal di kota tersebut selain Jeno.

Sekali Nana menyesap teh hangat yang dibuatkan oleh Jeno, kemudian tangannya memeluk sebuah bantal kecil yang ada di sofa untuk mengurangi rasa dingin dan ngeri mendengar suara guntur di luar.

Tak lama Jeno datang dengan sebuah pakaian di tangannya.
"Jaena-ssi, maaf jika kau mau mengganti pakaianmu, kau bisa memakai ini. Aku lihat pakaianmu agak basah saat turun dari mobil tadi. Jadi aku pikir daripada kau masuk angin, lebih baik ganti pakaianmu."

Nana langsung teralih pada sepasang piama berwarna navy yang Jeno letakkan di atas meja, kemudian dengan polosnya ia menatap pakaiannya sendiri.

Benar, bajunya basah, sekarang pun ia sudah mulai menggigil karena rambutnya juga basah.
"Kalau kau mau ganti, kau bisa melakukannya di kamarku, dan malam ini kau juga sebaiknya tidur di sana," Lagi tambah Jeno.

"Huh? La-lalu bagaimana denganmu, gubernur?"

"Di sini ada dua kamar, hanya saja yang satu masih sedikit berantakan, jadi tidurlah di kamarku, biar aku tidur di kamar sebelah."

My Governor (Nomin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang