Chap 2

3.5K 498 17
                                    


Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali Jeno berangkat dari Chuncheon menuju Seoul dengan menggunakan transportasi umum, yakni kereta api.
Awalnya Haechan menyarankan agar Jeno diantar saja oleh sopir pribadi yang disiapkan untuknya. Tapi karena Jeno itu dulunya adalah pemuda yang suka bertualang, makanya ia pikir ingin menikmati perjalanannya ke Seoul dari dalam kereta saja seperti masyarakat biasa.

Pemberitaan itu langsung mendapat kesan baik di mata masyarakat yang ada dalam kereta, bahkan fotonya saat duduk di dalam kereta kini sudah berada dalam breaking news untuk para warganet. Karena banyak orang yang mengupload foto bersamanya ke akun sosial media.

Kecepatan berita di Korea selatan memang bukan main. Apalagi ini tentang tokoh masyarakat yang sedang naik daun.

Namun tidak sedikit juga orang-orang yang menjadi lawan politiknya menyebut kalau Jeno hanya melakukan pencitraan di hadapan masyarakat. Yah begitulah orang-orang memelintirkan sebuah opini menjadi sebuah fakta, kendati Jeno sama sekali tak membawa satu pun pengawal di sisinya. Meski berisiko, tapi Jeno tetap yakin kalau perjalanannya ke Seoul akan baik-baik saja. Kalaupun terjadi sesuatu padanya, itu sudah takdir. Maka dari itu, bagi orang-orang yang berpikiran luas tidak akan pernah menyebut kalau Jeno hanya melakukan pencitraan.

Sampai di Seoul Jeno langsung bergegas menuju ke sebuah restoran Italia yang telah direkomendasikan oleh Siwon. Di sana ia dipersilahkan masuk ke dalam sebuah ruangan VIP, dan bertemu dengan Siwon yang tengah menunggunya sejak 10 menit lalu.

"Ah, kau sudah datang, apa kabarmu gubernur Lee?" Sapa Siwon sambil menyalami tangan Jeno diliputi senyuman yang ramah.

Tentu Jeno juga menyambut perlakuan itu dengan senyuman ramahnya.
"Kabarku baik, ketua."

"Ahaha, jangan canggung begitu, santai saja. Lagipula aku bukan ketua ACRC lagi. Aku hanya seorang menteri perdagangan yang yah namanya sudah meredup."
Setelah itu mereka tertawa ringan bersama.

"Ayo silahkan duduk. Pertama aku ingin minta maaf karena memintamu datang jauh-jauh kemari. Tapi, berhubunga masalahnya sudah jadi begini, jadi apa boleh buat." Lagi Siwon tertawa.

"Tidak masalah tuan, memang aku juga bertujuan untuk membicarakan masalah ini."

"Oh ya? Itu bagus sekali, gubernur Lee. Media zaman sekarang itu memang sangat merepotkan sekali bukan? Ah itu, istri dan anakku sudah datang."

Jeno mengalihkan pandangannya ke arah dimana Nana dan Yoona sedang berjalan ke arah mereka.
"Aigo...lihatlah, siapa yang dengan terhormatnya berada di sini sekarang? Anyeonghaseo...gubernur Lee, senang bisa bertemu denganmu," Kata Yoona tersenyum ramah lalu membungkuk memberi hormat. Sementara puterinya di samping hanya bisa mematung dengan keringat dingin mulai mengucuri tubuhnya.

Sungguh Nana gugup, apa yang harus ia katakan selama pembicaraan nanti? Melihat Jeno kembali saja sudah membuatnya bingung harus menaruh wajahnya dimana.

Mereka pun akhirnya duduk bersama sambil menikmati makan siang bersama. Jeno juga kelihatan tenang saja, dan beberapa kali terlibat obrolan masalah keadaan masyarakat saat ini.

Pria itu benar-benar mengutarakan pendapatnya yang membuat Siwon maupun Yoona kerap merasa kagum. Patut saja Jeno menjadi sorotan, karena baik dari pemikiran dan caranya berbicara itu sangat bijak. Jeno adalah tipikal orang yang memiliki pendidikan literasi yang sangat bagus, itulah penilaian Siwon. Karena memang Jeno juga sudah menerbitkan sedikitnya 10 judul buku sepanjang perjalanan karirnya di dunia politik.

Sampai di suatu ketika Siwon mulai membuka pembicaraan mengenai skandal yang terjadi antara Nana dan Jeno.
"Aku sebagai ayah dari Choi Jaena merasa sangat menyesal dengan apa yang puteri kami lakukan, gubernur Lee. Kau pasti sangat terganggu kan tentang masalah ini?"

My Governor (Nomin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang