●
Pagi ini suasana di apartemen Nana dan Jeno kelihatan sibuk lantaran Jeno yang bangun kesiangan. Ini adalah sebuah kesalahan yang Jeno sesali sedari ia bangun tidur, dan rasanya ingin meneriaki dirinya sendiri. Setelah mengerjakan banyak pekerjaannya semalam-termasuk mencari berbagai peluang usaha sampingan-Jeno akhirnya baru bisa tidur pukul 4 pagi.
Semua ini berkat hutang yang baru saja ia buat kemarin, dan dia hanya bisa berharap semoga saja dia bisa mendapatkan banyak uang tanpa harus merogoh kas negara.
Dan sekarang pria itu kelihatan sedang menata omlet dan roti panggang dihiasi sedikit sayuran di atas piring. Hanya ini yang bisa ia lakukan sebagai seseorang yang terlambat, tanpa berpikir untuk membuat tangan Nana kerepotan bagaimana semestinya.
Tapi bukan berarti Nana juga tidak peka dengan gerak gerik suaminya sekarang, ia jelas melihat Jeno tampak buru-buru dari gerakan tangannya. Nana pun berinisiatif untuk membantu suaminya dengan menuangkan susu cair ke dalam gelas, setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan untuk membantu.
"Selamat pagi, Nana..." sapaan Jeno itu berikut senyuman cerah si pria tampan walau wajahnya agak lesu.
Nana tidak menjawab, hanya memerhatikan raut wajah Jeno sambil berpikir, terutama cekungan di bawah mata Jeno yang kalau dari dekat terlihat agak mengerikan.
Jelas-jelas suaminya itu akan terlambat sebentar lagi kalau tidak buru-buru pakai seragam, tapi dia masih saja tak meninggalkan meja makan dan bisa-bisanya dia juga memberikan senyuman kecil pada Nana begitu.
Dan ketika Jeno mau membawa dua piring berisi sarapan, Nana sontak mencegahnya. "Mm...biar aku saja, sebaiknya kau siap-siap, ini sudah jam 7.30, kau pasti akan terlambat ke kantor, kan?"
Jeno termenung sebentar, tapi setelah itu dia melebarkan senyumnya. "Baiklah, kalau begitu aku siap-siap dulu. Kau makan lah duluan."
Nana pun mengangguk. Setelah itu Jeno berlalu menuju kamar ganti.Tidak langsung menyantap makanannya, Nana sempatkan untuk termenung lagi menatap makanan di atas piringnya. Ia memikirkan tentang berapa lama Jeno membuat sarapan sederhana tapi sehat tersebut? dan bagaimana hasilnya bisa pas? Mulai dari roti panggang yang berwarna kecokelatan, omelet telur berisi daging dan sayuran, begitu juga sedikit sayuran pelengkap di pinggiran piring.
Kalau dipikir lagi, Jeno sepertinya sama sekali tak memiliki celah yang signifikan, terkecuali usianya yang sudah kepala tiga."Kenapa aku baru sadar kalau selama beberapa hari ini dia pasti sudah bekerja keras untuk menyiapkan semua ini setiap pagi? Bodoh sekali kau Jaena, bahkan seumur hidupmu saja tanganmu ini tidak pernah memegang wajan," Umpat Nana pada dirinya sendiri.
"Apakah aku harus mulai belajar masak? Tapi kalau tidak enak bagaimana? Pasti malu sekali kalau sampai dia tau aku tidak bisa masak."
Wanita yang tak bisa memasak setelah menikah memang akan jadi permasalahan serius. Meski pekerjaan memasak atau mengurus rumah bukanlah sebuah kewajiban yang haru selalu dikerjakan oleh wanita dalam rumah tangga, tapi nyaris semua pandangan memfonisnya seperti itu, sehingga pemikiran orang-orang terhadap seorang wanita yang tak bisa memasak akan sangat objektif. Mereka tidak akan segan-segan untuk memandang kalau wanita itu tidak berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Governor (Nomin GS)
FanfictionChoi Jaena gadis berusia 26 tahun patah hati setelah menemukan kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Namun siapa sangka dibalik kejadian itu ia ternyata dipertemukan dengan seorang pria baik yang membuatnya ingin berciuman. •Switch Gender •1...