5. The Power of Love

1.3K 153 6
                                    

Yoongi mendatangi pertemuan yang dimaksud oleh ayahnya. Dia hanya berdiam diri sambil menikmati segelas kopi yang ada dihadapannya. Pertemuan ini sangat membosankan untuknya. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menanggapi kalimat pamer ayahnya. Yoongi sudah jengah, dia berdiri dan bersiap untuk undur diri. 

"Mohon maaf tapi aku harus pergi sekarang... Aku harus mengunjungi adikku yang sedang sakit" 

Semua kolega dan pengacara yang mengenal  Yoonjae merubah wajah mereka menjadi wajah yang penuh tanda tanya. Mereka cukup terkejut dengan alasan yang diberikan oleh sulung dari keluarga yang sangat terhormat itu. 

"Bukankah si bungsu sedang berada di Australia? Apa dia sedang sakit disana? Kau ingin menemuinya?" 

Dapat! Ternyata, orang tuanya begitu licik. Yoongi melirik tajam pada ayahnya yang masih sangat tenang. "Bukan, adikku berada di Seoul. Aku memiliki fotonya jika kalian ingin melihatnya" ucap Yoongi dengan berani sementara Yoonjae masih sangat tenang. 

"Tidak perlu, Yoongi. Kami sudah pernah melihatnya. Dia memang sangat tampan dan terlihat cerdas seperti dirimu. Ini adalah waktu yang menyenangkan jika dia sudah kembali ke Seoul. Sayang sekali, ayahmu adalah orang yang sibuk dan harus menhabiskan waktunya dengan pekerjaan" 

Jika Yoongi menanyakan foto itu seperti apa, maka dia akan terlalu jauh. Tidak. Cerita tentang kebohongan kedua orang tuanya sudah sangat cukup untuk Yoongi saat ini. 

"Kalau begitu, saya permisi" 

***

Yoongi sudah membawakan makan malam untuk adiknya. Dia tau ini sudah sangat larut dan mungkin juga Jungkook sudah terelap. Tapi baiklah, Yoongi harus bertemu dengan Jungkook setidaknya untuk memastikan adiknya baik-baik saja. 

"Kook-ah~

Jungkook yang sedang duduk dipinggir bed dan menunduk kemudian mengangkat kepalanya dan tersenyum sedikit, "Hallo Yoongi Hyung" balas Jungkook dengan suara yang sangat lemas. Hal itu membuat Yoongi berjalan cepat dan memperhatikan setiap sisi wajah adiknya dengan penuh rasa khawatir. 

"Kau tidak pernah selemas ini, Kook-ah. Kau sungguh baik-baik saja? Katakan jika kau sedang menahan sakit sekarang ini" 

Jungkook menangkup kedua tangan kakaknya yang masih berada dikedua sisi wajahnya. "Tidak, Hyung. Aku baik-baik saja. Ini hanya karena aku baru saja sembuh" dalam satu minggu sudah ada empat kali obat tidur dengan dosis yang tinggi masuk ke dalam tubuhnya dan Jungkook masih bisa bilang dia baik-baik saja. 

"Huh, kau butuh sesuatu? Mengapa tidak berbaring saja?" tanya Yoongi yang masih diselimuti rasa khawatir. 

"Aku tau Yoongi Hyung akan mengunjungiku malam ini. Aku tidak mau tertidur disaat Hyung datang lagipula aku harus mengucapkan selamat atas keberhasilan Hyung hari ini" 

Yoongi gemas, sangat gemas. Dia mengusap puncak kepala Jungkook secara acak namun hati-hati agar adiknya tidak terlalu pusing. "Apa kau setiap hari melakukannya? Pantas saja kantung mata itu selalu hitam saat Hyung kemari" ejek Yoongi. 

"Selamat ya, Hyung. Kau sudah memenangkan kasus yang sangat penting. Appa dan Eomma pasti sangat bangga padamu" ucap Jungkook dengan senyuman yang sangat cerah dibalik wajah pucatnya. Sangat berbeda dengan Yoongi yang sedang menatap Jungkook penuh tanya. 

"Kook-ah, kau tidak pernah bertanya atau cerita pada Hyung kapan Eomma dan Appa berkunjung. Kau hanya selalu menanyakan kabarnya. Kau tidak berbohong soal kau pernah bertemu Appa disini, kan?" 

SEESAW // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang