Jihyuk menoleh pada pintu ruangannya yang dibuka oleh seseorang. Tak dia sangka yang datang itu adalah Jungkook dengan kursi roda dan senyuman yang masih tetap ada. Dilihat dari ekspresi wajahnya, Jungkook sangat ingin berlatih lagi hari ini.
"Kook, kau yakin hari ini? Jadwalmu masih besok"
Jungkook mengangguk pasti. "Dalam satu minggu kemarin aku sudah tertidur selama beberapa hari, Uisa-nim. Aku tau tenagaku masih banyak saat ini" jawabnya.
Jihyuk tertawa sejenak, "Aku bisa dibunuh kakakmu kalau tau aku melatihmu ekstra hari ini"
Jungkook menggeleng lucu, "Jika aku bilang kalau aku yang minta, Yoongi Hyung tidak akan marah. Dia tidak akan bisa marah padaku" jawabnya lagi.
"Tidak akan ada yang bisa marah padamu, Kook" balas Jihyuk sambil berjalan menghampiri Jungkook dan membantu Jungkook mendekat pada dua pegangan dimana dia akan berlatih berjalan hari ini.
"Aku punya kejutan untuk uisa-nim", Jungkook kemudian mencoba untuk berdiri tegak dan usahanya berhasil. Jungkook bisa berdiri tanpa bantuan siapapun lagi. Meski masih belum seimbang, ini adalah kemajuan yang sangat bagus untuk proses penyembuhannya.
"Kook, Jungkook, ini, kau..", Jihyuk yang ikut bahagia tidak bisa berkata apa-apa. Dia kemudian memeluk Jungkook dan berucap terima kasih tanpa suara. "Kau. Argh! Kook, akhirnya..." ucap Jihyuk dengan penuh kebahagiaan dalam hatinya hingga nafasnya sedikit sesak.
"Ini berkat kerja keras uisa-nim yang sudah merawatku. Terima kasih banyak, Uisa-nim" balas Jungkook sambil membalas pelukan dokter yang sudah banyak membantunya itu.
Jungkook memulai latihannya. Latihan berjalan adalah yang paling sulit karena kedua tangannya yang terkadang mengalami kram tidak bisa diandalkan untuk menjadi tumpuan. Meski terjatuh, meski kedua lututnya memerah kadang terluka karena lantai yang keras, meski Jungkook juga sangat lelah, dia tetap mamaksa kedua kakinya agar terus berlatih. Setidaknya berusaha sampai dia mati adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan untuk kakaknya hingga detik ini.
"Kook-ah, sudah. KIta cukupkan sampai disini. Kau sudah bisa berdiri dan lihat kedua tanganmu sudah memerah. Kita masih bisa latihan besok" kata Jihyuk yang sudah tidak tega melihat Jungkook yang berulang kali jatuh dihadapannya. Jungkook mengangguk. Dia menyibak rambutnya sesaat untuk mengusap keringat yang mulai berjatuhan.
"Terima kasih, Uisa-nim" , dengan bantuan Jihyuk dan perawat yang selalu mendampinginya, Jungkook kembali ke kamar dan beristirahat. Dalam perjalanan kembali ke ruangan kerjanya, Jihyuk mencoba untuk menelfon Yoongi dan berniat untuk memberi kabar pada Min Yoongi tentang kemajuan pengobatan adiknya.
"Min Yoongi, kita harus bertemu. Ini tentang Jungkook. Dia baik-baik saja, datanglah atau setidaknya kita buat janji sebelum ayahmu datang lebih dulu. Ada banyak hal yang harus kau ketahui" , Jihyuk memutus panggilannya.
Sudah cukup! Membuat Jungkook selalu tertidur dan selalu mengalah pada seorang Min Yoonjae. Jihyuk tidak ingin lagi berbuat jahat pada pemuda malang yang sangat baik itu. Jihyuk tentu sudah mengamankan keluarganya dari ancaman Min Yoonjae. Dia juga sudah mempersiapkan diri untuk kehilangan pekerjaan. Dia sudah siap untuk menebus kekecewaan keluarganya karena tindakan ilegal yang sudah dia lakukan. Jihyuk ingin memastikan Jungkook benar-benar melakukan pengobatan tanpa campur tangan kedua orang tuanya.
Jihyuk kembali ke ruangannya yang ternyata sudah penuh dengan orang-orang Yoonjae, belum seseorang yang memutar kursi kerjanya. "Kau mengambil langkah yang tepat, Jihyuk. Apa kau ingin menjadi seorang pengangguran dan lisensi kedokteranmu, kau mau aku menghapusnya?"
"Aku tidak tau manusia apa yang ada dihadapanku ini. Hari ini anakmu mengalami kemajuan yang sangat baik dan kau berniat untuk membuatnya lumpuh lagi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW // END
Fanfiction(Lagi) tentang kakak dan adik. Min Yoongi, Min Jungkook @Maret2021