Memenangkan sidang perkara bagi Yoongi tidaklah mudah. Seorang narapidana yang menyewa Yoongi sebagai pengacaranya harus benar-benar yakin bahwa dirinya tidak bersalah. Yoongi tidak ingin menghalalkan segala cara demi mendapatkan kemeangan. Dia lebih suka jujur pada kehidupan dan membiarkan kebenaran yang berbicara.
Yoongi meletakan berkasnya dan menghela nafas lelah. Persidangan hari ini cukup panjang, jaksa yang dia lawan juga terus menyerang sehingga Yoongi hampir kehabisan fakta untuk membantah. Persidangan Yoongi masih banyak dan dia mulai khawatir apakah dia bisa bertemu Jungkook atau tidak.
BRAK!!
Yoongi tidak terkejut. Seseorang yang selalu membuka pintu dengan kasar dan berani memasuki ruang kerja miliknya sudah pasti adalah ayahnya sendiri, Min Yoonjae. "Apa kau menemui Jungkook sebelum persidangan hari ini? Lihatlah akibatnya! Kau jadi lebih emosional dan persidanganmu jadi harus diperpanjang! Kau bisa memenangkannya dengan satu pertemuan tapi kau kalah dari jaksa murahan itu! Apa orang dengan standar serendah itu bisa menandingi putra sulung seorang Min Yoonjae?"
Yoongi menunjukan smirknya saja. Sudah berulang kali Yoongi menghadapi situasi seperti ini dan Yoongi sudah mempersiapkan benteng pertahanannya.
"Aku hanya mengunjungi adikku dan jika kau ingin menunjukan kesombongan itu jangan kau tunjukan dihadapan putramu ini karena aku sudah sangat muak mendengarnya" jawab Yoongi dengan nada bicara yang dingin.
"Appa tidak pernah melarangmu bertemu dengan Jungkook. Appa hanya ingin kau menemuinya disaat kau tidak berada dalam situasi sepenting ini, Min Yoongi!"
"Jungkook lebih penting dari segala yang aku miliki, Appa!!" ucap Yoongi dengan keras dan wajah yang penuh kekesalan. Dia menarik nafas lalu berucap kembali dengan nada yang datar, "Jangan pernah salahkan Jungkook lagi, Appa. Jangan sampai aku muak denganmu juga jika kau terus menyalahkan adikku seperti sekarang"
Min Yoonjae tertawa hambar mendengar ancaman dari putra sulungnya, "Ingat satu hal, Yoongi. Jungkook adalah putra Appa dan Appa berhak untuk mengucapkan apapun tentangnya!" jeda Yoonjae sesaat dan kemudian dia mendekatkan wajahnya pada wajah putra sulungnya lalu berbisik, "Kau juga putra Appa. Appa berhak memperlakukanmu dan mengatakan segala sesuatu tentangmu"
"Shit!" desis Yoongi dalam hatinya.
Yoonjae menjauhkan wajahnya dari Yoongi lalu berkata lagi, "Ingat Yoon, kau adalah putra sulung dari keluarga yang terhormat dan bermartabat. Tidak ada persepsi masyarakat yang buruk tentang keluarga kita selama ini. Appa juga sangat berjuang keras untuk membahagiakanmu dengan semua ini. Jadi, kau harus bisa mempertahankannya"
Yoongi tersenyum miring lagi, "Termasuk menyembunyikan kelahiran Jungkook dari dunia? Appa malu memiliki Jungkook sebagai putra bungsu Appa?" sindir Yoongi dengan tatapan remeh yang tertuju tepat dikedua mata ayahnya, sangat menusuk. Yoongi dengan mode seperti ini adalah Yoongi yang sangat mengerikan.
"Kita sudah pernah membahas ini. Berhentilah bersikap seperti anak kecil, Min Yoongi" jawab Yoonjae yang sudah sangat malas membahas topik yang satu ini. Dia memutuskan untuk meninggalkan putra sulungnya dengan percakapan yang tidak akan pernah dilanjutkan jika sudah tentang Jungkook.
***
Yoonjae menghubungi salah satu dokter yang ia tugaskan untuk mengawasi sekaligus melakukan pengobatan pada Jungkook. "Bagaimana dia? Apa ada yang salah dengan tubuhnya?" tanya Yoonjae saat panggilannya sudah tersambung.
"Kemarin Jungkook memiliki perkembangan yang sangat pesat dalam latihan anggota geraknya. Hanya saja memang dia masih mudah lelah namun dengan meminum vitamin dia sudah lebih baik. Kemarin dia juga sempat berkeliling keluar rumah sakit namun sudah kami pastikan tidak ada media yang meliput Jungkook atau keberadaan Yoongi"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW // END
Fanfic(Lagi) tentang kakak dan adik. Min Yoongi, Min Jungkook @Maret2021