10. Fight for Us

1K 122 12
                                    

Pesta malam ini dirumah keluarga Min Yoonjae, sudah bisa dipastikan menjadi pesta dengan kemewahan dan juga kehadiran para tamu yang merupakan orang yang penting dengan hubungan bisnis mereka yang sudah snagat erat. Pesta yang bertujuan untuk merayakan kesuksesan Min Yoongi ini tetap dirayakan walaupun ada beberapa pertengkaran kecil antara Yoongi dan ayahnya. 

Sera dengan sambutan dan juga canda tawanya, Yoonjae dengan wajah sombong dan penuh dengan kemenangan, semua itu sungguh membuat Yoongi muak. Yoongi menenggak minumanya dengan sekali gerakan dan meninggalkan gelasnya tanpa peduli. 

"Yoongi-ah", panggilan dengan nada manis dari ibunya itu membuat langkah Yoongi tertahan. dengan setengah hati dia menghampiri ibunya yang sedang memperkenalkan Yoongi pada semua temannya. 

Kau benar-benar tampan dan juga cerdas, ingin sekali aku memiliki menantu seperti dia. 

Yoongi selamat atas keberhasilanmu. 

Aku sungguh iri dengan orang tuamu. 

Kau adalah anak yang hebat, Min Yoongi. 

Yoongi membungkuk singkat dan berjalan lesu meninggalkan ibu dan segerombolan nyonya-nyonya yang mencoba memperebutkan Yoongi untuk menjadi menantunya. Apakah Eomma dan Appa memiliki seorang anak hanya untuk menjadikannya alat untuk pamer  seperti sekarang?, tanya Yoongi dengan hati yang pilu. Yoongi meraih ponselnya, mungkin dengan mendengarkan suara Jungkook bisa membuatnya lebih baik. 

"Kook-ah, bagaimana keadaanmu? Kau harus menjaga pola makanmu kali ini. Apa terjadi sesuatu ditubuhmu setelah kau meminum obat dari Dokter Hansung?" tanya Yoongi setelah Jungkook menerima panggilannya. 

Jungkook dengan kondisi tubuh yang sudah babak belur dan juga sebuah pisau yang diarahkan ke lehernya sebisa mungkin menjawab kakaknya, "Aku baik-baik saja, H-Hyung" 

Yoongi merasa asing. Suara Jungkook terdengar merintih dan seakan dia tengah kesakitan. Yoongi mengalihkan panggilan itu dari panggilan suara ke panggilan video. Cukup lama Yoongi menunggu hingga ia bisa melihat kondisi Jungkook yang terluka parah dan sebuah pisau yang hampir melukai leher adiknya. 

Yoongi memutar badan dan langsung berlari cepat menerobos kerumunan tamu. Dia meraih kerah baju Yoonjae dan langsung menariknya kasar. Dengan suara penuh kemarahan dan dendam, Yoongi memperingatkan pada ayahnya, "Singkirkan semua anak buahmu dari adikku sekarang juga, Min Yoonjae!!" 

Yoonjae justru tersenyum. Perlahan dia justru memeluk Yoongi dan berbisik, "Inilah yang kau dapatkan jika kau menentang keputusan Appa, Yoon. Jangan pernah menentang Appa lagi atau kau benar-benar akan kehilangan adikmu!" 

Yoongi melepaskan pelukan sayang dari ayahnya dengan kasar dan berlari cepat. Sekali lagi dia memacu langkah dan sesegera mungkin berusaha untuk menemui Jungkook yang sedang terluka. Tanpa ia duga, Sera berdiri dipintu utama dan menghadang langkah sulungnya itu.

"Selesaikan acara ini dan jangan buat malu kedua orang tuamu, Min Yoongi! Lagipula kau mau kemana? Jungkook tidak ada lagi dirumah sakit yang sama" kata Sera. 

"Apa maksud Eomma?" tanya Yoongi yang sudah gemetar penuh amarah. 

"Jangan bodoh, Yoon. Eomma dan Appa sudah memindahkan Jungkook ke rumah sakit lain dan kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya sampai kau menjadi anak yang baik dan penurut", Sera tidak sepenuhnya bohong. Dia menyerahkan sebuah tab dan membiarkan Yoongi melihat sendiri Jungkook yang sedang terancam. Jungkook tidak lagi berada diruang rawatnya melainkan diatap sebuah gedung yang Yoongi juga tidak ketahui keberadaannya. 

"Eomma!--"

"Semuanya akan lebih mudah jika kau menurut pada keinginan Eomma dan Appa, Yoongi. Apa Eomma juga menginginkan semua ini? Eomma ingin kau memiliki kehidupan yang baik dan kekayaan yang bisa membawamu pada kebahagiaan. Kau putra Eomma dan kau harus mengikuti semua kemauan, Eomma"

SEESAW // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang