13. Behind Regrets

937 119 12
                                    

Seokjin terbangun dan tepat didepannya masih ada Jungkook yang tertidur tenang dengan Yoongi yang berada disampingnya. Seokjin terkadang sangat iri dengan persaudaraan mereka berdua. Mengenal Yoongi artinya juga mengenal Jungkook meski Seokjin juga hanya bertemu Jungkook beberapa kali saat mereka masih kecil.

Seokjin berjalan pelan mendekat pada Yoongi dan menepuk kedua bahunya. "Yoon, kau ada sidang hari ini. Kau harus bangun. Yoon, Yoongi..." sesekali Seokjin juga menggoyangkan bahu yang tegap itu dan membuat pemiliknya tersadar dari rasa kantuk.

"Sidang? Ah, iya. Kasus pembunuhan Dokter Jihyuk" ucap Yoongi ketika ia merasa nyawanya sudah berkumpul. 

Seokjin melihat wajah Yoongi yang terlihat begitu lelah. Urusan Yoongi sebenarnya bukan hanya kasus Dokter Jihyuk tapi juga yang lain. "Apa kau tidak ingin makan sesuatu dulu? Yoon, kau terlihat lelah sekali" 

Yoongi menggeleng samar, "Ini karena aku belum cuci muka" jawabnya dengan suara yang masih serak. 

"Aku akan memberikan beberapa vitamin untukmu. Semoga berhasil, Min Yoongi" kata Seokjin yang memberikan semangat untuk sahabatnya. 

"Terima kasih, Seokjin. Aku mohon hari ini pastikan tidak ada yang macam-macam pada adikku. Jangan membohongiku lagi seperti kemarin" pesan Yoongi. Ia mengambil coat dan kunci mobilnya. Yoongi mengusap kepala Jungkook sedikit dan tersenyum untuk adiknya.

Yoongi menoleh pada Jungkook dan tersenyum padanya, "Yoongi Hyung akan menyelesiakannya dengan baik, Kook-ah. Setelah itu, Hyung akan datang kemari untuk menemuimu lagi"

Yoongi segera pergi dari kamar rawat adiknya. Hari ini adalah hari yang besar dimana dia akan mempertemukan keluarga Dokter Jihyuk kepada para hakim. Yoongi ingin semua drama yang menyesakan ini segera berakhir hingga ia bisa memulai hidup baru dengan adiknya saja. Yoongi berlari melewati lorong rumah sakit dengan berbagai doa yang ia lantunkan tanpa henti didalam hatinya.

***

"Dari semua bukti yang ada terlihat jelas bahwa korban mabuk dan akhirnya mengemudi hingga jatuh ke jurang. Tapi jam dinyatakan meninggal dan jam terakhir kali korban hidup tidak konsisten", Yoongi menarik nafas begitu dalam sebelum melanjutkan penjelasannya. "Jika dilihat dari mobil yang jatuh mengalami kerusakan yang sangat aneh. Selain itu, kesaksian dari keluarga korban akan menjawab semua keanehan yang terjadi pada kecelakaan korban"

Saksi pertama yang masuk adalah Eulji. Wanita dengan paras dan aura keibuannya itu melirik pada Yoongi sebelum dia duduk dikursi saksi. Ia melakukan sumpah sebelum Yoongi datang dan memeriksa segala kebenaran melalui dirinya.

"Saat itu dia masih seperti biasanya. Dia pamit bekerja. Dia juga tidak biasanya mabuk, dia bahkan tidak bisa minum apalagi disaat mengemudi"

Yoongi melirik kearah kursi terdakwa, sebentar lagi disana akan duduk ayahnya hang harus dia adili. Dia akan memastikan Min Yoonjae akan menerima balasannya.

"Namun, saat itu kami bertengkar hebat", Yoongi dan semua yang menyaksikan persidangan terkejut dengan pernyataan Eulji.

"Suami saya dan saya bertengkar... Karena saya mengetahui dia berbuat sesuatu yang buruk pada Min Jungkook. Dia memberikan obat yang tidak sesuai untuknya. Kami marah dan saling berteriak. Kedua anak kami juga mendengarnya. Maka dari itu dihari yang sama dia mencoba untuk menghubungi Min Yoongi dan kami sama-sama ingin meminta maaf padanya"

Yoongi tersenyum samar pada Eulji dan mengucapkan terima kasih dalam hati atas pengakuannya itu.

"Untuk mendukung pernyataan saksi, saya akan menyerahkan bukti hasil pemeriksaan toksisitas dan pemeriksaan darah dari Min Jungkook" kata Yoongi dengan penuh keyakinan sembari menyerahkan dokumen forensik tersebut. Yoongi kembali pada Eulji dan menghirup nafas panjang. Kesaksian berikutnya adalah yang terberat.

SEESAW // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang