RUMIT

2 2 0
                                    

" Mamah!!!! Jangan aneh aneh deh!!" Nanda membantah ucapan sang mama dengan dahi yang mengerut.
" Menurut mama, bang dean itu lebih cocok sama kamu dek!"
" Mah. Bang dean itu punya kak citra, jangan buat suasana jadi gak enak dong mah!!" Gerutu nanda yang sedikit kesal.
" Apa yang keluar dari mulut mama, itu yang terbaik buat kamu dek!"
" Ya kecuali bang dean gak punya pacar mam! Lagian nanda juga gak deket sama dia. Nanda juga gak punya perasaan sama bang dean. Lagian tipe tipe model kek bang dean itu, hubunganya pasti awet kok sama kak citra!" Tutur nanda panjang lebar.
" Emang kamu yakin, citra bakal setia sama dean?"
" Mama! Tadi kan bahas nya masalah hati nanda. Kok malah bahas bang dean sih?" Kesal nanda.
" Ya udah. Nanti kalau kak rara pulang, kamu cerita aja sama dia!" Usul sarah.
" Mama marah sama nanda?"
" Masa, mama marah kamu cuman gara gara hal ini? Maksud mama itu, cerita deh sama kak rara. Dia kan masih muda dan udah dewasa, Pasti dia bisa ngasih kamu masukan!"
" Yaudah. Nanda ke kamar dulu!" Nanda pun langsung beranjak meninggalkan sarah dari kamarnya.

" Karisa denger, bang dean udah bubar tuh sama kak citra!" Ucap karisa yang tengah duduk di sofa ruang keluarga sambil mengunyah camilan yang di belikan oleh geri, kakaknya.
" Serius lo?" Tanya geri.
" Kakak gak percaya, sama aku?"
" Bukan gak percaya. Cuman kan kayak gak yakin aja, masasih dean ngelepas citra?"
" Tadi di sekolahan, nelly yang cerita ke kita."
" Dia tau dari mana?"
" Kak citra itu, kalau ada apa apa, selalu curhat sama dia!"
" Jadi, citra beneran udah putus sama dean?"
" Harus berapa kali sih, gue bilang sama lo?" Ketus karisa.
" Berarti gue punya kesempatan dong buat ngedeketin citra?"
" Jangan gegabah dulu. Kakak cara mainnya itu, harus halus dan lembut!" Usul karisa.
" Terus?"
" Dengan sedikit perhatian dari kakak. Karisa yakin, kak citra bakal langsung beralih tempat ke hati kakak!" Ucapnya lagi meyakinkan.
" Kok  lo yakin?"
" Gua ni cewek kak, lagian nih ya. Bang dean itu cuek nya minta mampus sama kak citra. Otomatis, kalau kakak kasih perhatian sedikit aja ke kak citra. Bakal berkesan dong di hatinya dia!!" Jelas karisa dengan senyum hangat dan penuh keyakinan di garis bibirnya.
Geri pun tersenyum sambil mengelus elus kepala karisa.

Citra bekerja sebagai staf karyawan di perusahaan kecil yang gajinya lumayan untuk memenuhi kebutuhanya sehari hari sebagai seorang gadis berumur 19 tahun, yang sedikit lagi menginjak tangga kedewasaan.
" Udah mau balik nih, cit?" Tanya indah, teman sekantornya.
" Belum nih. Lo udah mau balik?" Tanya citra.
" Belum juga nih!" Jawab indah yang matanya tetap tertanam di layar komputer miliknya.
" Oh.,..!" Ucap citra yang juga sibuk dengan berkas berkas miliknya.
" Kok, dean udah gak nganter jemput lo lagi sih, kayak dulu?" Tanya indah.
Citra seketika berhenti dari kesibukannya.
" Cit!!" Indah menyenggol lengan teman sekerjanya yang seketika itu mematung, sebelum akhirnya disibukan lagi.
" Eh, gak kok. Dia lagi sibuk sama kuliahan!"
" Sibuk apa emang nyuekin elo?" Tebak indah.
Citra menatap indah dan tersenyum kilas.
" Gak usah dipaksain, kalo emang dianya udah kayak gitu sama elo!" Lanjut indah yang terus sibuk dengan komputer miliknya. Indah seakan tau apa yang dirasakan citra.
" Gak kok, ndah!"
" Hubungan itu, dua duanya harus sama sama berjuang. Bukan sepihak doang!" Lanjut indah lagi, yang kali ini tatapannya sudah beralih ke citra.
" Gue aman kok, in. Kita aman kok!"
" Jangan bohong lo! Lo pikir gua gak tau? Dari kemarin kemarin juga lo sama dean udah kayak orang gak pacaran cit. Terlalu kentara!" Jelas indah.
" Kita berdua cuman mau ngejalanin hubungan secara dewasa aja kok, in!" Jelas citra yang masih membela."
" Terlalu dewasa juga ngak baik cit, terlalu cuek juga bakal makin parah!" Indah kembali pada aktivitas nya.
Citra diam dan menatap layar komputer miliknya. Indah mendengus sambil melirik ke arah citra.
" Kalau gue jadi lo mah, mending jomblo. Dari pada nyiksa diri sama orang yang emang udah pengen ngelepasin gue!"
" Gue sama dia lagi break!" Citra secara tiba tiba memberitahukan hal itu pada indah.
Indah tersenyum sambil geleng geleng kepala saja, membayangkan hubungan temannya yang benar benar bobrok itu. Indah pun menggenggam jemari citra sambil menatapnya dengan senyum, citra menoleh ke arah cewek berambut pendek itu.
" Inget. Jangan paksa memeluk duri!" Singkat indah, yang kemudian beralih kembali pada kesibukannya.
Citra hanya menatap dan bungkam tanpa suara sedikit pun.

TERJEBAKWhere stories live. Discover now