Seperti gayanya di rumah, nanda menggunakan piyama. Kesehatan yang belum benar benar pulih, membuat nanda untuk berada tetap di atas kasur miliknya. Siang itu hujan deras, nanda sengaja membuka tirai jendela, agar bisa melihat titik titik air hujan yang mengalir turun. Cewek itu memang suka menatap buliran air yang jatuh dari langit.
Bersamaan dengan itu, handpone nanda bergetar.
Setelah matanya melirik, rupanya telpon masuk dari ronal. Nanda sedikit kaget, dia pun mengatur sebaik mungkin pernapasannya, barulah dia menjawab telpon dari ronal." Siang nanda?"
" Iya... Siang?"
" Gimana?"
" Apaan ya?"
" Keadaan kamu gimana? Sudah baikan? Aku lagi disekolah ni, nggak ada mata pelajaran yang masuk. Makanya aku hubungin kamu, aku khawatir soalnya!!"
" O.... Gu. Gue oke kok, gak usah khawatir!"
" Syukurlah kalau gitu! Besok tanggal 20 loh!"
" I. Iya. Terus?"
" Soal hal penting itu, gimana kalau bicarainnya besok?"Nanda menjauhkan handpone dari telinganya, kemudian menepuk jidatnya berkali kali. Dia tidak tau, harus menjawab apa pada ronal.
" Gue nggak janji soal ikut perkumpulan besok, atau nggak. Soalnya, gue belum bener bener sembuh!"
" Nggak papa. Tapi, aku harep banget. Soal kedatangan kamu!"
" Iya, so. Sorry ya, sebelumnya?"
" Emang kamu ada salah? Makanya minta maaf?"
" Enggg. Aduh!!"
" Santai aja! Aku matiin ya! Jangan lupa istirahat, makan, terus minum obat. Biar cepat pulih. Besok, perdana loh, aku ikut perkumpulan di organisasi ini!"
" I. Iya. Se. Semangat ya!!"
" Makasih ya!!!"Dengan cepat, nanda mematikan saluran telponnya.
Nanda menaruh kembali handponenya di ata meja.
Cewek itu pun, memposisikan dengan benar gaya duduknya, menarik napasnya kemudian menghembuskannya secara perlahan." Ayooo. Diandra khiran naratama! Elo, pasti bisa!!!"
Batin nanda, sambil memejamkan mata dan menepuk nepuk bahunya sendiri, entah untuk hal apa dia menyemangati dirinya sendiri.Tak berlangsung lama dengan aksinya, sarah memasuki kamar sambil membawa makanan dan susu. " Waktunya makan siang ya, dek!" Serunya sambil menaruh nampan berisi makanan di atas meja samping tempat tidur nanda.
Nanda tak menjawab dan hanya menatap pergerakan sang mama.
" Ayo dimakan, gih!" Suruhnya lagi, yang kini sudah duduk di kasur nanda sambil membuka beberapa obat dari bungkusan.
" Makasih ya mam!" Ujar nanda yang langsung mengambil mangkuk berisi bubur, kemudian memakannya.
" Mah!" Panggil nanda yang terus makan.
" Hmmm?" Sarah terus sibuk mengurusi obat nanda.
" Tadi......!!" Bungkam dan mengaduk bubur miliknya saja.
Sarah yang sudah selesai dengan obatan nanda pun, menatap ke arah anak bungsunya yang menatap bubur itu sambil mengaduknya.
" Kok makanannya digituin?" Tegur sarah.
Nanda menatap sekilas ke arah sarah dan melanjutkan makannya.
" Ada apa?" Tanya sarah.
Nanda menatap dan menggeleng, sembari tersenyum kemudian melanjutkan makannya.
" Mulai ngeyel ya, sama mama?"
" Nggak mah!"
" Apa nanda?" Paksa sarah.
" Nggak penting mah!"
" Ya cerita aja kenapa sih?"
" Ya udah. Tadi ronal telpon!"
Sarah menatap.
Nanda diam.
" Lalu?" Tanya sarah setelah hening beberapa detik.
" Ya nggak. Cuman mau kasitau mama aja!" Utas nanda.
" Jangan pikir yang lain dulu! Pikir aja kesehatan kamu itu!" Ujar sarah yang langsung beranjak pergi dari kamar nanda. Nanda menatap kepergian sang ibu, sepertinya sarah tidak terlalu menyetujui ronal, yang harus menjadi pacar pertama nanda. Itu, yang bisa ditebak oleh nanda, dari awal awal dirinya menceritakan perihal ronal.
" Ck. Gue coba aja deh sama si ronal, siapa tau, dia emang bener jodoh gue!!" Ucap nanda ketika sarah sudah benar benar pergi.***
Sorenya, sarah harus berangkat ke cafe untuk bertemu dengan marisa dan juga sintia. Perihal pertemuan yang akan dilakukan besok.
" Nanda!!" Sarah membuka pintu kamar nanda. Dan tampak, cewek itu sedang duduk sofa dekat jendela kamarnya.
Nanda menoleh ke sumber suara.
" Mama mau ke cafe!"
" Lagi hujan nih, awet banget nggak berenti!" Ujar nanda.
" Ya mama kan, pake mobil!"
Nanda mengangguk.
" Kamu nggak papa dirumah?"
" Nanda ikut yah?"
" Tapi kamu masih sakit tuh!"
" Udah lumayan kok, mah! Nanda takut sendirian dirumah!"
" Yaudah, nggak usah ganti piyama nya. Ambil jaket aja langsung, diluar dingin!!"
Nanda tersenyum dan mengangguk.
" Mama tunggu di mobil ya!" Ujar sarah yang kemudian beranjak pergi.
YOU ARE READING
TERJEBAK
Teen FictionBanyak yang bilang. Jangan mencintai orang, yang mengangap mu seperti orang biasa. Banyak pula yang bilang. Cintai dia yang membuat mu bagaikan seorang Ratu. Ada pula yang bilang. Kebahagiaan kita yang tentukan. Semua yang terjadi terlalu rumit unt...