BUCIN

1 2 0
                                    

Langkah nanda seketika berhenti, saat dirinya teringat bahwa ia lupa membawa ponsel.
" Aduh..... Bego banget sih, gue!!!" Ucapnya sambil menepuk nepuk jidat berkali kali.
" Gimana ya ini?" Lanjutnya lagi sembari menggigit ujung kuku ibu jarinya. Diwaktu yang bersamaan, bel masuk pun berbunyi. Jadi, mau tidak mau nanda harus masuk kelas dan melupakan perihal ponselnya yang ketinggalan.
" Ah.... Sialan!!" Kesalnya dengan langkah malas menuju kelas.

Mobil rara sudah terparkir rapi di halaman parkir kantor, saat hendak membuka sabuk pengaman, mata cewek itu dengan tidak sengaja melihat mobil nissan putih memasuki halaman kantor.
" Itu mobil yang pernah nganter, karisa bukan sih?" Ucapnya penuh tanda tanya. Rara tak jadi turun dari mobil, dia pun menyaksikan siapa pemilik mobil yang yang akan turun. Dan tepat, itu adalah mobil milik geri.
" Geri? Dia ngapain, ya?" Ujar rara lagi, yang masih penasaran dengan orang yang diantar oleh geri pagi itu. Rasa penasaran pun terbayar, saat geri membukakan pintu untuk citra.
"O.... Citra? " Gumamnya.
Rara pun mengangguk angguk kemudian turun dari mobilnya, dan segera memasuki kantor.

" Gue rasa, lo gak perlu lagi deh ngantar jemput gue, ger!" Ucap citra setelah turun dari mobil milik geri.
" Gak usah banyak protes, gua ngelakuin ini semua tulus dari hati gue, cit."
" Tapi jadinya, gue yang nggak enakan sama lo!"
" Lagian ini keinginan gue, bukan permintaan lo! Mending lo masuk! Ntar malem gue jemput!" Suruh geri, karena dia tidak ingin ada basa basi lagi antara dirinya dan citra.
Citra hanya mengiyakan dan segera memasuki kantor. Setelah dilihatnya citra sudah benar benar memasuki kantor, barulah geri masuk ke dalam mobil dan beranjak pergi.
" Bareng geri?" Pertanyaan langsung mendarat ke telinga citra saat dirinya baru sampai dan mendudukan bokong di kursi kerja miliknya.
Citra menoleh ke arah indah mengangguk, sembari tersenyum singkat.
" PDKT-an?" Tanya indah yang jemarinya menari nari lincah di atas tombol komputer dengan mata yang tetap fokus.
" Ck... Nggaklah ndah!" Singkat citra yang juga sibuk mengecek berkas berkas untuk di bawa ke ruangan rara.
" Lalu?"
" Cuman nganter kok! "
" Harusnya lo bisa peka, cit! Peka sama perlakuan geri ke lo!" Arah pandang indah beralih ke citra.
" Peka apaan sih, ndah?" Bantah citra yang tetap sibuk dengan pekerjaannya.
" Ya peka, kalo geri itu suka sama lo!" Terka indah tanpa basa basi.
" Indah! " Citra menatap. " Gue udah punya dean!" Bantahnya.
Indah tertawa saat mendengar kalimat citra.
" Ketawa lagi?" Gerutu citra dengan tatapan sinis yang mengarah ke wajah indah.
" Kayak dean lo masih nyebut dia pacar? " Celetuk indah.
" Maksud lo apasih? Gue sama dean tuh masih ada harapan!" Citra masih tetap membela.
" Lalu apa buktinya? Harapan doang? Lo yakin, dean masih mau sama elo? Cit... Cit... Dari sini tuh harusnya lo udah bisa milih, mana yang pantes dan terbaik buat elo!" Ujar indah.
" Lagian gue sama geri cuman temenan kok, dari jaman kita SMP dulu. Lo juga tau itu!" Bantah citra.
" Iya. Dari SMP juga kan, geri nyimpen rasa ke elo?" Jelas indah.
Citra kembali menatap indah.
" Maksud gue udah jelas cit, dia pasti tau, lo sama dean lagi udahan. Makanya dia coba buat deketin elo!" Jelas indah lagi, seakan tau apa maksud dari tatapan citra.
" Indah udah deh!"
" Terus aja lo genggam duri. Yang ada kan sakit sendiri!" Gerutu indah.
" Ya gue harus gimana  sekarang?" Celetuk citra resah.
Indah menatap. " Buka hati lo buat geri, neng!"
Jelas indah yang kembali fokus pada komputernya.
Citra terdiam sesaat. Dirinya pun dengan segera mengambil berkas berkas yang sudah ia selesaikan semalam, hendak beranjak dari kursi.
Mata indah sesaat melirik aktivitas citra.
" Mau kemana?" Tanya indah.
" Keruang mbak rara!" Jawab citra yang langsung beranjak pergi membawa berkas berkas penting ke itu ruangan rara.

                             ***

Seperti biasa. Nelly, nanda, tasya, ayu, dan karisa selalu makan bersama di kantin. Meskipun, kelas mereka berlima itu beda beda.
" Kenapa lo, nan?" Tanya karisa sambil mengaduk minuman pesanannya.
" Handpone dia ketinggalan di rumah!" Sambung nelly, yang matanya tak lepas dari ponsel miliknya.
" Faktor U, ya?" Olok ayu sambil mengunyah snack ditangannya.
" Ah bacot lu!" Celetuk nanda yang dengan cepat menyambar snack dari tangan ayu, kemudian memakanya. " Kebiasaan deh nih cewek!!" Gerutu ayu.
" Ntar badan lo subur loh, nan!" Sambung tasya.
" Kan yang subur badan gue!" Singkat nanda yang terus mengunyah, tanpa memperdulikan omongan tasya dan ayu.
" Lo pada mau ngomong sampe riko nyatain cintanya ke gue juga, nggak bakal didengerin sama si nanda!!" Sambung karisa.
" CIEEEEE!!!!!!" Keempat cewek itu pun dengan spontanya langsung menyoraki karisa.
" Masih nungguin ni, yeee!!" Goda nanda.
" Eh makan aja! Malah gangguin lagi!" Gerutu karisa.
" Mending lo sisain deh, minuman lo buat gue!"
Sambung nanda lagi.
Karisa menatap nanda dengan tatapan malas, sambil menyerahkan gelas minumannya yang baru ia sedut dua kali.
" Nanti melar loh, nan?" Gawat ayu.
" Ihh. Gue yang melar juga, lagian gak setiap hari kan, gue kayak gini!" Gerutunya penuh masa bodoh. Seketika itu, mata keempat cewek itu menatap malas ke arah nanda.

TERJEBAKWhere stories live. Discover now