8

43 25 1
                                    

Note: Jika terdapat typo atau ada kata yang di ulang tolong dikomentari biar aku perbaiki.

-
-

“Ke rumah gue, ya?”

Venus menarik tangannya dari Selatan kemudian mundur selangkah. “Ogah, ngapain?” tolak Venus. “Mau lo perbudak ya?”

Selatan memalingkan wajahnya kesal. Makin lama Venus ini semakin menyebalkan. “Iya, mau gue suruh kerja rodi,” ujar Selatan bercanda. “Disuruh Bunda.”

Venus mengerjapkan matanya beberapa kali. “Ngapain?”

“Ngapa-ngapain mulu lu ah, kayak nggak ada kata lain!”

“Ya lu sih, kagak jelas. Kalau ngomong itu langsung to the point aja!”

Selatan mengusap wajahnya kasar, banyak nanya memang Venus ini. Untung Selatan sabar. “kagak tahu gue.”

“Tadi Bunda cuman nyuruh gue ajakin elo datang ke rumah,” jelas Selatan. “Bunda tadi bilang gini, 'Tan nanti ajakin calon mantu ke rumah ya' gitu.” Selatan menirukan logat bundanya.

“Siapa tau aja bukan gue.”

“Au ah, orang tadi bunda nyebutnya elu, bukan Vanisha.”

Venus menghembuskan nafasnya pelan. “Kapan-kapan aja ya, gue belum izin sama Mama.”

“Lagian Mama lo juga nggak bakal nyariin.” Selatan tertawa mengejek kembali meraih tangan Venus menariknya menuju parkiran.

“Yeuu... Sotoy lu!”

Sesampainya di parkiran, Selatan langsung nangkring di atas motor memakai helm, kemudian memberi kode agar Venus naik.

Venus belum juga naik. Selatan geram, ia memencet klaksonnya hingga membuat Venus terlonjak kaget.

“Kaget, setan!”

Selatan berdecak, “Cepetan naik, jangan banyak bacot,” ujar Selatan tak sabaran.

Venus mendengus lalu menaiki motor besar Selatan. Selatan langsung memacu motornya dengan kecepatan sedang, tidak seperti beberapa hari yang lalu sampai membuat Venus hampir kejengkang.

****

Assalamualaikum, Selatan pulang!” Selatan langsung menarik Venus untuk masuk ke dalam rumah.

Si pemilik tangan dan berdecak kemudian menarik tangannya dari genggaman Selatan. “Hobi banget lo narik-narik!”

“Kalau nggak ditarik lu suka cosplay jadi patung, sih,” ujar Selatan. “Bun, Selatan pulang bawa calon mantu, nih.” Selatan berteriak. Melempar tasnya sembarangan. Tas itu melayang seperti tanpa beban, palingan juga tak berisi apa-apa. Salah satu kebiasaan Selatan, suka meninggalkan bukunya di laci sekolah baik buku paket maupun buku tulis.

Timur menuruni tangga menyibak anak rambutnya ke belakang. “Maap, ya, Bunda lagi shalat tadi.”

Venus tersenyum kemudian menyalami tangan Timur. “Nggak papa, Tante,”

Timur meraih tas Selatan yang ada di lantai, “Taruh di kamar kamu, Tan,” perintah Timur. “Duduk sini, Nus.” Timur menepuk-nepuk sofa di sampingnya.

Gara-gara, Dare!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang