Ch. 9 Penguntit

1.4K 162 23
                                    

Hari ini aku berangkat ke Akademi dengan Sarada, Chou-chou dan Sumire. Dan aku sekarang sedang menceritakan perihal kejadian tiga hari yang lalu. Karena mereka melihat Shino yang tiba-tiba saja meminta maaf kepadaku dikelas kemaren. Padahal aku sudah mengatakan aku sudah memaafkannya, tapi Shino malah masih meminta maaf lagi.

Dan kenapa aku tidak pergi bersama dengan Boruto. Karena anak itu sudah pergi duluan. Jadi, beginilah akhirnya aku bersama dengan trio cewek ini.

"Dasar! karena Boruto dan teman-temannya, kita menjadi membuang-buang waktu." Sarada mengeluh gara-gara hari ini kita harus melakukan piket.

"Tapi mungkin mereka benar-benar ada urusan," ucap Sumire.

Sarada langsung memasang wajah garangnya. "HAH! Jangan percaya mereka. Mereka hanya ingin bolos piket hari ini."

"Sudah-sudah daripada marah-marah. Lebih baik setelah pulang dari Akademi mending kita bersenang-senang, bagaimana?" ajakku kepada mereka. Yah aku lagi bosan saja di rumah.

"Hm, setuju. Sebelum itu kita harus membeli makanan yang banyak," jawab Cho-cho dengan air liur yang menetes. Entah makanan apa yang dibayanginnya.

Sumire tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya. Dan itu membuat kita bertiga ikut berhenti. Sumire nampak melihat ke arah belakangnya. Aku bertanya kepadanya, "Ada apa?"

"T-tidak, hanya saja aku merasakan ada yang memperhatikanku," ucap Sumire penuh dengan keraguan serta mata yang tidak berhenti melirik kesana-kemari.

Cho-cho juga menengok ke arah belakang. "Tapi tidak ada siapa-siapa."

Aku mencoba membuat Sumire berpositif thinking. "Mungkin, hanya perasaan kamu saja."

"I-iya, kayaknya." Lirihnya yang masih tetap cemas.

Sarada mengajak kita untuk berjalan kembali. Dan kami mengikutinya. Setelah beberapa langkah, tiba-tiba saja kami berempat merasakan hawa keberadaan seseorang tepat di samping Sumire.

Segera kami bergerak menjauh. Aku dan Sarada segera mengeluarkan kunai. Cho-cho membesarkan tangan kanannya. Dan Sumire dengan kuda-kudanya.

"Siapa?!" kataku sambil melihat sekitar kami. Namun, tidak melihat siapapun.

Kami perlahan mengendurkan pertahanan kami. Dengan masih menatap waspada ke sekeliling kami.

Aku mencoba tetap tenang. Dan mengajak mereka untuk segera pergi ke Akademi. Dan akhirnya kami berempat memilih berlari agar cepat sampai di Akademi.

Selama pelajaran berlangsung, aku mencoba mengingat siapa yang menguntit Sumire. Tapi nyatanya, aku malah lupa lagi orangnya. Hadeh, aku gak berguna sekali.

Setelah selesai, aku dan para murid perempuan lainnya sedang berkumpul bersama. Karena pelajaran terakhir baru saja selesai.

Aku melihat Cho-cho sedang menyubit dan sesekali mengelus pipinya yang tembem itu. "Apakah badanku sudah keliatan kurus?"

Aku dan yang lainnya hanya sweatdrop mendengar pertanyaannya. "Entahlah," Jawab Saradan dengan senyum meringis.

"Eh iya, apa penguntit itu masih mengikuti kalian?" tanya Namida, cewek dengan berambut berkepang dua itu dengan penasaran.

"Kami hanya bisa merasakan ada orang yang mengikuti kami. Tapi kami tidak bisa melihatnya," jawab Sarada dengan raut muka yang serius.

"Yang menjadi masalah kenapa orang itu mengikuti kami. Padahal kita bukan siapa-siapa, artis saja bukan." Sebenarnya aku mengetahui alasan aslinya, tapi ya biar tidak ada yang mencurigai diriku kalau aku sudah tau semuanya. Meskipun aku kadang lupa. Hiks.

Into the Boruto's World (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang