Ch. 10 Ghost?

1K 121 24
                                    

Saat ini aku dan dua rekan boruto yang tak lain yaitu Shikadai dan Mitsuki sedang memperhatikan Boruto yang –katanya—sedang melatih mata ajaibnya. Aku sebenarnya tidak mau ikut dengan mereka namun karena Boruto yang memaksaku alias menyeretku untuk ikut dengannya. Padahal harusnya sekarang kami sedang berada di akademi. Belajar dengan sensei, tapi karena si kuning ini kami terpaksa bolos.

Hm… ngomong-ngomong ini pertama kalinya aku bolos seperti ini. maklum kan aku anak rajin hehe.

Kembali lagi ke kondisi saat ini. Lama-lama aku bosan juga memperhatikan boruto yang sedang menatap pemandangan desa diatas salah satu gedung tinggi. Mata Boruto bahkan sudah memerah karena sedari tadi melotot tidak jelas.

“Boruto sudahlah hentikan ini,” bujukku agar Boruto menyerah atas kelakuannya. Namun, Boruto malah menghiraukanku. Dan itu sukses membuatku sebal.

“Apa kau melihat sesuatu?” Tanya Mitsuki.

“Tidak masih belum,” jawab Boruto sambil memasang ekspresi serius. Tapi itu malah membuatku ingin memukulnya.

“Mungkin kau terlalu memaksakan diri,” kata Shikadai.

“Mataku ini adalah lambang harapan! Aku tidak akan pernah meleset!” seru Boruto dengan penuh semangat dan percaya diri seperti akan menemukan sesuatu.

Melihat itu aku menduga kalau ini akan lebih lama lagi. Jadi aku memutuskan untuk pergi duluan saja. Daripada disini hanya duduk diam lebih baik aku pergi ke pusat perbelanjaan saja. Cuci mata dan siapa tau aku akan menemukan jodohku nanti.

“Hah… sudahlah aku pergi duluan saja. Bosan lama-lama disini. Kalian saja yang teruskan,” ujarku sambil berlalu pergi.

“EH! Ayumi! Kau mau pergi ke mana?”

Mendengar pertanyaan dari Boruto aku menghentikan langkah kakiku. Dan membalikkan tubuh menghadapnya.

“Aku akan pergi ke pusat perbelanjaan. Daripada disini diam seperti patung, tidak melakukan apa-apa sangatlah membosankan. Lebih baik aku cari yang membuatku senang seperti melihat cowok tampan misalnya,” jawabku.

“Hee…”

Aku melirik ke arah kananku ketika mendengar suara lirih itu. Dan mendapatkan sepasang mata hijau tua yang tajam sedang menatapku. Sedangkan, aku membalasnya dengan tatapan seperti ‘apa? Emangnya salah?’

Aku menengok kembali ke arah Boruto. Dan melihat anak laki-laki itu sedang menatapku dengan bibir mengerucut seperti bibir bebek. “Heleh ayumi tidak asik!”

“Emang aku bukan anak yang asik. Makanya aku pergi duluan. Jaa nee..” berlalu pergi sambil melambaikan tangan kananku kepada mereka.

“HEEE! AKU IKUT AYUMI!”

Mendengar langkah kaki sedang mengejar dibelakangku membuatku menghela napas dengan kasar.

Dasar.

Setelah asik berkeliling dan jalan-jalan di pusat perbelanjaan akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing. Meskipun disaat pulang ini aku harus menelan kekecewaan.

Kenapa?

Alasannya karena aku marah kepada Boruto dan Shikadai. Asalkan kalian tau disaat di pusat perbelanjaan itu aku sempat berkenalan dengan cowok tampan. Ini beneran loh. Padahal aku tadi iseng aja sih, eh ternyata malah kenyataan. Namun sayang sekali, Karena tingkah laku menyebalkan dari Boruto dan Shikadai—yang entah kenapa menjadi menyebalkan—ikutan juga. Menghancurkan segalanya. Kalau mengingatnya lagi malah membuatku sebel.

Aku menutup kedua kupingku karena muak mendengar Boruto mengucapkan permintaan maaf. Dan Karena udah muak, aku menghentikan perilakunya. “Mou.. sudahlah Boruto. Iya-iya aku maafin. Dan sekarang diamlah!”

Into the Boruto's World (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang