Part 9

175 19 2
                                    

          
                      ~MASA LALU~

     Aku menghirup nafas ku kasar,kuhempaskan tas ransel milik ku dan berbaring diatas rumput hijau.langit tampak cerah,disertai angin sejuk yang menerpa kulit wajahku suasana tampak tenang tapi tidak dengan fikiranku .sekali lagi aku menghirup nafas gusar pikiranku saat ini sangat kacau ah~rasa nya ingin meledak aku tertawa.sungguh,aku tertawa menertawai kisah hidupku yang tanpa arah ini.

Aku iri,pada mereka yang dapat mudah tertawa tanpa beban meski aku tau mereka juga pasti sedang menanggung beban dipundak mereka. tapi masih bisa menemukan setitik kebahagian.dan aku?aku tak bisa,rasa nya sangat sulit bagiku untuk menemui kebagian ku sendiri

"Ah~eomma,appa..bagaimana kabar kalian disana?"ucapku pelan menatap langit

"Kalian jahat,mengapa tidak mengajak ku pergi bersama kalian?"tanya ku lagi dengan nada kesal.

Aku terdiam, pelan ku tutup kedua mataku dan membayangkan mereka masih bersamaku.eomma memelukku dan tersenyum hangat padaku.mengelus surai milikku dan ayah yang sedang melihat kami tersenyum hangat.ah~sungguh aku merindukan kehangatan keluarga hanya ini yang bisa mengobati rasa rinduku pada kalian.

Tak selang beberapa menit Jimin terkejut,mendengar suara mobil yang menghantam pembatas jalan.ia membuka mata dan melihat seorang remaja smp terjatuh ku rasa ia pingsan banyak kerumunan disana Jimin segera berdiri berjalan cepat menghampiri gadis itu yang terbaring lemah disana ada banyak darah dan jujur Jimin sedikit trauma dengan darah.tanpa pikir panjang ia menyingkirkan rasa takutnya,menghampiri gadis itu dan memberi nafas buatan serta memompa dada gadis itu Jimin berteriak.

"SIAL!!APA YANG KALIAN LIAT HUH!!?CEPAT PANGGIL AMBULANCE!!

Jimin terus berusaha membuat gadis itu sadar,tak lama gadis itu sedikit membuka mata dan melihat Jimin.

"Tetaplah sadar oke?!bantuan akan segera tiba!."ucap Jimin ia mengangkat kepala nya menatap sekeliling untuk melihat keadaan.ia kesal mengapa Ambulance tak segera tiba

"BAJINGAN!!"jimin berteriak tampak panik saat ia kembali menatap gadis itu yang mulai menutup mata nya kembali tangan nya sudah dipenuhi bercak darah segera ia menepuk pipi gadis itu dan memberi nafas buatan.mata Jimin berkaca kaca sungguh ia tak ingin lagi melihat kematian.

"Aku mohon Hiks..te-tetaplah sadar.."Jimin menarik nafas panjang dan kembali memompa dada gadis itu tapi semua nya percuma gadis smp itu menutup mata nya untuk selama nya.Jimin menggeleng berteriak dan terus memberi bantuan pada gadis itu.

"TIDAK!!TIDAK.. BANGUN LAH AKU MOHON Hiks.."air mata Jimin jatuh membasahi pipi gadis itu dengan dada yang naik turun jimin terus berusaha untuk menyelamatkan nya.hingga seorang pria menarik tangan jimin berteriak bahwa gadis itu sudah tak bisa terselamatkan.
pria park itu menatap tajam kearah pria yang meneriaki nya dan menghempaskan tangan pria itu yang memegang lengan kanannya.

Jimin terduduk,menatap gadis itu lesu air mata nya hampir jatuh sekali lagi ia gagal menyelamatkan seseorang sekali lagi ia kembali melihat kematian.
hingga beberapa menit Ambulance pun datang Jimin tersenyum miris mengapa mereka datang saat semua nya sudah terlambat.petugas medis menghampiri Jimin dan gadis itu.

"Kau baik baik saja tuan?"ucap petugas medis itu meraih pundak kanan Jimin.

Dalam hati Jimin tersenyum lucu apakah sekarang baik baik saja?

Jimin menatap tajam kearah petugas medis yang sedang mempersiapkan alat medis.pria park itu berdiri membiarkan cairan merah itu menghiasi baju sekolah miliknya dan kembali ketempat semula untuk mengambil tas ransel milik nya.

My obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang