Part 10

196 28 2
                                    

               
                     ~MENUNGGU~

      
      Hujan semakin lebat membasahi kota Seoul,kesekian kalinya Jimin hanya diam memandang jendela dan duduk tepat memandang lurus kearah luar dengan pandangan kosong.sulit bagaimana ia harus bertahan dikala setiap goncangan masalah terus menghampiri pria bermata sipit itu Jimin tersenyum renyah mendongak dan menatap langit-langit perusahaan miliknya sampai ia tak tahu bagaimana rasanya menjadi remaja yang sebenarnya karena dia adalah anak tunggal dikeluarga Park dan itupun sudah menjadi tugasnya untuk melanjutkan perusahaan orang tuanya Jimin rela mengorbankan masa remajanya demi menghargai kerja keras orang tuanya membangun perusahaan itu.

Lalu ia memejamkan mata,mengambil napas dalam-dalam untuk sekedar membuang sedikit stres yang sudah menumpuk didalam kepalanya.entahlah ini yang sering Jimin lakukan tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk pelan dan bersamaan suara Kim Taehyung memanggil namanya Jimin tak bergeming masih setia pada posisinya dan hanya menginstruksi lewat suara.

"Ada apa Kim?"tanya Jimin tanpa melihat kearah Kim Taehyung yang lagi berjalan kearahnya.

Taehyung berhenti memberi sebuah berkas berwarna merah pada Jimin,Pria itu menerimanya membuka dan melihat setiap data tiba-tiba keningnya mengkerut kembali membuka setiap lembar berkas dengan cepat lalu membuang berkas itu kelantai dan menatap Taehyung marah.

"Mengapa pemasukan perusahaan semakin menurun Tahun ini.Kim Taehyung?!"tanya Jimin yang berdiri dari bangku kebesaran miliknya dan menatap pria itu nyalang mengepal tangan hingga kuku tanganya memutih.

Taehyung yang awalnya memandang kebawah lantai kini menatap Jimin penuh atensi.

"Maaf pak.para investor membatalkan untuk bekerja sama dengan kita saya juga tidak tahu alasan mereka menariknya kembali dan clien juga sama mereka membatalkan membeli bangunan yang ada dijeju"ucap Taehyung

Jimin terduduk,meremas Surai hitamnya kasar menutup mata dengan pusing yang menari-nari dikepalanya.

"Pergilah"ucap Jimin Pelan

Taehyung tak bergeming dia tau bahwa di kantor dia harus profesional tapi ia tak bisa mengabaikan bahwa Jimin sahabat yang dianggap saudara itu sedang sangat membutuhkan seseorang.

"Jimin-ah,aku tau kau sedang tidak baik-baik saja,tapi ingatlah jangan menyerah ditengah jalan.ingat ada orang yang ingin kau bahagiakan bukan?kadang masalah lah yang akan membuatmu berada dijalan yang benar"Hanya itu yang dapat Taehyung lakukan mencoba menenangkan sang sahabat.

Jimin berdiri menatap Taehyung kacau matanya sedikit berair tapi pria itu menahannya agar tak keluar ah~sangat memalukan jika dia ketahuan cengeng dan sekarang yang ia lakukan berjalan pelan kearah Taehyung menepuk pelan pundak sang sahabat dan berlalu begitu saja.diperjalan Jimin sedikit melajukan mobil sport hitam miliknya membela hujan dengan air mata yang tak dapat dibendung,sesak sekali lagi sesak disana kemudian pria itu memberhentikan mobil miliknya dipinggir jalan menarik napasnya kasar menangis sekencang-kencangnya hingga tanpa dia sadari tangan pria itu memerah akibat memukul kemudi mobil keras.

"KENAPA..!!KENAPA AKU YANG HARUS MENERIMA SEMUANYA..!!APAKAH KAU SEBEGITU MEMBENCIKU.!!APA AKU TAK PANTAS HIDUP..!!"Jimin berteriak memukul kepala keras lalu kembali berteriak tangisnya pecah pada malam itu.

"Tuhan...jika kau sungguh membenciku..ambil tubuhku jangan membuat seperti ini Hiks...aku lelah Hiks.."Jimin terus menangis sungguh dia sangat kacau sekarang tiba-tiba dia teringat pada Nara,ya...dia hanya perlu datang dan berkeluh kesah pada gadis itu.

My obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang