〖 Part 02 〗

574 98 14
                                    

"Ohh jadi ini di masukin ke sini?"

"Nah iya, sebelum dimasukin, jangan lupa di kasih ini sedikit, jadi pas masuknya gak terlalu susah"

"T-tapi ini gede kak, gimana dong? Lubangnya juga kecil banget..."

"Ya makanya pelan-pelan aja masukin nya! Lagian, kata siapa lubangnya kecil?! Lubangnya aja gede gitu kok!"

"Ya udah mana minyaknya?" yang dititah mengambil minyak masak lalu memberikannya.

"Sedikit aja jangan banyak-banyak" yang dititah mengangguk paham.

"Kamu lama banget sih nuangnya!" ucapnya kesal dan mencoba mengambil alih. "A-akh! S-sakit kak!!"

"Ya makanya sini sama kakak aja!" ucapnya dan mengambil alih daging kalkun yang akan dimasak untuk hidangan makan malam nanti. Ya keduanya sedang memasak. Dan kebetulan sekarang keduanya sedang memasukkan bahan-bahan untuk mengisi kalkun tersebut.

Setelah semua isian masuk ke dalam rongga perut daging kalkun tersebut, sang kakak berkacak pinggang lalu menoleh menatap sang adik. "Tuh, cuman gini aja kamu lama banget!"

Yang dibentak tak terima, ia pun mengerucutkan bibirnya. "Ya orang tadi susah kak! Mana tangan aku masih sakit lagi gara-gara kena pisau tadi..." ucapnya memelas sembari menatap ke arah jarinya yang terluka. 

"Trus di apain sekarang?" lanjutnya bertanya, sembari menatap kembali sang kakak.

Sang kakak pun membawa nampan yang terdapat daging kalkun di atasnya. "Di makan" sang adik pun kembali mengerucutkan bibirnya kesal mendengar hal tersebut. Sedangkan sang kakak memasukkan daging kalkun lalu menyetel waktu pada oven.

"Ya di panggang di dalam oven dong Beomgyu sayang~" ucap sang kakak lagi dengan lembut, menutupi kekesalannya. Beomgyu pun ber oh ria dan mengangguk sebagai respons.

"Dah, sini mana yang kena pisau tadi, udah disembuhin belum?" Beomgyu menggeleng. "Cuci dulu lukanya" titahnya dan diangguki oleng sang adik.

Sang kakak pun pergi untuk mengambil kotak P3K di sebelah rak gantung. Setelahnya, ia membawanya lalu duduk di sebelah sang adik yang sudah selesai membersihkan lukanya.

"Mana jarinya yang sakit" ucapnya dan Beomgyu pun menjulurkan jarinya.

"Kamu tuh, dibilangin kalau pake pisau yang bener, ini malah gaya-gayaan gak jelas kek power ranger!" ucapnya membentak sang adik yang malah tersenyum dan terkekeh, seperti tak memiliki dosa sama sekali.

"Kak Yeonjun ke sini gak?" Tanya sang kakak di sela mengobati sang adik.

Beomgyu menggeleng. "Gak tau, katanya bakal dateng" ucapnya lalu menunduk menatap jarinya yang tengah diobati oleh kakaknya. Sedangkan sang kakak hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Taehyun?"

Beomgyu mendongkak perlahan. "H-hah...?"

"Taehyun dateng juga gak? Udah lama dia gak main bareng sama kamu. Seringnya cuman belajar bareng kan ya?" Beomgyu terdiam lama, membuat sang kakak heran. Ia pun mendongakkan sedikit kepalanya untuk menatap wajah sang adik.

Mendapati wajah sang adik yang menunduk terdiam itu membuatnya semakin heran. "Kenapa?" Beomgyu menggeleng, masih dengan kepala yang tertunduk.

Sang kakak menghela nafas kecil lalu kembali memfokuskan dirinya pada luka di jari adiknya. "Kamu tuh kalau ada masalah, cerita sama kakak. Kakak itu kakak kamu, bukan pelaku penculikan" ucap sang kakak lembut namun tegas. Membuat Beomgyu terkekeh kecil.

"Kenapa?" tanya sang kakak lagi.

Beomgyu yang, kembali, mengerucutkan bibirnya karena kesal pun menarik napas sebelum menjawab. "Taehyunsibuksamapacarnya" ucapnya cepat dengan nada jengkel, membuat sang kakak terkekeh pelan.

Marriage at YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang