Bab 2

10K 917 11
                                    

Haechan menatap Hyunjin dengan tajam. Matanya tak teralihkan barang sedetikpun. Rasanya jika mengedipkan mata sekali saja membuat Hyunjin menghilang dari pandangannya.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu? Gue colok mata lo ya!" kata Hyunjin kesal. Pasalnya dirinya risih jika ditatap seperti seorang penjahat.

"Ngapain lo deketin Ayen?" tanya Haechan datar.

"Apa masalah lo kalau gue deketin Ayen?" sungguh Hyunjin merasa kesal.

"Kenapa lo gak bilang ke gue?" Tak menjawab pertanyaan Hyunjin, Haechan pun kembali bertanya.

"Emang kenapa sih kalau gue mau deketin Ayen? Kok lo yang ribet banget?" Haechan benar-benar marah pada Hyunjin saat ini. Ia adalah sahabat Hyunjin sekaligus teman kecilnya, tetapi mengapa Hyunjin tak bercerita padanya? Bahkan Haechan tahu semua ini dari Felix, sepupunya dan sahabat Ayen.

Memang ini bukan masalah besar, tetapi mengapa Hyunjin tidak terbuka padanya? Apa hanya Haechan yang merasa bahwa Hyunjin itu orang terdekatnya? Hm.

Haechan terdiam. Ia mengambil tas miliknya dan bangkit menuju meja Mark, sang ketua kelas.

"Mark, gue duduk disini sama lo ya? Jaemin biar pindah ke tempat gue, disebelah Hyunjin." kata Haechan.

Mark yang merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan sepasang sahabat itu pun menatap Haechan dan Hyunjin bergantian. "Boleh aja, Jaemin hari ini gak sekolah."

"Thanks ya." kata Haechan lalu menaruh tas dibangku kosong sebelah Mark. Saat ingin duduk, tas dan tangannya dicekal oleh Hyunjin.

"Apa-apaan lo? Gak, lo tetep duduk dibangku lo ya! Kenapa pindah segala sih?" Hyunjin sebenarnya bingung dengan sikap Haechan padanya.

"Emang kenapa sih kalau gue mau pindah duduk deket Mark? Kok lo yang ribet banget?"

Skak mat.

Hyunjin pun bungkam. Tak lama kemudian, Jeno pun datang memasuki kelas untuk mengajar bahasa Inggris.

"Ada apa ini? Hyunjin, Haechan cepat duduk dibangku kalian masing-masing." kata Jeno.

"Baik Mr." jawab mereka. Akhirnya mereka pun duduk ditempat masing-masing.

Jeno pun merasakan seperti ada sesuatu diantara Haechan dan Hyunjin karena wajah mereka terlihat murung satu sama lain. Sepertinya mereka bertengkar, pikir Jeno. Dasar anak kecil.

Pelajaran hari ini pun berjalana seperti biasa, namun rasanya sedikit berbeda. Biasanya saat Jeno mengajar, Haechan akan menatap wajah tampan miliknya dan memberikan gombalan receh kepada sang guru.

"Baiklah, sebelum mengakhiri pelajaran hari ini, Haechan tolong kumpulkan tugas minggu lalu dan bawa ke ruangan saya. Terima kasih." setelah mengatakan hal itu, Jeno pun keluar kelas.

"Lah? Kok gue yang disuruh? Mark, lo aja yang ngumpulin kan lo ketua kelas." Bukannya membuang kesempatan,tetapi saat ini Haechan sangat tidak mood untuk mendekati sang guru tampan itu.

"Lo yang disuruh anjir. Udah sana kumpulin sebelum lo didamprat Mr. Jeno." kata Mark santai.

"Biar gue aja yang ngumpulin." Sahut Hyunjin.

"Gak usah, biar gue aja." jawab Haechan ketus. Ia pun berjalan menuju ruangan Jeno.

"Bro, gue rasa dia lagi marah sama lo deh." kata Mark sambil menepuk bahu Hyunjin pelan.

"Iya bro, tapi gue gak tahu salah gue apa." terlihat sekali wajah frustasi Hyunjin saat ini.

"Coba deh lo pikirin, kira-kira salah lo dimana." Mendengar nasehat dari Mark, Hyunjin pun mengangguk. Sepertinya ia harus bertanya pada Felix.

- n o h y u c k -

Happy birthday Hyunjin!
maap telat, huhu

Nanti apdet lagi isi momen nohyuck, hehe

Fuck Me [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang