Bab 6

10.4K 981 164
                                    

Di sinilah Jeno sekarang, duduk manis di sofa ruang tamu milik murid kesayangannya, Lee Haechan. Setelah mengantarkan Haechan, hujan turun semakin deras sehingga membuat Jeno susah melihat jalan. Haechan menawarkan Jeno untuk singgah, mau tak mau sang guru pun mengiyakan.

"Ini minumnya, Mr. " kata Haechan memberikan kopi untuk Jeno.

"Hm, terima kasih."

"Ah, aku ke kamar dulu ya Mr, mau ganti seragam." Setelah mengatakan itu, Haechan pun memasuki kamarnya dan mulai berganti pakaian.

Lelaki manis itu memang ada saja kelakuannya, ia menghunakan kaos putih kebesaran dan celana super pendek sehingga menampilkan paha mulusnya. Ia benar-benar mendambakan Jeno untuk masuk ke dalam selimut di ranjangnya. Cuddle istilah kerennya.

Kalau lebih juga Haechan gak masalah, ngewe misalnya.

Ia juga membawakan baju ganti untuk Jeno, baju kaos dan celana trening. Ia kasihan melihat Jeno yang masih memakai pakaian yang agak basah terkena hujan saat masuk ke rumahnya.

Langkahnya terhenti tepat di depan sang guru. Lalu ia memberikan baju ganti tersebut. "Mr. bisa pakai bajuku."

"Tidak usah Lee Haechan." tolak Jeno datar. Tapi pandangannya tak lepas dari paha mulus sang murid.

"Cepat ganti bajunya, atau kau mau aku yang menggantikannya disini?" kata Haechan kesal. Ia sedang berbuat baik lho, ia juga khawatir jika Jeno sakit.

"Ck, baiklah. Terima kasih. Dimana toiletnya?" tanya Jeno.

"Di sana." kata Haechan sambil menunjuk pintu toilet. Dengan langkah gontai, Jeno pun memasuki toilet.

"Padahal aku serius ingin menggantikan bajunya." gerutu Haechan.

Tiba-tiba ide gila muncul di dalam otaknya, ia berjalan ke depan toilet. Ia pun membuka pintu yang untungnya tidak di kunci oleh Jeno. Dengan kecepatan kilat, ia masuk. Matanya benar-benar dimanjakan sekarang. Ia melihat punggung tegas milik sang guru. Sangat kokoh dan kuat.

Seolah terhipnotis, ia berjalan mendekat dan memeluk Jeno dari belakang. Kepalanya bersandang pada punggung itu. Jangan lupakan Jeno yang masih terkejut sejak kapan Haechan berada di dalam sini bahkan sampai memeluknya.

"Lee Haechan." panggil Jeno datar.

"Hm,?" guramnya. Ia semakin memeluk Jeno erat. Tangannya tak tinggal diam dan meraba otot yang sudah terbentuk di perut milik sang guru.

"Lepaskan." desis Jeno. Ia benar-benar menahan hasratnya jika berhadapan dengan lelaki manis ini.

"Memangnya kenapa?" tanya Haechan pelan. Tangannya semakin liar, turun ke bawah dan sampai di depan gundukan milik Jeno.

"Jangan main-main denganku, Haechan!"

"Aku sedang tidak bermain apapun, daddy." kata Haechan polos. Tangannya meremas gundukan itu. Oh tidak, Jeno benar-benar sudah hilang kesabaran sekarang. Tangan Haechan sudah dicekalnya kuat sehingga sang pemilik meringis pelan.

"Ahh, sakit.."

Dengan kasar, Jeno membalikkan tubuhnya dan mendorong Haechan hingga bertabrakan dengan tembok. "Aw.."

"Kau ternyata benar-benar ingin ku perkosa ya?" Bisiknya di telingan Haechan.

"Ayo cepat perkosa aku, daddy! Buat aku mendesah di bawah kukunganmu." balas Haechan dengan sensual. Tak lupa ke dua tangannya melingkar di leher yang lebih tua.

"Benar-benar jalang rupanya."

"Aku jalang hanya untukmu, daddy."

Tak ingin membuang waktu lagi, Jeno mencium bibir Haechan dengan ganas. Bibirnya dilumat sehingga menghasilkan suara decakan yang begitu nyaring. Lidah saling bertautan seolah tak ingin melepaskan satu sama lain. Tangan Haechan semakin mendorong kepala Jeno agar ciumannya semakin dalam. Tak lupa juga remasan di rambut Jeno untuk meluapkan rasa nikmatnya.

"Eughh..."

-tbc-

hai penumpang kapal nohyuck!
siapa yang kangen sama ff ini?

Fuck Me [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang