Bab 3

10.4K 975 91
                                        

Tok tok tok

Suara pintu terdengar dari luar, Jeno pun membukakan pintu. Dilihatnya Haechan yang membawa tumpukan kertas ditangannya. Ia berjalan menuju kursi miliknya dan mendudukkan dirinya disana.

"Taruh saja dimeja saya."

"Baik Mr." kata Haechan. Setelah meletakkan tumpukan kertas itu, ia ingin keluar dari ruangan Jeno, namun sebuah tangan menahannya.

"Eh-"

"Ada apa Mr? Ada yang perlu saya lakukan lagi?" kata Haechan bingung.

"Duduklah."

"Ah, baik Mr." kata Haechan. Saat ia ingin mendudukkan dirinya disofa, perkataan Jeno setelahnya membuat dirinya terdiam.

"Siapa yang menyuruhmu duduk disana? Duduklah disini." kata Jeno sambil menepuk pahanya.

Semburat merah muncul dipipi gembulnya. Apa Haechan tak salah mendengar? Gurunya yang tampan itu menyuruhnya duduk dipangkuannya? Gila saja! Mana mungkin Haechan menolak rejeki!

Haechan sudah ada dihadapan Jeno. Ia bingung harus apa sekarang. Haruskah ia langsung duduk dipangkuan sang guru? Tapi rasanya sangat canggung!

"Kenapa diam saja? Cepat duduk, Lee Haechan." Mata Jeno menatap manik indah milik Haechan. Tampaknya sang murid terlihat gugup. Ternyata hanya sebatas ini nyali muridnya itu.

Ditariknya tangan Haechan sehingga dirinya jatuh dipelukan Jeno. Secara refleks kakinya mengangkang menyesuaikan agar dirinya tidak jatuh. Tak lupa juga ia mengalungkan tangan ke leher Jeno.

"Ada apa, hm?" tanya Jeno pelan. Haechan bingung apa yang dimaksud oleh Jeno.

"Dengan Hyunjin." jelasnya lagi.

"Kenapa Mr. bisa tahu?" Haechan terkejut karena Jeno bisa tahu jika dirinya ada masalah dengan Hyunjin.

"Tidak apa-apa. Hanya masalah kecil." kata Haechan sambil mengembungkan pipinya. Sorot matanya tampak redup.

Sebuah tangan mengusap pipi gembul Haechan. "Jika ada masalah seharusnya diselesaikan, bukan malah mendiamkannya. Kasihan Hyunjin terlihat frustasi karena kebingungan."

"Aku kesal dengannya! Hyunjin tidak bercerita padaku jika ia dekat dengan Ayen. Bahkan aku mengetahuinya melalui orang lain. Sepertinya Hyunjin tidak menganggapku sebagai sahabat seperti aku menganggapnya."

Perasaan Haechan campur aduk saat bercerita dengan Jeno. Rasanya ia ingin menangis. Sungguh cengeng dirinya saat ini.

"Berbaikkanlah dengan Hyunjin. Ia sahabat yang baik. Mungkin ada alasan kenapa ia tidak bercerita denganmu, Haechan." kata Jeno.

"Kenapa Mr. peduli padaku?" tanya Haechan penasaran.

"Aku tidak suka jika melihat muridku tidak fokus saat menerima pelajaran yang kuberikan." kata Jeno datar.

"Jadi jika ada murid yang tidak fokus di kelas, Mr. akan menyuruhnya mengangkang didepanmu dan memeluknya?" kata Haechan kesal.

"Ck, kau bodoh sekali."

"Apa! Kau mengataiku bodoh?! Atau jangan-jangan kau sudah menyukaiku ya?" goda Haechan. Ia menatap mata Jeno yang tajam.

"Tidak akan pernah. Tidak usah bermimpi terlalu tinggi." balas Jeno.

Ck, gurunya ini tsundere atau bagaimana sih? Mana ada guru yang memangku muridnya sendiri lalu memeluknya? Bahkan ini masih dilingkungan sekolah!

"Apa susahnya mengaku sih. Mr. Jeno apa tidak tergoda padaku, hm?"

"Atau aku panggil Daddy Jeno?" kata Haechan mengedipkan matanya.

Oh shit!

Sepertinya Lee Haechan tidak akan selamat dari terkaman Lee Jeno.

- n o h y u c k -

Peringatan dari sekarang jika ff ini tidak akan panjang ya

Hehehe

Fuck Me [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang