Hari senin adalah hari dimana para siswa dan guru akan melaksanakan upacara bendera. Biasanya mereka akan mengeluh dan bolos, namun tidak untuk hari ini karena ketua pelaksana upacara bendera adalah idola para siswa.
Guru bukan sembarang guru, namun ketampanan yang tiada duanya membuat para siswa betah untuk menatapnya.
Namanya Lee Jeno atau dipanggil Mr. Jeno. Guru bahasa inggris yang memiliki taraf ketampanan yang luar biasa. Mata sipit dengan tahi lalat di pelipisnya membuat dirinya semakin manis jika tersenyum. Namun sayang, lelaki bermata sipit ini sangat jarang tersenyum.
Para siswa tergila-gila padanya, tak terkecuali Lee Haechan. Saat pertama kali melihat Jeno, Haechan telah menetapkan hatinya bahwa ia akan mengejar cinta sejatinya.
Cuaca cukup terik membuat suasana semakin gaduh. Peluh bercucuran dari pelipis Haechan, bahkan bajunya sudah basah karena keringat. Hyunjin yang berada disebelah Haechan pun berbisik. "Chan, kalau udah gak kuat, mending ijin ke uks."
Haechan menggeleng. Ia tak mau dicap sebagai lelaki lemah. Jika gurunya yang tampan tahu, bisa-bisa jatuh harga dirinya. "Gak, gue masih kuat."
"Lo pasti belum sarapan kan?" tebak Hyunjin. Ia mengetahui seluk beluk sahabatnya itu. Pasti Haechan terlambat bangun karena main games.
"Kok lo tahu?" balas Haechan.
"Kayak gue kenal lo baru kemarin aja." kata Hyunjin sambil memutarkan matanya malas. Haechan pun terkekeh pelan. Memang Hyunjin adalah sahabat sejatinya.
Rasa pening menghampirinya. Pandangannya terasa kabur. "Jin, kayaknya gue gak kuat deh. "
Haechan terjatuh dan pingsan.
Hyunjin refleks menangkap tubuh sahabatnya. Siswa PMR yang sedang berjaga pun membantu Hyunjin untuk membopong Haechan. Seluruh kejadian itu tak lepas dari pandangan Lee Jeno.
"Ck, dasar menyusahkan."
♡♡♡
Hyunjin menunggu Haechan sadar. Melihat sahabatnya terbaring lemah membuat dirinya khawatir. "Kebiasaan banget sih lo, udah tahu hari ini upacara kenapa masih bedagang. Bikin orang khawatir aja sih."
Tangannya menyentuh dahi Haechan yang terasa hangat. Memang kebiasaan Haechan jika terlambat makan pasti akan demam. Obat yang diberikan petugas PMR sudah berada diatas meja, tinggal menunggu Haechan sadar.
Pintu UKS pun terbuka menandakan ada seseorang yang datang.Hyunjin pun berdiri dan memberi hormat kepada gurunya itu.
"Ah, Mr. Jeno."
"Kau bisa kembali ke barisan." kata Jeno datar. Hyunjin tampak ragu meninggalkan sahabatnya berduaan dengan guru bahasa inggrisnya. Jeno yang melihat gerak-gerik Hyunjin akhirnya menghela nafas.
"Saya akan menjaganya. Ini adalah tanggung jawab saya sebagai ketua pelaksana. Kau bisa melanjutkan upacara." Hyunjin pun mengangguk.
"Baiklah, Mr. Saya akan kembali. Mohon jaga Haechan sebentar, jika sudah bangun tolong suruh dia makan dan minum obat. Maaf merepotkan Mr." Jeno pun mengangguk. Akhirnya Hyunjin meninggalkan Jeno dan Haechan berduaan.
Jeno menatap Haechan yang sedang tidur di ranjang UKS dengan tenang. Pipi bulat, bibir hati dan kulit tan yang begitu cocok untuknya, membuat Haechan semakin cantik.
"Jika sedang tertidur kau tampak cantik dan manis. Tetapi jika kau sudah bangun, kau adalah si biang onar."
"Mr. bilang aku cantik dan manis, hm?" senyum Haechan merekah sempurna. Jeno terkejut karena Haechan tiba-tiba berbicara.
"Sejak kapan kau bangun?" tanya Jeno.
"Sejak Mr. ada disini. Pas Hyunjin mengataiku juga aku sudah bangun, tapi aku malas untuk membuka mata."
"Dasar licik. Karena kau sudah bangun, cepat makan lalu minum obat. Saya pergi." Saat Jeno ingin pergi, dicekal tangannya erat.
"Suapi aku, Mr." kata Haechan sambil mengeluarkan puppy eyesnya.
"Kau punya tangan kan? Mau kupatahkan?"
"Asal Mr. mau menyuapiku, tidak apa aku rela kok." Haechan sekarang tampak seperti lelaki penggombal ulung.
"Ayolah Mr, suapi aku ya? Ya ya ya?" Tak lupa Haechan mempoutkan bibirnya sehingga pipi bulatnya terlihat semakin bulat. Sangat menggemaskan!
"Dasar sinting."
- n o h y u c k -kayaknya sih partnya ga banyak-banyak
mau buat yg klise saja, hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuck Me [Nohyuck]
Fiksi Penggemar"Aku menyukai Mr. Jeno." -Lee Haechan "Kau hanya anak kecil, sekolah yang benar!" -Lee Jeno