Bagian 6

715 62 5
                                    

"Les, kabar kamu baik, kan?" Bakti menatap dalam Lesty sedari tadi.

Setelah Lesty, Billar dan Rara selesai mengagendakan jadwal untuk pemotretan, Bakti meminta Lesty untuk menyempatkan diri mengobrol dengan dirinya sebentar, dan Lesty pun mengiyakan permintaan Bakti.

Billar langsung pergi ke tempat kerjanya, sementara Rara kembali ke rumah untuk mengurus online shopnya.

"Seperti yang kak Bakti lihat, alhamdulillah aku baik-baik aja, kak." jawab Lesty, ia merasa sedikit risih dengan tatapan Bakti. Tatapan yang sama seperti 5 tahun yang lalu.

"Les, selama ini aku belum minta maaf sama kamu atas kejadian dulu." Bakti mulai menundukkan pandangannya.

"Kak, aku rasa, kita gak perlu bahas lagi masa lalu. Aku sama sekali udah baik-baik aja. Ada Rara yang selalu dampingi aku. Dan itu juga bukan salah kakak, kok."

"Tetap saja. Aku ngerasa bersalah banget."

Lesty tersenyum, ia ingin menyampaikan perasaannya pada Bakti kalau ia benar baik-baik saja.

"Les, aku boleh minta kontak kamu?" tanya Bakti.

"Loh, bukannya Rara udah ngasih?"

"Rara nolak pas aku minta nomor kamu. Dia bilang, aku harus minta ke orangnya langsung. Dan aku juga mau minta izin dulu sama kamu, takutnya kamu gak suka kalau aku punya kontak kamu." ujar Bakti.

"Boleh kok, kak." Lesty mengambil ponselnya, ia mencari nomor kontaknya sendiri lalu memperlihatkannya pada Bakti.

Bakti pun memasukkan nomor kontak Lesty dengan hati gembira. Bakti merasa kalau Lesty sudah membuka hati lagi untuknya.

"Les, boleh gak kalau aku punya permintaan ke kamu?"

"Permintaan? Apa, kak?" tanya Lesty penasaran.

"Kamu mau jadi model buat baju aku juga, ya?" ujar Bakti semangat.

"Kak Bakti memangnya jadi desainer sekarang?"

"Bukan, aku hampir kaya Rara sih, bedanya Rara jualan online, kalau aku jualan di outlet sendiri sekaligus online juga." jawab Bakti.

"Oh..."

"Kebetulan aku mau ngeluarin baju couple. Yang jadi model cowoknya Billar, nah, kalau model ceweknya kebetulan aku belum nemu yang pas. Please, kamu mau, ya?" Bakti merapatkan kedua telapak tangannya, memohon pada Lesty agar ia mau menjadi modelnya.

"Kak, aku cuma iseng aja mau bantuin Rara. Kayaknya nanti hasil pemotretannya gak bakalan bagus deh kalo sama orang amatir kayak aku." jawab Lesty.

"Please..."

"Maaf, kak." Lesty tetap teguh pada pendiriannya.

"Yah..." Bakti tertunduk lesu, ia pikir Lesty tidak akan menolak permintaannya. Rupanya apa ia harapkan sama sekali tidak sesuai kenyataan.

"Kak, kayaknya Lesty harus pulang sekarang. Ini!" Lesty menyerahkan uang 50 ribu rupiah pada Bakti, untuk mengganti minuman Lesty yang telah Bakti bayar.

"Ya ampun, Les. Kamu menghancurkan harga diri cowok." Bakti tertawa, ia tentu saja tidak mengambil uang pemberian Lesty itu.

Bakti segera berdiri. "Aku anter, ya?"

"G-gak usah, kak." Lesty menjawab dengan gugup.

"Les, di luar ujan loh. Kalo kamu naik kendaraan umum, nanti kamu repot."

Lesty menatap ke arah luar jendela, Lesty baru menyadari kalau di luar sedang hujan.

"Kamu tunggu depan pintu aja, aku ambil mobil di parkiran ya. Kali ini jangan nolak." ujar Bakti, ia lalu bergegas pergi.

Kopi Dangdut Buatan Lesty ( #leslar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang