Bagian 27

693 75 44
                                    


🍡🅚🅞🅟🅘 🅓🅐🅝🅖🅓🅤🅣 🅑🅤🅐🅣🅐🅝 🅛🅔🅢🅣🅨🍡

Penulis : Maya P

🍩 PART 27

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Lesty melakukan rutinitas malamnya, membersihkan wajah dan memoleskan beberapa skincare pada kulit wajahnya. Tentu saja, sebagai selebgram dia harus intens melakukan perawatan terhadap dirinya.

Setelah selesai, ia memeriksa ponselnyaa sebentar sebelum pergi ke alam mimpi. Seperti biasa, ia selalu membaca pesan terakhir dari Billar. Lesty sengaja tidak mengganti ponsel pribadinya selama 3 tahun, agar tidak kehilangan pesan terakhir dari Billar, berharap Billar juga akan mengirim pesan lagi, namun hasilnya nihil.

Sebenarnya Lesty merasa frustasi saat awal Billar pergi. Ia tidak tahu perasaan yang ia punya untuk Billar, tapi ia terus merasa sesak ketika menyadari kepergian Billar.

Sempat Lesty ingin membuka hati untuk laki-laki lain, namun, belum ada yang bisa menggantikan sosok Billar dari hatinya.

"Gila! Abang aja yang udah lama pacaran sama lo bisa lo lupain gitu aja. Lah ini, Billar, komitmen aja enggak, tapi lo susah move on.

Gue seneng lo sama Billar, tapi gak gini juga. Ini sih namanya lo di gantungin. Udah, lo cari aja cowok lain, Les. Gak baik lo terus-terusan tersakiti sama perasaan lo sendiri." Ucapan Rara selalu terngiang-ngiang dalam pikiran Lesty.

"Kak, kapan kakak pulang? Apa kakak tega biarin aku nunggu tanpa kepastian kayak gini? Apa kak Billar bisa dipercaya?" ucap Lesty sambil memandangi foto Billar.

Tak terasa setetes air hangat jatuh dari mata Lesty. "Kak, Lesty kangen," lirihnya.

***

"Papi tega banget, sih!" sentak Aulia.

"Masa Aul juga gak boleh tau kabar Kak Billar."

"Loh, bukannya Papi suka bilang kalau Kak Billar baik-baik aja disana?" Papi lalu menyeruput kopi yang ada di depannya.

"Mami ngantuk ah, liat kalian adu mulut bikin makin ngantuk." Mami lalu pergi ke kamar sambil sesekali menguap meninggalkan Papi dan Aulia yang berada di ruang keluarga.

"Udah, gak usah gangguin kakak kamu, dia bentar lagi pulang. Oh iya, kata Kak Billar Aulia jangan dulu pengen nikah sebelum Kak Billar pulang."

"Dih, itu sih bukan kata Kakak. Tapi kata Papi sendiri. Seneng ya liat anak jadi perawan tua," ucap Aulia ketus, ia lalu beranjak dari sofa.

Papi mengedikkan bahunya, membiarkan anak gadisnya masuk ke dalam kamar.

"Besok mau ikut Papi jemput kak Billar gak?" ujar Papi.

Aulia mendengar suara Papinya walau terdengar sayup. "Papi serius?" Aulia langsung berlari ke arah Papinya.

Papinya hanya menjawab dengan anggukan. "Yeaaayy!" Aulia langsung memeluk Papinya dengan riang.

***

Selesai sarapan Papi, Mami dan Aulia bersiap untuk menjemput Billar di bandara, menurut info, Billar akan mendarat di bandara sekitar pukul 8 pagi. Sebisa mungkin mereka harus bisa sampai tepat waktu di Jakarta.

"Assalamualaikum, Om, Tante!" sapa Harris.

"Haduh, bosen liat kamu bolak-balik kesini, Ris. Kenapa gak sekalian aja tinggal disini." ucap Mami.

Harris nyengir sambil menggaruk tengkuknya, "Maunya sih, gitu. Sekalian jadi menantu Tante."

"Emang kamu mau nikah sama anak Om yang mana? Aulia apa Billar?" tanya Papi.

"Astagrifullah, ya Aulia, Om.
Kecuali Billar jadi Billarina, mungkin itu bisa dipertimbangkan," celetuk Harris.

"Dasar kamu!"

"Pi, Mi, Aulia semobil sama Kak Harris aja, ya?" ujar Aulia.

"Terserah." jawab Papi.

"Pak Udin udah siapin mobilnya belum, ya?" ujar Mami Billar sambil berjalan keluar rumah.

"Mobil sudah siap, Bu!" ucap Pak Udin, sopir pribadi keluarga Billar. Ia sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah. Iapun langsung membukakan pintu mobil untuk majikannya itu.

Setelah siap, merekapun berangkat menuju bandara. Di perjalanan, Aulia sangat gembira menanti kedatangan kakak satu-satunya itu.

"Kamu udah kasih tau Lesty?" tanya Harris.

"Belum, aku kasih tau sekarang, deh."

"Jangan!" ujar Harris. "Biarin aja jadi kejutan buat Lesty."

"Iya juga sih, tapi aku geregetan Yang, pengen ngasih tau Kak Lesty," ucap Aulia.

"Udah! Jangan ikut campur urusan mereka!" Harris mencubit gemas pipi Aulia.

"Akhirnya udah sampai." Harris menghentikan mobilnya di parkiran, disusul mobil yang ditumpangi Papi dan Mami Aulia.

Harris melirik jam tangannya, ternyata sudah hampir pukul 8 pagi, dan sudah dipastikan pesawat yang ditumpangi Billar akan segera tiba.

"Kita langsung ke dalem aja, kayaknya Billar udah mau nyampe." ajak Papi.

Mami merangkul lengan Papi, kemudian mereka berjalan sejajar menuju area penjemputan penumpang pesawat.

"Mami sama Papi kamu so sweet ya," celetuk Harris.

Aulia tersenyum, iapun memegang tangan Harris, "Yuk!"

Mereka berempat sudah tiba di area penjemputan pesawat. Harris sibuk memberi kabar Sultan dan Bakti bahwa ia sedang menunggu kedatangan Billar.

Tidak lama kemudian tampak beberapa orang sudah memasuki area itu, sudah dipastikan itu penumpang pesawat yang ditumpangi Billar juga.

"Mi, itu Kak Billar," ujar Aulia sambil menunjuk Billar yang mulai terlihat.

"Kak!" teriak Aulia.

Billar menatap ke arah mereka, iapun melambai dari kejauhan.

"Loh, loh, itu siapa?" tanya Mami.

Tampak seorang gadia berjalan berdampingan dengan Billar. Namun, yang membuat Mami kaget adalah perut gadis itu yang tampak membuncit, tidak wajar untuk perempuan dengan wajah tirus.

"Di-dia hamil?" Mami menutup mulutnya tak percaya.

Raut wajah Billar langsung berubah ketika menyadari keluarganya menatap gadis yang ada di sampingnya.

"Billar!" ucap gadis itu memelas, ia menarik sedikit jaket yang Billar gunakan.

"Tenang!" jawab Billar, ia mencoba menenangkan gadis itu sambil mengusap pundaknya.

Billar menarik napas panjang sebelum menjelaskan semuanya kepada orangtuanya. Dari kejauhan sudah terlihat bahwa orangtuanya harap-harap cemas.

"Assalamualaikum, Pi, Mi!" Billar langsung memeluk Papi dan Maminya.

"Eh, Ris! Lo ikut juga!" ujar Billar, ia menatap wajah Harris yang tampak kebingungan.

"Duh! Pipi kami makin chubby, nih!" Billar mencubit pipi Aulia, sementara Aulia hanya bengong.

Gadisnya disampingnya hanya mengangguk sebagai tanda salam.

"Billar! Dia siapa?" tanya Mami tanpa basa-basi.

"Ehm, Mi! Ini Tasya... She is my girlfriend." ucap Billar perlahan.

"Hah?" Aulia langsung kaget mendengar pernyataan Billar, begitupun dengan Harris.

Mendengar apa yang diucapkan Billar, Mami langsung jatuh pingsan.

"Mami!"



***


Kesel gak? Kesel gak?? 😅😅😅

Kopi Dangdut Buatan Lesty ( #leslar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang