The Hardworking

208 44 39
                                    

"Jodi pulaaaaang," seru Jodi sambil membuka pintu rumahnya.

Ibunya menyambut kepulangan Jodi, "Kok pulangnya malem banget, nak?" Tanya Ibunya khawatir.

"Tadi ada masalah sedikit sama pelanggan jadi Jodi dipanggil atasan sebentar," jawab Jodi sambil melepas sepatunya.

"Masalah kenapa?" Tanya Ibu semakin penasaran.

Jodi menatap ke arah Ibunya. Sepertinya salah jika menceritakan hal tersebut kepada Ibu. Mungkin, Ibunya akan semakin khawatir karenanya.

"Enggak papa kok, Bu," Jodi berusaha menghiraukan pertanyaan Ibunya dengan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Beneran gak papa? Kalo kamu sampai dipanggil atasan berarti masalahnya berat ya?"

Tuh 'kan! Ibu pasti berpikir yang aneh-aneh deh.

Jodi lalu kembali menoleh dan menghadap ke Ibunya.

"Tadi, Jodi gak sengaja nabrak pelanggan sehabis bersiin meja. Jadi, baju pelanggan itu basah karena tabrakan sama Jodi yang lagi bawa bekas kopi. Makanya Jodi dipanggil atasan sebentar. Atasan Jodi cuma nanya-nanya sedikit kok. Ibu jangan khawatir," jelas Jodi berusaha menenangkan Ibunya.

Ibu Jodi tersenyum lega.

"Ibu sama Ayah udah pernah bilang sama kamu kalo kamu gak perlu kerja. Apalagi kamu udah kelas 12. Harus fokus belajar," kata Ibu sambil mengikuti Jodi yang berjalan ke meja makan.

"Gak papa kok, Bu. Biar Jodi sekalian nabung buat nambahin biaya buat kuliah nanti. Ayah masih di bengkel?" Tanya Jodi yang sedang membuka tudung saji di meja makan.

"Ayah sama Ibu juga udah nabung dari jauh-jauh hari buat kuliah kamu. Dan juga, ada program beasiswa seperti.. apa itu yang pernah kamu bilang waktu itu?"

"Bidik Misi, Bu. Iya, ada Bidik Misi. Nanti Jodi mau daftar pake jalur itu," jawab Jodi.

"Mau Ibu panasin sayurnya?" Tanya Ibu yang sedang mengambilkan Jodi nasi.

"Gak usah, Bu. Ibu istirahat aja," tolak Jodi halus.

Tapi, Ibu malah ikut duduk, menemani Jodi makan.

"Hari ini Ibu dapat rezeki. Tadi pagi ketoprak jualan Ibu habis," cerita Ibu.

"Hehe kebetulan. Bensin motor Jodi abis juga," Jodi cengar-cengir.

"Makanya itu. Ibu mau kasih kamu uang tambahan. Kamu 'kan udah gak pernah minta uang jajan setelah kerja,"

Jodi tersenyum mendengarnya. Kangen juga minta uang jajan sama Ibu. Ayah dan Ibunya selalu berusaha membuat Jodi merasa cukup walaupun hidup mereka serba kekurangan.

Saat sedang asyik mengobrol dengan Ibunya, terdengar Ibu ketukan pintu.

"Ayah pulaaaaang," seru suara dari luar pintu.

Ibu langsung berdiri dari duduknya dan membukakan pintu untuk Ayah.

"Tumben sampai malam, Yah?" Tanya Jodi sambil ikut berdiri menyambut Ayahnya.

"Tadi ada mobil yang pecah ban. Karena udah malem, Ayah kasian terpaksa buka bengkelnya lagi karena mereka minta bantuan. Memang rezeki kita. Orangnya bayar Ayah lebih," cerita Ayahnya sambil ikut duduk di meja makan.

"Jodi mau beli sepatu gak?" Tanya Ayah.

"Iya. Ayah sama Ibu baru aja dapet rezeki lebih. Jadi ada uang buat beli sepatu Jodi," Ibu ikut nimbrung sambil menyiapkan nasi dan sayuran yang baru saja dipanaskan olehnya.

"Sepatu Jodi yang lama masih bagus kok," jawab Jodi yang sedang mengunyah makanannya.

Ayah dan Ibu tersenyum sambil saling menatap. Jodi memang selalu pengertian terhadap keadaan kedua orang tuanya dan tidak pernah meminta apapun. Oleh karena itu, Ayah dan Ibu yang harus menawarkannya apapun.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang