Jam istirahat kedua, Misa dan Velia menghabiskan waktu dengan duduk bersama di gazebo yang menghadap langsung ke arah lapangan sambil meminum susu rasa melon.
Ngapain lagi kalo bukan ngeliatin Jodi yang lagi bermain basket bersama teman-teman kelasnya.
"Jodi makin ganteng kalo lagi keringetan ya," gumam Velia setelah selesai menghisap susu melonnya.
"Lo ini suka beneran ya sama Jodi?" Tanya Misa. Masih tidak percaya jika Velia selalu memuja Jodi tiap kali ada kesempatan.
Velia menaikkan bahunya, "Gak tau sih. Tapi, rasanya seneng aja kalo ke sekolah ada alasan buat ngeliat dia," jawab Velia tak yakin.
Misa mengangguk-angguk setuju.
"Asli sih. Karena keluarga kita yang rada beda sama keluarga lain, kita jadi males buat pacaran. Soalnya, ujung-ujungnya pasti dijodohin," ujar Misa.
"Bener. Tapi, karena sekarang gua suka sama Jodi, gua jadi pengen nyoba buat pacaran hahaha," kata Velia sambil tertawa.
Misa merengut, "Gua jadi pengen pacaran juga jadinya..."Sungut Misa.
Velia menatap bingung ke arah Misa.
"Lo bukannya lagi deket sama cowok ya? Siapa namanya.. yang mantan anak OSIS itu?" Velia mengingat-ingat.
"Siapa? Bami? Ah males. Dia mah gatel. Gak hanya deket sama gua doang. Gua denger, dia juga deketin Mina anak IPA 2," sungut Misa.
Velia ikut bersungut, "Ih yang begitu mah tinggalin aja! Sok ganteng banget–"
Ucapan Velia terpotong saat hape yang berada di pangkuannya bergetar.
"Eh bentar, Kak Gama nelfon," kata Velia lalu mengangkat telfon tersebut.
"Hallo? Kenapa Kak?"
"Hallo Velia. Lagi istirahat 'kan?"
"Iya Kak,"
"Hehe bagus deh. Nanti pulang sekolah temenin ke Gramed sebentar. Gimana?"
"Boleh boleh. Tapi, Velia les dulu sampai jam 3, Kak,"
"Ya gapapa. Nanti kabarin aja kalo udah pulang. Ntar aku jemput,"
"Oke Kak,"
"Dadah Velia, see you,"
"See you Kak Gama,"
Velia mematikan telfonnya lalu kembali menatap Misa yang ternyata memandangnya dengan tatapan aneh sedari tadi.
"Kenapa lo?" Tanya Velia bingung.
"Tumben lo gak bete ditelfon sama Kak Gama?" Misa balik bertanya.
Velia terkekeh, "Gua harus baik sama Kak Gama soalnya karena waktu itu nemenin dia ke Starbucks jadi gua bisa makin deket sama Jodi," jawab Velia santai.
"Ih! Kalo nanti Kak Gama malah baper sama lo gimana?" Misa khawatir.
"Ya gak bakal lah? 'Kan, gua gak selamanya baik sama dia. Cuma sekali ini aja. Lagian, gua tau, Kak Gama tuh baik sama gua karena disuruh juga sama bokapnya. Soalnya, perusahan bokapnya mau gabung sama perusahaan Papa gitu," jelas Velia.
"Itu udah fakta apa cuma analisa lo doang?" Misa kembali bertanya.
"Antara fakta dan spekulasi. Gua pernah gak sengaja nguping pembicaraan Papa waktu itu. Tapi, gua juga gak yakin sih," jawab Velia sambil menggidikkan bahunya.
Pembicaraan Velia dan Misa harus terhenti karena terdengar suara bel pertanda istirahat selesai. Velia dan Misa lalu beranjak dari gazebo yang mereka tempati dan berjalan menuju kelasnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionWhen the rich girl meets the poor boy. Saat cewek dengan segala kekayaannya jatuh cinta dengan cowok dengan segala kekurangannya. Well, you cant choose the person you will falling in love with.