Feelings

175 33 35
                                    

"Jadi?"

"Jadi..."

"...."

"...."

"Serius, Vel! Gua udah nahan gak ngunyah burger buat dengerin cerita lo!"

Velia malah tertawa puas, "Lo pengen tau banget?" Goda Velia.

Misa melengos dan langsung menggigit burgernya yang sedari tadi dia cuekin, "Bodo amat, Vel. Bodo amat," sungut Misa sambil mengunyah.

Velia kembali tertawa geli. Mereka sedang berada di kantin saat jam istirahat kedua. Velia sedang menceritakan tentang dirinya dan Jodi tentu saja.

"Hahaha jadi, Jodi mau jadi guru les privat gua," lanjut Velia bercerita.

"Emang lo sama dia mau belajar dimana? Rumah lo?" Tanya Misa.

Velia mengangguk sambil meminum lemon tea pesanannya, "Iyalah. Mau dimana lagi? Rumah gua kosong terus,"

"Les privatnya cuma selama ujian atau seterusnya?"

"Nah itu. Gua belum ngomongin lebih lanjut sama dia soal itu. Kayaknya, privat buat ujian aja dulu. Kalo nyaman, lanjut seterusnya,"

Misa mendengus, "Kalo nyaman mah jadian bego,"

Velia mencubit kecil lengan Misa, "Ya sabar! Semua ada prosesnya,"

"Sakit!" Keluh Misa.

"Lagian lo sih," balas Velia sambil menjulurkan lidahnya.

"Terus, Jodi mau lo bayar berapa buat les privat?" Tanya Misa sambil mengelus lengannya yang dicubit oleh Velia.

"Berapa ya enaknya? 1 kurang gak ya?" Pikir Velia.

"1? 1 juta? Kurang gak sih? 2 aja gimana?" Usul Misa.

Velia mengangguk-angguk, "2 juta buat seminggu ujian tengah semester ini kali ya? Kemarin tuh waktu ke mall bareng gua, dia gak jadi beli sepatu sehabis ngeliat harga sepatunya. Sedih," gumam Velia.

"Jodi 'kan memang beda dari kita, Vel. Dia berjuang dulu buat dapetin yang dia mau. Gak kayak kita yang  bahkan bisa dapetin aja tanpa minta," kata Misa menimpali.

Velia mengangguk-angguk, "Gua juga baru sadar kalo Jodi jarang atau malah gak pernah makan di kantin ya?" Tanya Velia.

Misa yang sedang meminum jus melonnya menganggukan kepalanya, "Iya. Dia biasanya bawa bekal. Kalo ke kantin juga sama temen-temennya juga dia tetap makan bekalnya," jawab Misa.

"Duh, jadi pengen buatin bekal buat Jodi," kata Velia sambil tersenyum-senyum.

Oke.

Misa sekarang ingin mencubit Velia karena temannya terlihat sangat menggelikan seperti benar-benar sedang dimabuk kepayang.

"Terus, nanti lo balik ke rumah bareng sama Jodi apa gimana?" Tanya Misa lagi.

Velia menggeleng, "No. Gua balik sama Kak Gama. Dia mau jemput sekalian makan eskrim katanya. Jadi entar gua bilang Jodi ke rumahnya sekitar jam 4 sore aja," jawab Velia santai.

Tiba-tiba, Misa mengerutkan dahinya, "Bentar deh, Kak Gama gak bakalan marah kalo tau lo sama Jodi les privat berdua? Ketauan banget kalo les cuma berdua pasti ada apa-apa," ujar Misa khawatir.

"Lah emang dia siapa gua? Pacar? Bukan. Tunangan? Bukan–,"

"Belum. Belum tunangan aja lo sama Kak Gama," Misa mengoreksi.

Velia melengos, "Intinya gua mau ngomong sama Kak Gama soal ini. Dia pasti juga punya orang yang disuka dan gak setuju sama perjodohan ini. Jadi, dia bebas mau pacaran sama siapa aja," jelas Velia.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang