"Kata Bu Rina, biasanya yang keluar di ujian itu tentang ciri-ciri sistem presidensil dan sistem parlementer untuk essay,"
"Bentar, ini lagi gua catet. Sistem presindensil dan sistem parlementer ya?"
"Iya,"
"Terus?"
"Terus, pelajari juga awal pemerintahan Indonesia setelah merdeka,"
"Oke. Bentar... dah. Ada lagi?"
"Oh iya satu lagi, perkembangan politik di Indonesia setelah kemerdekaan. Lo pelajari aja itu, kayaknya bakal keluar di ujian,"
"Oke! Makasih yaa Jodi,"
"Iya sama-sama Velia,"
Jam menunjukkan pukul 21:22 malam, tak terasa, Velia dan Jodi sudah bertelfonan-ria selama kurang lebih satu jam.
Tadi sore, Jodi memang masih mengajari Velia pelajaran Geografi. Tetapi, karena mereka asyik belajar Geografi, sampai-sampai mengorbankan waktu untuk belajar Sejarah. Maka dari itu, Velia memutuskan untuk menelfon Jodi agar dapat belajar Sejarah lewat telfon.
Telfon mereka masih menyambung, tetapi tidak ada pembicaraan setelah selesai membahas kisi-kisi ujian Sejarah.
Sampai akhirnya, Jodi memecah keheningan.
"Velia?"
"Iya?"
"Lagi... apa?"
"Lagi beresin buku catetan. Lo lagi apa?"
"... Lagi telfonan sama lo,"
"..."
"..."
Telfon kembali diam.
Sesungguhnya, Jodi sangat tidak rela jika harus menyudahi telfonan ini. Rasanya, dia ingin terus mendengar suara Velia yang lembut dan menggemaskan lewat telfon.
Akhirnya, Jodi kembali memberanikan diri untuk bertanya.
"Velia?"
"Iya? Kenapa Jodi?"
"Um.. besok mau pulang bareng gak?"
"Pulang bareng?"
"Iya. 'Kan, biar sekalian.. les.. di rumah lo,"
"Boleh-boleh. Jangan lupa bawa helm 2 ya,"
"Gua memang selalu bawa helm 2 buat lo, Vel.."
"..."
"..."
"Hah? Lo tadi ngomong apa?"
"Enggak–gak ngomong apa-apa kok,"
"Serius?"
"I–iya, serius,"
"Ih, bohong ya lo?"
"Emang gak ngomong apa-apa Vel,"
"Ih! Telinga gua masih berfungsi dengan baik loh. Gua denger tadi lo ngomong sesuatu,"
"Hahaha gua cuma ngomong sampai ketemu besok kok,"
"Oalah, oke. Sampai ketemu besok ya Jodi. Udah malem juga, gua tutup telfonnya ya? Sekali lagi makasih udah ngajarin!"
"Iya sama-sama Velia,"
Namun, saat Velia akan menutup telfonnya, samar-samar Velia mendengar suara dari Jodi.
"Selamat tidur Velia, mimpi indah," ujar Jodi pelan.
Velia tersenyum simpul lalu menutup telfonnya. Setelah itu, dirinya lalu mengirimkan pesan kepada Jodi, membalas ucapan cowok itu yang telah membuatnya ingin menjerit sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionWhen the rich girl meets the poor boy. Saat cewek dengan segala kekayaannya jatuh cinta dengan cowok dengan segala kekurangannya. Well, you cant choose the person you will falling in love with.