Awal mula

4.7K 133 0
                                    

Libur panjang kenaikan kelas telah usai. Semua murid mulai masuk sekolah seperti biasa. Bahkan di hari pertama memasuki kelas baru, mereka dikejutkan dengan sebuah kegaduhan yang berasal dari halaman sekolah.

Nampak murid-murid berlarian guna melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. "Ada apaan sih?" tanya Mira teman sebangku Zahra kepada seorang siswi yang sedang berlari keluar halaman.

"Gue juga gak tau, ini gue baru mau lihat," jawab siswi berambut pendek tersebut.

Mira bergegas masuk ke dalam kelas menemui Zahra yang sibuk membaca buku. Karena saat ini adalah hari pertama masuk sekolah jadi belum ada mata pelajaran alias jamkos. Semua murid bebas melakukan kegiatan apapun. Ada yang saling becanda sesama teman, ada yang nongkrong di kantin atau datang ke perpustakaan dan ada pula yang duduk di kelas sambil membaca buku seperti yang Zahra lakukan sekarang ini.

"Zahra...Zahra...ayo ikut gue!" Mira datang dengan nafas ngos-ngosan.

"Elo ngapain lari-lari sih, Mir?" tanya Zahra heran. Karena temannya itu tiba-tiba datang menarik-narik tangannya.

"Cepetan ikut gue, Ra!" Mira kembali menarik tangan Zahra agar bangun dari duduknya.

"Kemana sih, Mir? loe gak liat gue lagi baca!" kesal Zahra.

"Bacanya entar aja, sekarang ikut gue ke halaman dulu," ucap Mira sembari menarik tangan Zahra tidak sabaran.

"Iya-iya bentar, gue simpan bukunya dulu." Gadis itu cepat-cepat memasukkan bukunya ke dalam tas.

Di halaman sekolah yang luas itu nampak seorang pemuda sedang melakukan freestyle di atas motor sport warna merah. Tapi wajahnya tak terlihat karena tertutup oleh helm full face yang dikenakannya.

Zahra dan Mira sampai di halaman dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlarian dari kelas tadi.

Sesampainya mereka di halaman, ternyata sudah banyak sekali kerumunan siswa dan siswi yang memadati halaman. Mira menarik tangan Zahra untuk membelah kerumunan itu. Mereka merinsek masuk lebih depan lagi agar bisa leluasa untuk melihat.

Tiba-tiba saja seseorang dengan sengaja mendorong  punggung Zahra hingga tubuhnya terdorong ke depan sampai masuk ke dalam lapangan.

Sedetik kemudian suasana yang tadinya gaduh menjadi senyap seketika saat motor sport tadi menghentikan aksinya dan berhenti tepat di hadapan Zahra.

Seorang pemuda turun dari motornya kemudian menghampiri gadis cantik yang tengah berdiri di lapangan dengan raut wajah kebingungan. Karena tiba-tiba saja pemuda itu berlutut di hadapan Zahra, sesaat setelah melepas helm full face yang telah dikenakannya.

Suara teriakan histeris dari gadis-gadis yang kini memenuhi lapangan terdengar begitu memekakkan telinga melihat pemandangan di depan mereka saat ini.

Sang pemuda mengeluarkan setangkai bunga mawar merah dari balik jaket dan mengulurkannya kepada gadis itu sembari tetap berlutut.

"Zahra, aku sayang kamu. Mau kah kamu menjadi pacar aku?" ucap Braga yang membuat para gadis berteriak histeris.

"Terima...terima...terima! Mau...mau...mau!" teriak semua orang yang berada di lapangan karena dikomandoi oleh Ali, Rico, dan Tommy demi mensukseskan acara penembakan yang dilakukan oleh sahabatnya itu.

Masih dengan raut wajah kebingungan Zahra berkali-kali menoleh ke arah sahabatnya Mira yang berdiri di pinggir lapangan untuk meminta pendapat. Karena baginya ini terjadi begitu mendadak.

Different Love [DREAME/INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang