Patah hati

1.3K 103 0
                                    

Suara langkah kaki menggema di sepanjang lorong sepi. Karena sebagian besar orang masih memenuhi aula tempat berlangsungnya acara wisuda tadi. Seorang gadis cantik tengah berlari menuruni anak tangga sambil menangis, kain bercorak batik yang kini ia kenakan nampak sedikit menyulitkan langkahnya untuk berjalan sehingga membuatnya sedikit menariknya ke atas.

Keadaan gadis itu sangat lah kacau hingga menjadikan dia pusat perhatian orang yang sedang berpapasan dengannya. Semua orang nampak menatap heran kepadanya.

Zahra terus berlari menuju parkiran tempat mobil orang tuanya berada, dia segera masuk ke dalam mobil dan menangis sepuas-puasnya menumpahkan segala kepedihan hatinya.

Beberapa saat yang lalu.....

"Maaf kita harus putus." Tak kuasa Zahra menahan air mata yang kian deras mengucur di pipi mulusnya.

Braga tertegun sejenak mendengar kata-kata yang terucap dari bibir kekasihnya itu, sebelum kemudian dia tertawa lucu.

"Kamu becanda kan, Yank. Mau ngeprank aku?" tanya Braga tak percaya.

"Braga aku serius, maaf!" lirih Zahra masih dengan tatapan sendunya.

"Ra, ini gak lucu ya." Pemuda itu menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Braga masih menyangkal kata-kata gadisnya itu, tapi melihat tangisan kepedihan perempuan yang dicintainya membuat ia yakin kalo yang diucapkan gadis itu bukan sebuah candaan semata. Walaupun hatinya berusaha untuk terus menolak kenyataan.

"Nggak! Nggak mungkin, kamu pasti becanda. Aku tau kamu sayang banget sama aku dan aku juga sayang sama kamu," elak Braga masih tak percaya.

"Minggu depan aku menikah, orang tua aku sudah mengatur perjodohan ini, aku terpaksa. Maafin aku." Suara Zahra seakan tercekat karena menahan sesak di dadanya.

Bagai godam yang menghantam ulu hatinya. Braga mundur beberapa langkah dengan menggeleng tak percaya dengan apa yang telah didengarnya.

Sejenak Braga menatap wajah cantik yang dipenuhi air mata itu, diusapnya pipi sang gadis dengan ibu jarinya lalu kemudian membawanya ke dalam pelukan.

"Ini pasti hanya mimpi kan, Sayang?" keukeh Braga masih tak percaya.

Dengan sekali dorongan kuat Zahra melepaskan pelukan Braga darinya. Perlahan dia memundurkan dirinya ke belakang menjauhi Braga dengan derai air mata yang kian menderas.

"Maaf...maaf...maafkan aku Braga." Zahra berlari pergi meninggalkan luka di hati Braga. Walaupun sebenarnya hati mereka sama-sama terluka.

Kedua lutut Braga lemas tak mampu menyangga beban tubuhnya, hingga merosot ke bawah. Matanya merah memancarkan kekecewaan, kedua tangannya menarik kuat rambutnya ke belakang.

"Aaaaaaaaaaaaggghhhhh....!!!" Teriakannya menggema terdengar begitu menyayat hati.

Suara langkah kaki lebih dari satu terdengar berlarian mendekat ke arah Braga berada saat ini. Mereka adalah Ali, Rico, dan Tommy yang datang setelah melihat ada yang tidak beres dengan kekasih sahabatnya itu. Karena tadi di parkiran mereka tidak sengaja berpapasan dengan Zahra yang tengah menangis, jadi mereka bertiga memutuskan untuk segera menyusul Braga ke atas rooftop.

"Bragaaa!"

"Astaga loe kenapa?"

"Braga, apa yang terjadi?"

Segala macam pertanyaan terlontar dari mulut para sahabatnya, namun mereka tidak mendapat jawaban apapun. Ketiga sahabatnya itu saling melempar pandang mencari jawaban, tetapi tidak ada yang berani membuka suara.

Different Love [DREAME/INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang