Sebuah perpisahan

1.6K 120 1
                                    

Seorang pemuda tengah mematut dirinya di depan cermin besar yang berada di dalam kamarnya. Pantulan dirinya terlihat tampan dan gagah dengan pakaian wisuda lengkap beserta toganya.

"Perfect!" pujinya pada diri sendiri.

Suara ponsel yang berbunyi nyaring membuyarkan lamunan pemuda tersebut dari keterpesonaan atas dirinya sendiri. Narsis memang tapi begitu lah adanya, tak dapat dipungkiri pesona yang dimilikinya begitu kuat. Wajah tampan dengan rahang yang tegas khas pria macho masa kini. Juga kapasitas otak yang mumpuni karena kecerdasan di atas rata-rata, yang menjadikan dia idola di sekolahnya.

Menjadi dokter bedah adalah cita-citanya, beruntung orang-orang terdekat selalu mendukungnya selama ini. Termasuk juga sang kekasih hati hingga membuat semangat belajarnya terus berkobar,  untuk meraih impian dan cita-citanya itu.

Diraihnya benda pipih yang sedari tadi berbunyi nyaring itu dari atas nakas.

"Halo, assalamualaikum."

"Oke, bentar lagi gue otw, kita langsung bertemu di sana saja. Bye!" Panggilan pun terputus.

Suara langkah tergesah-gesah terdengar dari arah tangga, membuat seorang wanita tua yang sedang duduk di meja makan mengalihkan pandangannya.

"Sarapan dulu, Nak. Nenek sudah buatkan nasi goreng kesukaan kamu."

"Pagi Nenek ku sayang. Wah kelihatannya enak nih," ucap Braga saat menghampiri sang Nenek di meja makan.

"Iya pagi, ayo cepat duduk!" titah sang Nenek lalu kemudian menyendokkan nasi ke piring cucu kesayangannya itu.

"Makasih Nek," ucap Braga sembari menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

Keduanya memulai sarapan tanpa suara, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang berdenting.

Setelah menghabiskan sarapannya Braga berpamitan kepada sang Nenek untuk berangkat ke sekolah lebih dulu karena dia akan berangkat menggunakan motor kesayangannya, dan Nenek akan menyusul dengan diantar sopir.

"Braga berangkat dulu ya Nek," pamit Braga kemudian mencium punggung tangan sang Nenek.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut!" Nasehat Nenek kepada cucunya tersebut.

"Siap Nek," jawab Braga seraya meraih kunci motor yang sempat ia letakkan di atas meja makan tadi.

*****

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa dan siswi SMA PANCA SAKTI. Karena hari ini mereka akan diwisuda. Perjuangan mereka untuk belajar selama 3 tahun ini pun terbalas dengan kabar kelulusan mereka.

Karena setelah ini mereka bisa melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sesuai dengan harapan dan cita-cita mereka tentunya.

Di halaman parkir sekolah sebuah motor sport berwarna merah baru saja tiba. Si pengendara turun dari motornya sesaat setelah mesin dimatikan dan memastikan motor kesayangannya telah terparkir dengan sempurna.

Tak jauh dari sana terlihat teman-temannya sedang duduk menungguh dirinya, sepertinya mereka telah datang lebih dulu. Mereka adalah Ali, Rico, dan Tommy sahabat Braga sejak duduk di kelas XI.

"Loe gak bareng sama Nenek, Ga?" tanya Ali saat Braga sudah mendekat.

"Nenek berangkat sama sopir, masa iya gue boncengin Nenek pake motor," jawab Braga menjelaskan.

"Ya bukan gitu, kali aja loe bareng sama Nenek naik mobil."

"Kalian kan tau, kalo gue kurang suka pake mobil. Kalian sendiri, berangkat dengan ortu apa enggak?" tanya Braga kemudian.

Different Love [DREAME/INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang