Selamat membaca
"Kamu mau kemana?"
"Ke Ausie, pa"
Seonghwa lantas mendelik, laki laki dewasa yang sedang menggendong bayi itu tampak melotot gemas ke arah sang anak.
Tangannya dengan cekatan mencubit lengan Jeno, membuat pemuda SMK itu mendelik karena sakit.
"Heh, masih pagi udah ngawur kalau ngomong. Udah ayo makan terus ini, kenapa gak pakek baju sekolah, Jeno"
Jeno menghelai nafas, sebelum akhirnya merebut Jongho dari gendongan sang papa.
"Jeno mau ke Ausie, papa"
Masih dengan wajah yang datar, Jeno menciumi gemas wajah sang adik. Wanginya khas wangi anak bayi, disertai dengan bau minyak telon yang segar.
"Ngapain kau ke Ausie?"
"Mau ngewe"
CTAK
"ARGHHHH"
"Kekekkk"
Jongho yang berada di gendongan Jeno tertawa puas, mendapati kepala sang kakak yang di pukul kuat menggunakan centong nasi, oleh Seonghwa.
Jujur saja, Seonghwa hanya mampu mengelus dadanya sendiri, mendapati perilaku Jeno yang seenaknya dan tentu saja mengejutkan, persis seperti Rowoon.
"Dekk... Abang di pukul sama mama"
"Heh!"
Seonghwa sudah berancang-ancang ingin memukul kepala Jeno kembali, tapi anaknya yang pertama itu dengan santai memajukan badan Jongho, menggunakan badan sang adek yang masih kecil itu sebagai tameng.
"Papa serius loh, ngapain kesana?"
Menghendikkan bahu, Jeno lantas mengambil ayam goreng yang berada di piringnya, masih dengan posisi menggendong sang adik.
"Kangen Hyunjin, pengen ketemu"
"Tapi kamu masih harus sekolah, Jeno. Udah kelas 11 semester dua, nanti gak naik gimana?" tanya Seonghwa lembut, seraya menaruh secentong nasi di piring Jeno dan berusaha mengangkat tubuh Jongho, tapi sayang, sang anak tidak mau lepas dari gendongan kakaknya.
"Sogok aja pakek duit, pasti naik"
Baiklah, Seonghwa menyerah, tidak ada gunanya berbicara dengan orang yang keras kepala seperti Jeno.
"5 hari aja di Ausie, habis itu pulang, gak boleh balik lagi ke Ausie, kalau bukan tahun baru"
Jeno otomatis mendongak, dengan mulut penuh makanan, mencoba menatap tajam sang papa, tapi dari belakang, Daddy nya tiba tiba memukul kepalanya.
"Dosa, liat papa mu kayak gitu, ajaran siapa sih?"
"Ajaran elu" jawab Jeno santai
Rowoon mendelik, kemudian kembali menjitak kepala sang anak.
"Gak sopan, awas aja nanti uang saku Daddy kurangin"
Rowoon mencoba memojokkan Jeno, tangannya berusaha mengambil sang anak bungsu dari gendongan Jeno, membiarkan Jongho menjambak rambutnya karena kesal.
"Kurangi aja, orang tinggal balapan. Lagian Jeno juga udah punya perusahaan sendiri"
"Ya gak, pa?"
Seonghwa hanya mampu terkekeh kecil, tidak akan ada habisnya, jika mendengarkan kedua orang yang sangat dia sayangi itu beradu mulut.
"Oke, Jeno berangkat dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
BadboyvsFuckboy [✓]
Short StoryDILARANG PLAGIARISME. "Apa lagi?" "Jangan pernah deketin cewek di SMK 58, pawangnya ngeri" "Hm? Si Jeno kan"