Enam belas

30 18 46
                                    


^Ekhem^

^Lanjut^

Pemakaman ayah Vania pun berjalan dengan lancar.

Sekarang tinggal Vania,bunda dan Vanya yang masih di pemakaman.

Vania berjongkok didepan batu nisan ayahnya lalu memegang nama nisan ayahnya.

"Ayah. Vania pamit pulang dulu ya! Ayah yang tenang disana ya. Vania bakal doain ayah terus. Vania bakal jagain bunda sama kak vanya. Insyaallah kalau Vania punya waktu, Vania bakal ke sini lagi," Vania lalu menyenderkan kepalanya di batu nisan ayahnya sebentar.

"Vania" Linda sambil memegang bahu Vania pelan untuk mengajak dia pulang.

Vania pun berdiri dengan lemas sambil melihat batu nisan ayahnya yang menandakan dia gak mau pergi dari sini.

Melihat hal itu Vanya pun memberikan senyuman kepada Vania supaya bisa menenangkan dia.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah.

/Keadaan rumah Vania sekarang cukup ramai karena sahabat ² Vania dan Vanya semuanya datang.

Vania dan Vanya pun langsung menghampiri sahabatnya dengan memberikan senyuman walaupun perasaan masih sedih.

"Vania, Gue turut berduka cita ya. Lo yang sabar ya," Sherly

"Van Lo yang kuat ya! Lo yang tabah ya! Kita bakal selalu nemenin lo suka maupun duka," Lanjut Dania lalu memeluk Vania lembut dan diikuti oleh sherly.

"Makasih ya kalian udah mau nyemangatin gue," Ucap Vania lalu melepaskan pelukannya dari mereka.

"Iya sama²," Ucap mereka berdua lalu memeluk Vania Kembali.

'baru aja gue lepas udah di peluk lagi, hadehh gak bosen apa ya peluk²an mulu' batin Vania

'Seneng banget si kalian pelukan terus, Tapi authornya gak pernah diajak' Author

'haha kapan²aja deh thorr' Ucap Sherly dan Dania

/Author bete/ Lanjut....

"Udah²jangan pelukan terus. Kalian tahu gak?" Ucap Vania

"Enggak, Emang ada apa?" Ucap Sherly

"Kita tuh akhir²ini sering pelukan! Kalian gak ngerasa gitu?" Ucap Vania

"Hmm nggak ngerasa tuh. Tapi yaudah lah mau gimana lagi," Sherly

"Hmm iyaa. Yaudah yuk masuk! Masa mau berdiri aja di sini," Ajak Vania.

Sherly dan Dania pun langsung masuk ke rumah dan Vania pun mengikutinya dari belakang namun tiba tiba ada yang memanggilnya dari belakang.

"Vania"

"Vero," Ucap Vania pelan sambil melihat ke arah vero

Vero pun langsung menghampiri Vania bersama teman yang lainnya kecuali Devan. Karena Devan masih dirawat di rumah sakit.

"Van aku turut berduka cita ya atas meninggalnya ayah kamu. Maaf aku baru bisa ke sini. Soalnya aku baru tau," Ucap Vero

"Iya gapapa kok. Yaudah yuk langsung masuk aja," Ajak Vania

Vania dan lainnya pun langsung masuk ke rumah. Seperti biasa mereka pun duduk di sofa sedangkan Vania menuju ke dapur untuk mengambil minum.

Di dapur Vania melihat Bi inah sedang memegang sesuatu dengan ekspresi sedang kebingungan. Melihat hal itu vania pun menghampiri Bi inah lalu bertanya.

"Bi inah kenapa? Kok kayak bingung gitu," Tanya vania sambil memegang bahu bi inah.

"Eh Non Vania, Bibi gapapa kok," Kaget bi inah sambil menyembunyikan sesuatu yang sedang dipegang tadi.

"Oohh," Vania mengganguk lalu mengambil sebuah teh celup di lemari dapur.

"Non vania mau bikin apa?," Tanya bi inah

"Vania mau bikin teh manis bi," Vania

"Yaudah bibi aja yang bikin ya. Non Vania kan baru aja berduka jadi mending Vania sama teman²non aja. Biar non lebih tenang!" Ucap Bi inah

"Yaudah gini aja deh. Bi inah yang buat tehnya nanti Vania yang bawa kesana ya," Vania

Bi inah hanya mengangguk lalu melanjutkan membuat teh tadi.

Sambil menunggu Bi inah selesai bikin teh. Vania mencoba untuk menanyakan soal tadi.

"Bi inah. Vania mau tanya boleh gak?" Ucap Vania sambil menoleh ke arah bibi

"Tanya apa non," Jawab Bi inah

"Tadi bi inah lagi pegang sesuatu ya? Soalnya tadi Vania gak sengaja liat terus Bi inah kayak bingung gitu ekspresi nya! Bi inah ada masalah?" Tanya Vania panjang kali lebar kali tinggi kali kepo.

"Ng-nggak ada non. Bibi gak ada masalah. Tadi cuman kertas nota belanjaan aja," Jawab bi inah gugup

"Masa si. Tapi kok tadi bibi keliatan bingung gitu. Udah bibi jujur aja ke vania! Vania gak bakalan marah kok," Ucap Vania

'belum waktunya saya memberikan ini ke non Vania, saya harus menyimpan ini dulu dari non Vania' batin bi inah sambil melamun

"Bi. Kok malah melamun," Ucap Vania sambil memegang bahu bibi

"Eh. Nggak non! Ini bibi lagi nungguin airnya panas," Ucap Bi inah kaget lalu mengalihkan pembicaraan.

'bibi kenapa si? Kayak ada yang disembunyiin dari aku' batin vania heran

Vania pun hanya melihat Bi inah yang sedang membuat teh manis itu.

Beberapa menit kemudian pun teh tersebut sudah selesai. Vania pun langsung membawanya ke depan untuk diberikan ke teman²nya.

Vania pun meletakkan baki yang terisi teh diatas meja lalu duduk bersama mereka lalu menawarkan ke mereka untuk diminum.

Setelah 1 jam kemudian mereka pun berpamitan dengan keluarga Vania.

"Vania aku pulang dulu ya, Insyaallah besok aku kesini lagi," Ucap Vero sambil menatap mata Vania

"Iya," Ucap Vania singkat sambil tersenyum ke arah vero.

"Makasih ya kalian udah kesini. Udah bikin Vanya sama Vania lebih tenang dari sebelumnya," Ucap Linda

"Iya sama sama Tante,"Ucap Sherly dan lainnya

"Assalamualaikum," Ucap mereka

"Waalaikumsalam,"

#TbC

Hai guys, apa kabar nih? Semoga baik baik aja ya
Udah lama yak author gak update²
Mungkin udah bertahun tahun kali ya author gak update
Haha canda! Ada yang kangen gak nih sama Vania atau sama author gitu? Haha..

Udah segitu dulu ya bla bla bla nya......

Semoga suka ya.....

Jangan lupa like komen and vote ya, haha

Makasih...

Dan satu lagi nihh.... HEHE
"Jangan lupa besok sahur, SEMANGAT YA PUASANYA BUAT BESOK".

Bye_ semoga suka....

😚

Love Story On CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang