-bingung

212 21 6
                                    

"Lia, mau ngomong apa kemarin?" Tanya Jaemin membuat Lia membeku seketika, mimpi apa ia kemarin sampai di beri pertanyaan oleh seseorang yang sangat amat didambakan.

"Ah engga ada, kenapa emang?" Lia menyembunyikan wajah penasarannya itu tapi masih tetap penasaran.

"Engga, nanti pulangnya sama gua ya?" Tawar Jaemin. Lia langsung terdiam.

"Hahah, gua yakin jawab iya." Jaemin mengusap pelan kepala Lia dan pergi meninggalkannya begitu saja.

Lia yang masih terdiam langsung mengusap kepalanya sendiri.

"B-beneran?"

***

"Morning Liaaa," Sapa Heejin sambil berlari kecil menghampiri sahabatnya. Heejin langsung terdiam melihat Lia yang seperti orang bodoh.

"Li...r u okay?" Tanya Heejin sambil memegang dahi Lia.

"IM OKE!" Lia mendobrak mejanya dan berdiri dari duduknya, membuat orang-orang yang berada di kelasnya kaget. Begitu juga dengan Yeji yang membawa siomay untuk Lia dan Heejin, tapi sayang...siomay nya terjatuh karena Yeji kaget.

"Somaiiiiiii...." Rengek Yeji sambil melihat pasrah kepada siomaynya itu.

"Gua diajak bareng sama Jaemin!!" Wajah Lia senyum-senyum tidak jelas sambil mengetuk-ngetuk meja nya.

"What? Kok tumben..." Heejin berpikir keras.

"Mungkin udah kebuka kali hatinya, yeayyyy." Yeji ikut senang dan tak menghiraukan siomaynya yang maush berada di lantai.

"Buka hati ya?" Gumam Heejin melihat dua temannya berpelukan di sampingnya.

***

"Ih yakin kak Karina udah balik dari lombanya?"

"Iya ihh, kamu tau ga si rambutnya diwarna jadi badas gitu."

"Tambah cantik jugaaa."






"Karina siapa sih?" Bisik Lia kepada Heejin saat melewati siswi yang sedang ngobrol tadi.

"Oohh kakak kelas, yang dikirim ke ibukota buat lomba itu loh apa sih yang digesek?"

"Uang?" Jawab Lia.

"Biola!!"

"Nahhh bener Yej, itu maksudnya." Heejin memukul pundak Yeji. Seketika Yeji tersedak permen rasa kopi yang masih utuh itu.

"Uhuk uhuk."

"Aaa Yeji maaf bangetttt."


















"Jen, cewe lu udah balik." Jeno menoleh kepada Chenle yang membawakan 4 bungkus cimol di tangannya.

"Udah bukan." Jawab santai Jeno.

"Kok bisa dah?" Hyunjin mengerutkan dahinya. Menaruh kartu mainannya di lantai lalu berbalik badan ke arah Jeno.

"Gua putusin 3 hari yang lalu kayanya, lewat chatt." Haechan kaget bukan main, pasalnya dia sangat berharap walau terlalu lebay namun Haechan berharap Jeno dan Karina bisa menikah nantinya.

différent―JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang