#E

672 10 0
                                    

Orang tua Satoshi bingung, apa yang akan mereka perbuat ke anaknya agar anaknya menyesal telah berbuat seperti itu. Mereka tak habis pikir, bagaimana mungkin Satoshi tega melakukan hal seerti itu pada Tomoya.

"Satoshi-kun, Ibu dan Ayah akan pulang terlebih dahulu. Kau jaga Tomoya baik-baik dan ingat bahwa ini adalah kesempatan terakhirmu. Kalau Shintaro-san menelepon, kamu beri saja alasan agar dia tak khawatir. Ibu dan Ayah juga akan membantu dari sana" Ibu Satoshi

"Baik Bu, sekali lagi terima kasih. Aku sayang Ayah dan Ibu" Satoshi

"Untuk lebih nyaman, Ayah telah memindahkan Tomoya-kun ke kamar ICU VVIP, jadi kau tetap bisa menjaganya di dalam. Kau juga sebaiknya menginap" Ayah Satoshi

"Baik Yah, terima kasih dan hati-hati di jalan. Sampai jumpa" Satoshi

Orang tua Satoshi pun berlalu meninggalkan anaknya di lorong rumah sakit.

.     .     .     .     .

Satoshi pergi menuju ruang ICU VVIP tersebut. Sebelum masuk, Satoshi memakai baju khusus agar bisa mendekati pasien.

Melihat Tomoya banyak dipakaikan selang di tubuh dan juga alat pernafasan, membuat Satoshi sangat merasa bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat Tomoya banyak dipakaikan selang di tubuh dan juga alat pernafasan, membuat Satoshi sangat merasa bersalah. Tak jarang dia menitikan air mata.

Satoshi memutuskan untuk izin sekolah beberapa hari karena dia tak ingin meninggalkan Tomoya. Orang tua Satoshi juga membantunya meminta izin pada wali kelas dan sekolah.

Tiga hari pun berlalu dan Tomoya akhirnya siuman dari tidur panjangnya. Tomoya membuka mata, namun langsung mengerjabkannya karena sangat silau disana. Tomoya melihat ke sekeliling, dan dia melihat Satoshi yang tertidur sambil memegang tangannya.

Tomoya mencoba memanggil namun suaranya amat sangat lemah, jadi tak terdengar. Dia mencoba menggerakan tangannya yang berada dalam genggaman Satoshi. Satoshi akhirnya terbangun, dan betapa senangnya dia melihat Tomoya siuman. Satoshi langsung memencet tombol untuk memanggil dokter dan perawat.

"Akhirnya kamu bangun juga cintaku, maafin aku ya Tomoya" Satoshi

Dokter dan perawat akhirnya datang dan memeriksa Tomoya. Akhirnya dokter menyatakan bahwa keadaan Tomoya sudah stabil.

Satoshi langsung menelfon Ibu dan Ayah nya, memberitahukan bahwa Tomoya sudah siuman. Ibu dan Ayah Satoshi akan segera menuju rumah sakit untuk menjenguk Tomoya.

.      .      .      .      .

"Sayang, sekarang apa yang kamu rasakan??" Satoshi

"Sakit" Tomoya

Suara Tomoya amat sangat pelan, sehingga hanya seperti gerakan bibirnya saja.

"Ok, aku paham. Kamu tenang aja ya, aku akan merawatmu hingga sembuh total" Satoshi

Tomoya pun tersenyum dan mengangguk, dia senang bahwa sepertinya Satoshi sudah menyesali perbuatannya itu.

Satoshi menceritakan beberapa hal selama dia tak masuk sekolah dan lain hal. Tomoya hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil mendengarkan Satoshi.

Tak terasa beberapa jam pun berlalu dan orang tua Satoshi pun tiba di rumah sakit. Ibu dan Ayah Satoshi menjenguk Tomoya.

"Satoshi-kun, bisa kamu dan ayah keluar dahulu? Ibu ingin berbicara dengan Tomoya-kun" Ibu Satoshi

"Baik Bu, ayo Yah, kita beli kopi di kantin" Satoshi

Setelah Satoshi dan Ayahnya pergi ke kantin, Ibu Satoshi pun memulai pembicaraan dengan Tomoya.

"Sayang, maafkan Bibi yang tidak memperhatikanmu ya. Bibi sudah tau semuanya, dan Bibi tak akan mengatakan apapun pada Nenekmu. Jadi kamu bisa tenang saja" Ibu Satoshi

"Ma maksud Bibi?" Tomoya

"Aku sudah tau tentang hubunganmu dengan Satoshi-kun, Bibi dan Paman tidak melarang kalian menjalin hubungan itu. Walau dimata orang lain itu terlarang, tapi kami tak akan melarangmu. Kami akan mengizinkanya, tapi dengan beberapa syarat" Ibu Satoshi

"A apa itu Bi?" Tomoya

"Kamu harus bahagia, kalo kamu disakiti Satoshi-kun, kamu harus langsung melapor pada Bibi atau Paman. Dan yang terakhir, Bibi harap kamu mau memanggi kami sebagai Ibu dan Ayah. Kami akan mengangkatmu menjadi anak dan semua kebutuhanmu akan menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua angkatmu. Apa kamu setuju?" Ibu Satoshi

Tomoya tak bisa berkata-kata lagi. Dia sangat terharu dengan kebaikan keluarga Satoshi ini. Tomoya menangis terharu.

"Aku sangat berterima kasih hmm Ibu" Tomoya

"Ahhh aku menyayangimu anak bungsu ku" Ibu Satoshi

Ibu Satoshi sangat bahagia bisa mengangkat Tomoya sebagai anak.
Ibu Satoshi tak tahan ingin memeluk Tomoya, namun dia mengurungkan niatnya karena masih terdapat banyak selang di tubuh Tomoya.

Setelah perbincangan selesai, Ibu dan Ayah Satoshi pamit pulang, karena harus mengurus berkas-berkas untuk mengangkat Tomoya menjadi anak mereka. Mulai saat ini tak ada lagi sebutan Ayah Satoshi atau Ibu Satoshi, tapi hanya ada Ayah dn Ibu. Tomoya sangat bersyukur karna Kami-Sama telah mengirimkan keluarga yang sangat baik untuknya.

.     .     .     .     .

Seminggu pun berlalu dan Tomoya telah pulang dari rumah sakit. Dia bersama Satoshi kembali ke asrama dan mulai kembali sekolah lagi. Ketika itu pun status Tomoya sudah menjadi anak dari keluarga Urameshi. Sekarang Tomoya Shintaro sudah berubah menjadi Tomoya Urameshi.

Nenek Tomoya sangat terharu dengan kebaikan keluarga Urameshi terhadapnya dan terhadap cucunya. Tak apa walaupun keturunan Shintaro berhenti di dia, yang penting cucunya bahagia dan kehidupannya terjamin. Toh dia masih bisa bertemu dengan cucunya, itu pikirnya.

.     .     .     .     .

Tomoya dan Satoshi pun semakin dekat dan dekat.

Suatu sore sepulang sekolah, Satoshi dan Tomoya diajak untuk pergi ke coin karaoke untuk merayakan ulang tahun temannya, namun Tomoya menolak dikarenakan kondisinya yang sedang tidak enak badan. Akhirnya Satoshi memutuskan untuk ikut karena tidak enak dengan temannya yang sedang berulang tahun.

Tomoya pun akhirnya pulang sendiri, setelah sampai, dia menyibukan diri dengan belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah semua selesai, tak sadar dia tertidur di ruang tamu. Ketika terbangun ternyata sudah pukul sepuluh malam dan Satoshi belum juga kembali.

Khawatir akan jam malam yang berlaku di asrama itu, Tomoya pun berniat mencari Satoshi. Namun ketika sedang memakai sweater, tiba- tiba pintu terbuka dan menampilkan Satoshi yang berjalan masuk dengan sempoyongan dan akhirnya terjatuh di depan Tomoya. Tak disangka oleh Tomoya ternyata mereka mabuk- mabukan.

Tomoya pun segera membopong Satoshi ke tempat tidur, lalu Tomoya
melepaskan sepatu, menggantikan baju dan membasuh tubuh Satoshi dengan telaten. Hingga ketika sudah selesai, tiba-tiba Satoshi menarik tangan Tomoya hingga Tomoya terjatuh dalam pelukannya.

Satoshi mulai meracau dan dalam racauannya keluar kata-kata yang tak terduga.

"Sora-chan, kau cantik dan sexy sekali. Teruslah bergoyang Sora-chan, aku menyukaimu" Satoshi

Tanpa sadar Satoshi mengeluarkan kata-kata itu. Tomoya yang mendengar itu langsung menangis.
Tomoya terus memikirkan hal itu hingga dia tak tidur. Tomoya tak tau jika dia kurang istirahat, maka kesehatannya akan menurun hingga dapat membuatnya sakit.

"Kenapa kamu tega sekali Satoshi-kun" Tomoya

_______________________________________

See Yaa Next Chap 😉😉😉

Kimi Wa - Divné Other Side Part II (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang