#G

593 9 0
                                    

Satoshi telah kembali setelah dia membeli beberapa makanan dan minuman. Tak lupa Satoshi membelikan bubur untuk Tomoya agar perutnya merasa hangat.

Sesampainya si hotel, Satoshi ingin membangunkan Tomoya, namun Tomoya sepertinya demam. Satoshi pun hanya melepaskan ikatan di wajah dan mulut Tomoya saja, sementara tangannya tidak dilepaskannya.

"Tomoya, bangunlah" Satoshi

Tomoya mencoba duduk dengan susah payah.

"Makan dulu ya, aku suapi. Tadi aku membelikanmu bubur, kau harus makan agar perutmu hangat" Satoshi

Satoshi membantu agar Tomoya dapat duduk dan menyenderkannya di tempat tidur. Satoshi kemudian menyuapi Tomoya dengan telaten. Setelah selesai disuapi, akhirnya Satoshi memutuskan untuk bertanya pada Tomoya.

"Tomoya, apa salahku padamu sehingga kau merajuk seperti itu? Kau tau kalau aku ini bodoh dan tidak peka, coba jelaskan agar aku mengerti dan paham" Satoshi

"Siapa itu Sora-chan?" Tomoya

"Ahh hmm i itu hmm a anuu i ituu" Satoshi

"Pasti dia adalah wanita cantik nan sexy. Dan kau menyukai wanita itu" Tomoya

Tomoya menjawab dengan sinis, serta Satoshi pun mulai salah tingkah. Tapi betapa egoisnya Satoshi, dia malah tambah menyakiti Tomoya lebih dalam lagi.

"Ya, kan aku butuh hiburan. Dan siapa suruh kemarin kau tidak ikut. Aku akan melakukan apapun yang ku suka. Dan kau jangan pernah melarangku!!" Satoshi

Tak dapat jawaban, Satoshi kembali geram lalu dengan ringan tangannya dia melampar kembali Tomoya.

"Kalau aku tanya jawab!!! Kau punya mulut!! Salahkan kau yang berdada rata!! Aku bosan dengan kau, makanya aku mencari wanita cantik dan sexy" Satoshi

Hati Tomoya mencelos mendengar itu, rasanya seperti tersambar petir. Dimana Satoshi yang mencintai dan menyayanginya dulu.

"Ingat!!!! Jika kau mengadukan hal ini pada Ayah Ibu dan Shintaro-san, maka habislah riwayatmu Tomoya!!" Satoshi

Tomoya tak dapat menahan lagi air matanya. Dia menangis tersedu-sedu.

"Ahhh!!! Kau cengeng sekali!! Kau itu pria, bodoh!!!!" Satoshi

Satoshi kesal dan menyumpal kembali mulut Tomoya dengan saputangan.

Pikiran jahat pun muncul seketika.

"Hei Tomoya!! Jika kau ingin aku kembali menyayangimu, maka kau harus mau melayaniku layaknya seorang istri atau pacar wanita yang sesungguhnya" Satoshi

"Hmmmppthh hmmpth" Tomoya

"Kau kan juga mempunyai lubang layaknya seorang wanita, pergunakan itu dengan baik ok? Maka aku akan kembali menyayangimu. Akan kuajarkan agar kau terbiasa dengan hal itu" Satoshi

"Hmmmmpppttttthhhhh!!!!" Tomoya

Tomoya menjerit sejadi-jadinya karena ketakutan. Satoshi kembali mengikat syal tebal pada Tomoya sebagai masker. Lalu Satoshi kembali meninggalkannya sendiri di dalam kamar hotel.

Satoshi keluar untuk membeli obat perangsang dan obat bius. Sebenarnya dia tidak boleh membeli itu karena masih belum cukup umur. Dia membeli itu di pedagang gelap.
Setelah itu dia kembali ke hotel. Dia berniat untuk kembali memperkosa Tomoya.

Sebenarnya Satoshi sangat mencintai Tomoya, namun dia jenuh karena tak bisa melepaskan hasratnya pada Tomoya.

Tapi dengan ini dia berharap bahwa Tomoya akan terbiasa.

Egois, sungguh egois seorang Satoshi.
Kemana perginya Satoshi yang menangisi Tomoya saat d rumah sakit ketika itu? Dimana Satoshi yang berjanji akan selalu menjaga Tomoya? Apa kata penyesalan waktu itu hanya dibibir saja? Siapa yang tau??

.     .     .     .     .

#TomoyaPov

Aku takut, Kami-sama tolong lindungi aku. Ayah Ibu ku di surga, tolong lindungi aku. Semoga aku bisa bertahan dari hal yang menyakitkan ini.

.     .     .     .     .

Satoshi telah sampai dan melihat Tomoya yang masih menggeliat-geliat
seperti ulat. Dengan teganya Satoshi langsung menuangkan obat perangsang dan obat bius pada masker Tomoya. Tomoya hanya bisa menjerit, tapi setelah beberapa menit, jeritannya berubah menjadi desahan. Disaat itulah, Satoshi membuka celana Tomoya dan celananya sendiri.

Dilihat penis imut Tomoya sudah mengeluarkan precum, dan lubangnya sudah sangat memerah.
Tak sabar akhirnya Satoshi langsung memasukan penisnya dalam sekali hentakan. Tomoya hanya bisa menjerit panjang dibalik sumpalan. Walaupun suaranya sangat kecil, tapi Tomoya tetep menjerit.

Sakit memang, tapi lama-kelamaan sepertinya Satoshi menemukan sweetspotnya Tomoya. Perlahan jeritan itu berubah menjadi desahan.

Berkali-kali Satoshi menghujamkan penisnya pada lubang anus Tomoya. Tomoya pun sudah orgasme untuk kedua kalinya. Mungkin Satoshi terlalu perkasa, maka dari itu Satoshi belum juga orgasme.

Sudah keempat kalinya Tomoya orgasme, sudah tak ada lagi suara bahkan desahan. Masih tersadar namun raga sudah tak kuat. Sangat menyakitkan hingga air mata tak mampu lagi menetes.

Satoshi sudah orgasme dan dia akhirnya menghentikan perbuatan kejinya itu. Tomoya bahkan sudah tak bergeming. Satoshi sepertinya sudah kembali ke pikiran normalnya. Dia membersihkan penis dan lubang anus yang penuh dengan cairan orgasme bercampur darah Tomoya, setelah itu dia melepaskan semua ikatan yang ada ada Tomoya.

Tomoya nampak seperti orang yang mengalami depresi berat, dia hanya diam saja melihat ke satu arah. Satoshi pun tidak tega dan akhirnya menyelimuti Tomoya dan memeluknya.

"Maafkan aku Tomoya, aku sangat mencintaimu" Satoshi

Hanya satu kalimat itu yang akhirnya membuat pertahanan diri Tomoya runtuh seketika. Dia berfikir akan membenci Satoshi karena sudah melakukan hal ini padanya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa dia amat sangat mencintai Satoshinya itu. Baik dulu ataupun sekarang.

Dalam dekapan Satoshi, Tomoya menangis tersedu-sedu. Dia merutuki dirinya sendiri. Kenapa masih sangat bodoh mencintai Satoshi yang seperti itu.

Entah kenapa mendengar tangisan Tomoya kali ini, hati Satoshi akhirnya merasa lega. Ya dia menyayangi Tomoya. Amat sangat menyayangi, namun satu kekurangan Tomoya yaitu tak memiliki payudara.

.     .     .     .     .

2 tahun pun berlalu begitu saja, mereka lulus dengan sempurna. Satoshi mendapatkan pekerjaan di kota sebelah. Tomoya? Ya, tentu saja Tomoya mengikuti Satoshi.

Perlakuan Satoshi yang terus dilakukan secara rutin selama dua tahun ini, menyebabkan Tomoya sangat ingin menjadi perempuan.

Tanpa diketahui oleh Satoshi, Tomoya pulang ke rumah dan mulai bercerita pada Ibu. Dia ingin mendengarkan pendapatnya tentang sesuatu.

"Ibu, aku pulang" Tomoya

"Ahh anakku yang manis. Sini masuk, kebetulan Ibu sedang memasak" Ibu

"Aku akan membantu Ibu" Tomoya

"Wahh baik sekali anak Ibu yang satu ini" Ibu

"Kau tumben sekali pulang ke rumah sendiri. Dimana anak bandel itu? Biasanya kalian selalu berdua" Ibu

"Tidak Bu, aku hanya sendiri. Satoshi masih bekerja jam segini. Bu aku ingin meminta pendapatmu" Tomoya

"Ya, tentang apa?" Ibu

"Bu, a aku ingin operasi pa payudara" Tomoya

_______________________________________

Tomoya mau punya nenen Gengs 😂😂😂

See Yaa Next Chap 😉😉😉

Kimi Wa - Divné Other Side Part II (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang