#F

668 13 0
                                    

Keesokan harinya, Satoshi yang bangun dari tidurnya mencari-cari Tomoya namun tak ada. Dia memanggil-manggil namun nihil.

Kemudian dia melihat catatan diatas- nya terdapat kotak bekal yang ditumpuk dua.

Aku berangkat lebih dulu, jangan lupa makan sarapanmu dan jangan lupa bawa bekalmu.

Tomoya

Satoshi heran karena tidak biasanya Tomoya akan pergi sendiri tanpanya. Tapi dia tak berfikir apapun dan makan dengan lahap setelah itu berangkat ke sekolah.

Disekolah pun Tomoya menghindari Satoshi, seperti ketika diajak bicara, Tomoya pura-pura memanggil temannya. Lalu ketika jam istirahat, Tomoya langsung menghilang entah kemana. Ketika jam pulang sekolah, Tomoya juga sudah pulang terlebih dahulu. Dan ketika Satoshi sampai asrama, Tomoya sudah tidur.

Tidak hanya sehari dua hari, namun ini sudah terjadi lebih dari seminggu. Satoshi pun jengkel dengan sikap Tomoya yang seperti itu. Akhirnya Satoshi memutuskan untuk bangun pagi sekali hari ini dan akan memaksa Tomoya untuk berbicara.

Ketika Tomoya bangun, dia dikejutkan oleh Satoshi yang sudah duduk disebelah ranjangnya. Namun Tomoya tetap tak berbicara dan akan pergi begitu saja. Satoshi yang melihat itu langsung menarik tangan Tomoya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan?! Sakit! Lepaskan" Tomoya

"Kau kenapa? Kenapa menjauhiku?" Satoshi

"Kau pikir saja sendiri" Tomoya

Satoshi pun naik pitam, dia tak terima dengan jawaban Tomoya. Dengan emosi yang memuncak, Satoshi melempar Tomoya kembali ke tempat tidur. Dengan sigap dia memasukan beberapa pakaian dan yang lainnya ke dalam ransel.

Setelah itu Satoshi menarik tangan Tomoya untuk pergi.

"Mau kemana?!!, Aku mau sekolah!! Lepaskan Satoshi!! Sakit!!" Tomoya

"Diam kau!! Ikut atau semua bukumu akan kubakar?!!" Satoshi

Tomoya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Satoshi dan akhirnya dia menyetujui Satoshi untuk pergi entah kemana.

Satoshi berbohong, dia izin kepada Ibu dan Ayahnya bahwa mereka akan pergi berlibur. Dan izin ke sekolah bahwa ada acara keluarga selama beberapa hari.

Setelah selesai mengurus itu, Tomoya
memesan taksi untuk mengantarnya ke kota sebelah. Disana Satoshi memesan hotel yang memiliki kamar cukup luas. Setelah menaruh ransel Satoshi melepas paksa baju Tomoya dan menyeretnya ke dalam kamar mandi.

"Lepaskan!! Apa yang kau lakukan Satoshi!!!! Lepaskan!!" Tomoya

PLAK!!

Suara tamparan terdengar sangat nyaring menggema di kamar mandi.

"Kau tak bisa diam ya Tomoya?! Berisik sekali. Ahh merepotkan saja anak ini" Satoshi

Satoshi meninggalkan Tomoya di kamar mandi, dia membuka ransel dan mengeluarkan saputangan dan tali, lalu kembali lagi ke kamar mandi.

Tomoya yang tadi ditampar, tak bergeming sama sekali dan dia pun menangis. Kakinya lemas tak dapat menahan berat badannya sendiri.

Satoshi pun kembali ke kamar mandi dan mengikat tangan Tomoya ke belakang, lalu mengikat mulut Tomoya dengan menyelipkan saputangan diantara bibir lalu diikat kebelakang.

Tomoya pun hanya diam diperlakukan seperti itu. Dia berfikir kenapa Satoshi tega sekali terhadapnya.

"Kau mau mandi air hangat atau dingin?" Satoshi

Pertanyaannya pun tak mendapatkan jawaban, dan lagi-lagi Satoshi menampar Tomoya.

"Kalo ditanya jawab!! Kau punya mulut dan aku hanya mengikatnya seperti itu!!" Satoshi

Tomoya mulai ketakutan dan menjawab dengan badan yang bergetar.

"Hahat (hangat)" Tomoya

"Nah begitu, kalau ku tanya, kau harus jawab walau pun mulutmu tersumpal" Satoshi

Satoshi menggendong Tomoya dan menaruhnya di bathup. Satoshi memandikan Tomoya denga telaten, mengeringkan badan dan memakaikan piyama lalu sweater hangat pada Tomoya.

Satelah itu ikatan di mulut pun dilepaskan.

Tomoya yang melihat Satoshi, tiba- tiba menangis dan membuat Satoshi bingung.

"Kenapa lagi?! Cengeng sekali kau!" Satoshi

Mendengar Satoshi berbicara seperti itu membuat tangisan Tomoya makin menjadi.

Satoshi kesal sekali karena Tomoya yang terlalu berisik. Dia akan menanyakan kenapa Tomoya marah padanya besok saja, dan hari ini dia memutuskan untuk menghukum Tomoya saja.

Satoshi menuju lemari dan mengambil beberapa saputangan, syal dan kaus kaki serta lakban.

Pertama, Satoshi mengambil kaus kaki dan memakaikannya di tangan Tomoya. Setelah itu dia melilitkan beberapa putaran lakban di tubuh Tomoya sehingga tak bisa bergerak.

Kedua, Satoshi memasukan beberapa buah saputangan ke dalam mulut Tomoya dan diikat lagi dengan saputangan lainnya agar tak jatuh. setelah itu saputangan lain diikat membentuk masker yang menutupi sebagian wajah Tomoya.

Dan yang terakhir, Tomoya melilitkan  syal pada kepala Tomoya, sehingga hanya menyisakan mata saja yang terlihat. Tomoya sudah nampak seperti ninja sekarang.

Setelah itu Satoshi menutupi Tomoya dengan selimut tebal dari kaki sampai leher dan menyalakan pendingin ruangan dengan suhu terendah.

"Hei Tomoya, jika kau mau buang air besar atau kecil, kau harus memberikanku tanda ya" Satoshi

Namun lagi-lagi tak ada jawaban. Satoshi kesal dan menjambak rambut Tomoya

"Sudah kubilang berapa kali?!! Kalo ditanya tuh jawab!! Kau bodoh atau apa hah??!" Satoshi

Tomoya yang ketakutan pun langsung menjerit.

"Hhmmmmpppttttttt!!!!!!!" Tomoya

"Diam bodoh!!" Satoshi

"Hmmmpphhtttt!!!!!!!" Tomoya

'sepertinya anak ini tidak bisa dibilangi ya?' Batin Satoshi

Satoshi yang kesal pun menjmbak dan memukul perut Tomoya sekali. Tomoya langsung terbatuk dan akhirnya dia tenang.

"Apa aku harus memukulmu baru kau mau diam?" Satoshi

"Hmpt" Tomoya

Tomoya menjawab sangat lemah, suaranya sangat kecil sekarang. Tapi Satoshi berfikir bahwa sepertinya syal di wajah tomoya kurang tebal, makanya dia bisa berteriak seperti itu.

Akhirnya Satoshi memutuskan untuk menambah ikatan syal pada wajah Tomoya menjadi tiga lapis. Tomoya sebenarnya susah sekali untuk bernafas, namun takut jika Satoshi akan marah.

Setelah selesai, Satoshi memutuskan untuk menutup tubuh Tomoya dengan selimut hingga ke kepala. Satoshi memutuskan untuk mencari makan di luar dan meninggalkan Tomoya sendirian di kamar hotel.

.     .     .     .     .

#TomoyaPov

Kenapa dia tega sekali melakukan ini padaku? Padahal aku sangat mencintainya. Ayolah Tomoya, kau harus bertahan!! Kau harus kuat. Ingat!! Jangan membuat Ayah dan Ibu sedih dengan permasalahan ini. Kami-sama, tolong bantu aku.

.     .     .     .     .

Sepeninggal Satoshi, Tomoya hanya terus menangis. Dalam ikatannya dia tak bisa bergerak, tak bisa bicara dan bernafas pun susah. Dia menangis hingga akhirnya tertidur.


_______________________________________

Nahhh si Yuki suka begitu karna secara ga langsung kturunan dari bapake 😂😂😂

dah lah loph bgt sama Satoshi 😘

See Yaa Next Chap 🥰🥰🥰

Kimi Wa - Divné Other Side Part II (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang