part 6

28 4 1
                                    

Udara pagi yang segar membuat mata Azkiya terpejam saat menghirupnya. Hari libur ini Kiya mengusahakan dirinya untuk olahraga pagi setelah membantu uminya memasak sarapan seusai subuh tadi lalu menyempatkan lari pagi di taman depan komplek perumahan. Azkiya menggunakan baju olahraga khusus muslimah walaupun dia berpenampilan syarii mengenai aktifitas seperti olahraga ini tidak menjadi penghambatnya untuk tetap mengenakan pakaian panjang yang sesuai dengannya. Kaos panjang juga rok celana dan juga jilbab instan menutup dadanya.

Azkiya mulai pemanasan di teras rumah sebelum menuju ke taman komplek

"Gaya-gayaan pake lari segala" ejek bang Rifki yang sedang sibuk mencuci motornya

Azkiya melirik sebentar kearah abangnya kemudian meneruskan pemanasannya.

"Biarin sih biar sehat ini kok"

"Abang mau ikut gak joging di taman komplek?" Tanyaku pada bang Rifki yang sibuk dengan motornya

"Engga lah kamu gak liat abang lagi apa nih"

"Yaudah, Kiya lari dulu yaa abang, kalo ada apa-apa jangan lupa tinggal tekan 111" celetuk Azkiya

Rifki mendengus "itu nomor pemadam kebakaran Azkiya" jawab Rifki kesal

Azkiya menjawab dengan nada sewot "siapa juga yang bilang nomor pak tomo, udah ah Kiya mau lari ngomong sama abang engga kelar-kelar ini mah" ujar Kiya meninggalkan Rifki

"Wah durhaka kamu sama pak satpam depan" pekik Rifki

Azkiya hanya membalas dengan juluran lidah

Azkiya berlari santai menuju taman, dijalan dia banyak melihat orang-orang yang juga melakukan hal yang sama seperti Azkiya.
Saat lari santai tiba-tiba ada seseorang disebelahnya.

"Wah gak nyangka ketemu kamu disini emang yaa kalau jodoh gak kemana dimana aja pasti ketemu"

Kiya yang kaget berhenti langsung sewot mendapati sosok laki-laki yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.

"Lah kamu ngapain disini?" Tanyaku sambil melanjutkan lari

"Makan, yaa lu liat dong gue ngapain. Jogging nih"

"Maksud aku kamu kenapa ada di taman ini. Pasti ngikutin aku yaa!"

"Jadi cewe geer banget sih siapa juga yang ngingkutin lu, lagian yaa ini kan tempat umum siapa aja boleh dong lari disini"

Azkiya mengembungkan pipi rencana lari pagi yang tenang nya gagal, kenapa harus ada Arkan disini sih. Aku yang masabodo dengan nya terus melajukan langkah dengan santai.

Arkan mengikuti Azkiya lari disampingnya, apapun gerakan Kiya diikuti oleh Arkan. Azkiya mengelap keringat, Arkan juga mengelap keringat. kiya berhenti Arkan juga berhenti begitu seterusnya sampai-sampai Kiya yang merasa kesal dengan Arkan mulai terpancing emosi karena kelakuan Arkan.

"Kamu ngapain sih ngikutin aku terus" ujar Kiya kesal

Arkan hanya diam dia tidak mendengar ucapan kiya karena menggunakan headset.

"Arkan! Kamu dengar aku kan?"

Arkan tetap tidak menggubris ucapan Kiya membuat Kiya kesal

"Pantesan kaga dengar pake headset ternyata" batinku

Aku yang merasa jengah mencoba menghindar namun belum jauh Arkan lebih dulu mencegahnya.

"Apa lagi sih" keselku

"Lo pasti capek duduk disana yuk" sambil menunjuk bangku taman yang kosong

"Gak aku langsung balik aja" jujur sebenarnya udah males banget lari malah direcoki

"Udah ayok lo kan belum minum pasti haus disana juga banyak stan makanan gue teraktir" sambil menarik lenganku

Spontan aku yang kaget langsung menghempaskan tangan nya yang berani memegang lenganku

"Apa sih Arkan bisa gak sih gak usah megang-megang aku juga bisa kok jalan sendiri kita ini bukan mahrom jadi tolong jaga batasan" omelku sambil melaju kursi kosong

"Ya maaf refleks"

Jogging pagi yang udah terencana malah gagal hilang mood ku seketika saat ketemu dengannya. Setelah jajan aku memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan Arkan yang selalu membuntuti ku hingga sampai rumah katanya biar selamat sampai tujuan. Aku yang merasa risih juga percuma mengusirnya tetap kekeh mengantarku.

***

Keesokan harinya aku melanjutkan aktifitasku seperti biasa yaitu sekolah dan seperti biasanya Arkan selalu mengganggu ku. Hmm kenapa sih sehari aja bisa kan untuk tidak mengganggu ku, kesel jadinya.

Seperti tadi aku dibuat kesal dia lagi sampai aku emosi dan marah karenanya.

Daripada aku gerutuin dia lebih baik aku ke mushola untuk sholat dhuha dan menenangkan diriku.

Seusai sholat lagi-lagi aku dibuat terkejut kehadiran seseorang berjalan menghampiri ku yang kini duduk pada sebuah kursi kayu panjang yang biasa digunakan memakai sepatu.

"Assalammualaikum Azkiya Humaira" panggil seorang laki-laki

"Wa'alaikumsalam" jawab ku

"Kamu masih ingat aku yang kemarin?" Tanya nya

"Laki-laki Al-Qur'an?" Tanyanya membuat laki-laki itu terkekeh.

"Lucu sekali kamu manggil aku begitu, panggil Zidan"

Zidan mengulas senyum. Laki-laki itu memiliki senyum manis, hidung mancung dan tatapan yang lembut membuat siapa saja meleleh melihatnya.

"Kamu kok bisa tau namaku?" Tanyaku sedikit bingung

"Kamu engga kenal aku?" Tanyanya mengernyitkan dahi

"Emang kita pernah ketemu?" Tanyaku bingung

Laki-laki itu tersenyum dan melangkah meninggalkan area mushola.

Siapa? 

🌸🌸🌸

Update lagi jangan lupa vote terus ya biar aku  semangat updatenya.
Twitter : @fitrividuthh
Instagram : @fitrideaautami
Wattpad : @Fitrividya30

Syukron jazakumullah khoiran katsiran🙏

Azkiya HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang