Azkiya menghembuskan nafas panjangnya, mengundang perhatian azda dan Ara. Dia masih memikirkan Arkan yang berniat untuk mengganggu hidupnya sudah pasti hidupnya tak akan tenang. Dia kan harus menjaga jarak dengan laki-laki. Mungkin kiya bisa menegosiasi aja ya sama Arkan untuk tidak mengganggu nya.
"Nggak usah stres gitu Arkan baik kok, kamu pasti gak akan nyesel deh bisa dekat dengan Arkan cogan teruwu di sini". Ara bercerita semangat
"Kenapa dia suka usilin orang?"
"Mungkin udah bawaan dari lahir kali" ucap Ara asal. Sementara Azda hanya menggeleng-geleng kepala
Kepalanya mengangguk. Ya sudahlah kenapa juga jadi mikirin laki-laki itu, membuatnya pusing aja.
Ditengah menikmati makan, tiba-tiba tiga cogan gabung dengan mereka. Mereka langsung meletakan nampan makanan dan mengambil duduk. Satu laki-laki yang tadi mengusiknya kini duduk disampingnya diikuti Rio dan Revan.
"Gapapa biarin mereka disini" bisik azda
Azkiya terdiam sejenak, mengangguk kecil dengan perasaan resah. Ia tidak akan mau menoleh sebelah kiri, apalagi Arkan di sampingnya sejak tadi memperhatikan. Lebih baik fokus pada makanannya dan setelah itu ia akan beranjak masuk ke kelas.
"Rakus bener yang", perkataan Rio yang duduk di depan Azda itu sontak membuat Azda mendelik tajam. Gadis itu sudang mengacungkan garpunya, siap bertindak jika tak punya perasaan.
"Ulang!"
"Manggil sayangnya?" Ulang Rio tak bersalah. Membuat Azda melotot marah.
"Kamu mau aku bunuh!"
"Mau dong yang" matanya berkedip
"Stres" hardiknya memakan baksonya sambil terus menggerutu sebal, malah membuat Rio terkekeh
"Emang gitu Kiya" komentar Ara yang sambil memakan siomay nya. "Mereka tuh kalo udah ketemu kaya tom n jerry gak pernah akur pasti ngajakin nya berantem. Tapi kadang suka nunjukin perhatiannya walau dengan cara gitu sweet bangat gak sih kayanya suka deh"
"SOK TAHU" protes mereka berdua
"Tuh kan kompak" Ara mencebik
"Kita emang teman kecil emang sering gini, tapi yaa gak bangat yaa kalo gue sampe suka sama dia" Azda bergidik
"Benci sama cinta beda tipis da, hati-hati aja" Arkan bersuara
"Ogah amat"
"Jangan gitu da kasian tuh Rio nya tar patah hati dia"
"Bodo amat"
Azkiya yang sedari tadi memperhatikan terkekeh geli dengan mereka. Melanjutkan makanannya tak sengaja melihat Arkan yang memperhatikannya sambil mengkedipkan matanya membuat langsung membuang wajahnya.
"Azkiya Humaira kok diem aja sih?"
Kiya tak menggubris berganti menatap Ara yang menatap keduanya, "Ara ganti yuk"
"Wah gila sih ini mah seorang Arkan dicuekin" ledekan Rio membuat Arkan mendengus
"Ra kamu tetap disana aku beliin kamu dua coklat deh" tawar Arkan membuat Azkiya melotot tak percaya sedang Ara langsung memekik senang sambil mengangguk setuju
"Oke, kalau kamu sering gini aku bakal dukung kamu sama Azkiya" mata Kiya melotot. Benar-benar yaa sih Ara seenaknya saja mau saja disogok hanya dengan dua coklat.
"Kok gitu sih Ra kamu lebih milih coklat daripada sahabat kamu ini?"
"Maaf Kiya kan kamu tau kalo aku gak bisa hidup tanpa coklat" ringis Ara tak enak hati membuat semua yang ada di meja itu terkekeh geli
Kiya mendengus "kalo gitu aku kasih kamu tiga coklat"
"Serius" membuat binar mata Ara
"Aku kasih 4" Arkan tak nyerah, membuat Ara semakin mengekik girang karena mendapat banyak coklat
"Arkan aja deh"
"Sabar Kiya, Ara emang gitu engga asik kalau udah berhubungan dengan coklat" ucap Azda tertawa
"Kamu nggak akan bisa Azkiya" seringai jahat membuatnya mendelik "seharusnya kamu senang dan bangga bisa dekat dengan seorang Arkan"
"Terus aku peduli gitu?" Ketusnya, membuat suara tawa dari teman-temannya mengejek Arkan yang tidak dipedulikan hahaha
"Oke, kita tunggu nanti kamu harus siap kedepannya" bisik Arkan menyeringai.
***
Mentari memang hebat
Senja juga sangat cantik
Bulan begitu terang
Bintang kelipnya sangat indah.Tapi langit selalu ada dikala mereka waktunya bersinar
Langit tak pernah minta dipuji meskipun dia selalu ada.Langit tak pernah menunjukan bahwa ia berharga meskipun semua orang membutuhkan ia.
Langit selalu ada kala orang memanjatkan doa menemani,
Memandangi setiap manusia mencurahkan isi hati.Jadilah seperti langit yang tinggi tapi selalu merendah.
Sore ini semburat warna indah memenuhi langit. Senja lama tak menyapa. Senyum mengembang melihat warna diatas langit.
Saat ini Azkiya sedang berada di balkon kamarnya, tempat menjadi favoritnya. Terderang suara adzan maghrib berkumandang suara muazin yang sangat menyejukan hati membuat kiya penasaran siapakah orang tersebut karena ini pertama kalinya ia mendengar suara berbeda tersebut.
"Kiya ayo turun nak waktunya sholat maghrib jama'ah sama bunda" panggil bunda dibalik pintu
"Iya bun sebentar"
Kiya menuju kamar mandi untuk wudhu setelah itu ia turun ke mushola dirumahnya untuk shoa maghrib jama'ah dengan bunda nya. Ayah dan bang rifki tidak ada karena mereka ikut sholat jama'ah di masjid komplek.
Seusai sholat Kiya membantu bunda menyiapkan makan malam untuk mereka sekeluarga.
"Kiya bagaimana sekolah kamu lancar" tanya Ayah setelah menyelesaikan makanan
"Alhamdulillah ayah semua lancar"
"Kamu kan udah kelas 12 sebentar lagi ujian setelah itu kamu mau lanjut kemana universitas nya?"
"Hmm belum tau ayah Kiya masih mikirin untuk lanjut ke universitas apa dan jurusannya, masih bingung soalnya hehe"
"Segera ditentukan jadi saat nanti mau daftar kamu gak perlu bingung lagi, tapi apapun keputusan dan pilihan kamu pasti ayah dan bunda akan dukung"
"Iya ayah nanti Kiya coba pikirkan lagi"
Waktu sudah menunjukan pukul 9, ayah bunda sudah masuk kamar untuk tidur sementara bang rifki masih punya kesibukan di ruang kerja nya karena harus mengejar deadline yang harus segera diselesaikan. Aku menuju kamar merebahkan diri di kasur untuk masuk ke alam mimpi, tidur yang nyenyak agak tidak telat bangun sepertiga malam yang menjadi kebiasaannya saat usia 15 tahun. Semoga esok hari jauh lebih baik dari sebelumnya.
🌸🌸🌸
Update lagi jangan lupa vote terus ya biar aku semangat updatenya.
Twitter : @fitrividuthh
Instagram : @fitrideaautami
Wattpad : @fitrividya30Syukron jazakumullah khoiran katsiran🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiya Humaira
RomansaAzkiya Humaira gadis cantik, soleha, pintar yang disukai banyak orang khususnya laki-laki. Menjadi target beberapa cowo yang mendekatinya. Namun karena prinsip yang dimilikinya untuk tidak berpacaran, itu sebab nya dia begitu acuh. Sampai akhirnya...