Balik Kanan Mantan : 11 | Berpindah Genggaman

17.4K 4.1K 679
                                    

Balik Kanan Mantan | [Berpindah Genggaman]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balik Kanan Mantan | [Berpindah Genggaman]

Yang kangen unjuk tangaaan hoi hoi hoi 🙌🙌🙌

Mohon dibantu tandain typo ya. Selamat membacaaa. ❤️
***

Bastian memberi jarak sekitar lima sentimeter antara ponsel dan telinga, suara Mama terlalu nyaring jika membiarkan ponselnya terlalu rapat. Sejak tadi, ia belum berhasil mengatakan apa-apa, Mama terlalu bersemangat memarahinya sekarang—ah, setiap ada kesempatan sih kalau ini.

"Bisa-bisanya kamu bicara kayak gitu, Bastian!" Mama sampai menyebut namanya secara lengkap saking kesalnya. "Biar apa, Mama tanya? Biar kamu dijauhi Hayi? Dijauhi semua wanita yang Sneza kenalkan sama kamu? Biar apa?"

"BIAR AKU NGGAK JADI-JADI NIKAH SAMA YOGI!" teriak Sneza frustrasi. Sejak tadi, wanita itu seolah-olah bertindak sebagai pemasok bahan bakar di antara api yang Mama kobarkan ketika memarahi Bastian.

"Bastian, kamu bisa ngomong nggak? Dari tadi kamu dengar Mama nggak?"

Padahal sejak tadi Bastian baru sempat membuka mulut tanpa bisa mengatakan apa-apa karena Mama bicara tanpa jeda.

"Bisa jawab Mama nggak?!" Kali ini, suara Mama membuat Bastian menarik ponselnya lebih jauh.

"Bisa, Ma." Bastian menelan kembali penjelasan yang ingin ia sampaikan. Karena, percuma, Mama hanya ingin menumpahkan kemarahannya, tidak ingin mendengar alasan atau penjelasan apa-apa.

"Di mana kamu sekarang?" tanya Mama, suaranya nyaris tersengal, kemarahannya seperti belum tumpah seluruhnya. Beruntung Bastian mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah lebih cepat. Jika tidak, ia yakin sekarang sudah menjadi korban kekerasan dua wanita di rumahnya itu.

"Di apartemen. Hari Minggu aku nggak ke mana-mana, Ma." Biasanya, Ayara akan datang ke tempatnya, entah untuk mengajaknya bermain atau sekadar menyapanya, tapi hari ini tidak. Gadis kecil itu belum menampakkan diri.

"Tunggu di lobi, Mama sama Sneza lagi di jalan ke sana."

"Ha?!" Bastian bangkit dari sofa, benda yang ditempelinya seharian, lalu berjalan ke arah pintu keluar. "Kok, bisa-bisanya?" Ia memejamkan mata, tiba-tiba merasa harus mencari cara agar Ayara tidak muncul selama Mama dan Sneza mengunjunginya, tapi bagaimana bisa ia menolak kedatangan Ayara?

"Apa kamu bilang?"

"Nggak, maksudnya, ya ... kok, bisa-bisanya Mama datang mendadak, aku ... berantakan di sini." Bastian mengusap wajahnya kasar. "Ma .... Mama nggak akan berubah pikiran ... untuk putar balik?"

"Bas, di sana ada Sina? Kamu selama ini tinggal berdua sama Sina jangan-jangan?!"

"Nggak!" Bastian nyaris berteriak. Tuduhan macam apa itu? "Aku ...." Bastian berdiri di depan pintu, mengakhiri kegugupannya. Ia menarik napas perlahan, pikiran yang sempat blingsatan, perlahan ia tenangkan.

Balik Kanan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang