Balik Kanan Mantan : 14 | Janji

18.9K 4.6K 1.1K
                                    

Balik Kanan Mantan | [Janji]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balik Kanan Mantan | [Janji]


Maaf ya akhir-akhir ini jarang ngetik karena ngantuk terus, setelah vaksin bawaannya jadi pengen tidur sama makan mulu. Nggak boong, bukan alesan ini mah. Walaupun aslinya memang suka tidur sama makan juga. Wkwk 🤧 ada yang sama nggak?

Terima kasih masih menunggu cerita ini. Semoga masih semangat bacanya.

Mohon dibantu tandain typo ya. Selamat membacaaa. ❤️
***

Bastian berjalan di lobi hotel bersama Aryasa, mereka mencari coffee shop di sekitar sana, dan menemukannya tidak lama kemudian. Mereka sudah sampai di Semarang sejak pukul satu siang, dilanjut meeting dua jam kemudian dan berakhir pada pukul lima sore.

Bastian duduk di hadapan Aryasa, membawa dua paper cup berisi kopi hangat dan menaruhnya satu di meja. "Saya nggak menyangka kalau kita akan bekerja secepat ini," gumam Aryasa setelah menggumamkan kata terima kasih, menyesap pelan kopinya. "Sori ya, Bas. Nggak sempat istirahat dulu."

"Nggak apa-apa, biar semua kerjaan cepat selesai dan kita juga bisa pulang cepat, Pak." Bastian menaruh paper cup di meja, lalu merogoh ponsel sari saku celana. Tidak ada notifikasi apa pun di sana. Sejak berangkat, ia hanya menemukan satu pesan dari Mama yang berpesan ini-itu. Layar ponselnya hanya menampakkan fotonya bersama Ayara, yang mampu membuatnya tersenyum walau lelah menghantam, energinya terisi lagi setelah terkuras.

Bastian menghela napas panjang, mengingat sebuah kertas berisi surat beserta foto yang ditempel di pintu lemari es di apartemen, juga sekotak hadiah di meja makan. Apakah Ayara tidak berusaha mencarinya dan masuk ke apartemen sehingga benda-benda itu tidak ditemukan?

"Biasanya, cowok lajang kayak kamu nggak ingin cepat-cepat pulang kalau tugas kayak gini," ujar Aryasa. "Nggak ada yang nungguin dan ditemuin juga kan, di rumah?"

Bastian meringis dengan cibiran itu. "Kalau perginya liburan, ya nggak mau cepat-cepat pulang, Pak. Kalau perginya masalah kerjaan, ya ... nggak enak juga." Bastian kembali menyesap kopinya. Atau mungkin lebih tepatnya, ia memang tidak ingin pergi lama-lama dan berjauhan dari Ayara untuk urusan apa pun itu.

Aryasa mengangguk. "Saya sih jelas suka kangen anak-istri."

Saya juga kangen anak, istrinya nyusul aja, Pak, balas Bastian dalam hati.

Aryasa meraih ponselnya yang berada di meja, tersenyum sendiri melihat layar sebelum mengusapnya pelan, lalu mengangkat sebuah telepon. "Halo, Shi?" sapanya. "Baik, kok. Oh, Bastian? Ada nih, lagi ngopi."

Bastian yang merasa terpanggil, menoleh.

Aryasa mengernyit. "Baik-baik aja kok Bastian. Kenapa? Hah? Udah, udah makan." Wajah Aryasa masih tampak aneh. "Ya ... itu selalu, sih. Aku selalu memastikan rekan kerjaku—Bastian—baik-baik aja. Ya ..., hah?"

Balik Kanan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang