Senin
06.45 WIB"Lo beneran berangkat, 'kan, hari ini?"
"Iya .... Ini udah turun dari motor."
"Oh, udah di parkiran?"
"Hm."
"Ya udah buruan. Bentar lagi upacara, nggak usah mampir-mampir."
"Santai~ Masih juga kurang lima belas menit."
"Buruan, Desi ...."
"Kenapa, sih? Kangen berat, ya?"
"Bacot. Pokoknya nggak usah pake acara mampir-mampir. Ke kelas dulu yang penting."
Panggilan diakhiri sepihak oleh Yura. Berdiri di balkon depan kelas, matanya bolak-balik melihat ke arah gerbang dan pangkal tangga. Cemas kalau-kalau si anak baru muncul lebih dulu dari Rades. Sabtu kemarin setelah 'tragedi' di kantin, Yura terlalu asik menceramahi Khali tentang kewajiban menghindari Jangga sampai lupa memberitahunya perihal bangku berpemilik yang gadis itu tempati. Hari ini ketua kelas sudah membawa bangku tambahan di belakang bangku Rades dan Yura maunya Khali yang duduk di sana.
Kan tidak enak ya kalau tiba-tiba mengatakan hal seperti ... 'Khal, lo harus pindah ke belakang. Itu bangku punya Rades' atau 'Pindah nggak lo? Itu bangku punya crush gue. Gue harus nunggu satu tahun buat duduk depan-belakang sama dia. Jangan berani-berani lo misahin kami'. Malu, dong. Tidak etis. Makanya Rades harus datang lebih dulu guna menegaskan kalau bangku itu adalah miliknya. Jadi Khali tidak bisa protes dan Yura tidak perlu merasa bersalah.
"Eh, siapa, tuh? Kita ada anak baru lagi?"
"Mana, mana?"
"Itu."
"Ada apaan si?" tanya Yura.
"Coba lo liat, deh."
Yura mengikuti arah pandang Fara dan rombongan yang tiba-tiba heboh di samping. Sesosok siswa yang berjalan santai menuju bangunan kelas IPA tertangkap mata Yura. Penampilannya yang tak biasa mengundang atensi orang di sepanjang jalan. Beberapa siswa terang-terangan menatap anak itu dengan pandangan tercengang, sisanya melongo.
"Kha ... li?" desisnya tak percaya ketika akhirnya anak itu muncul di balkon kelas sebelas IPA. Semua orang yang ada di depan kelas kontan menahan napas.
Bagaimana tidak? Khali yang Sabtu kemarin masih beraura Angelina Jolie kini telah bertransformasi menjadi Christian Yu. Iya, Christian Yu. Christian Yu yang dari Korea. Minus tato, sih. Minus badan kekar juga. Tapi tidak mengubah fakta kalau Khali memang jadi 'seganteng' itu.
Dengan potongan rambut jenis curtain cut, ransel yang hanya bergantung pada sebelah bahu, kaus warna hitam yang mengintip dari balik baju putih tanpa dasi---terima kasih kepada dua kancing atas yang terbuka, bahu lebar, dan dada rata, Khali benar-benar terlihat seperti cowok fak boy yang dikirim dunia untuk menaklukan para wanita.
Wah, gila. Gila banget.
Wajah Yura terasa panas.
Bangs*t! Dia cewek, heh! Sadar!
"Lo ... potong rambut?"
"Iya, hehe. Cocok nggak?"
Yura mengangguk kikuk, masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Yura tahu ada orang-orang androgini yang wajahnya memang bisa terlihat ganteng dan cantik tergantung kondisi, tapi dia tidak menyangka kalau teman sekelasnya adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Walau kegantengan ini hanya terlihat kalau Khali diam---ketika tersenyum atau berbicara dia tetap terlihat seperti cewek good looking pada umumnya. Wajah datar nan arogan khas model catwalk itu ternyata sangat mendukung ketampanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAN: Bila Esok
Teen FictionSebagai murid baru, hal pertama yang Khali cari tentu adalah bangku---eh, maksudnya sahabat. Khali tahu kepribadiannya agak sulit diterima dan populasi cewek-cewek yang sefrekuensi dengannya amat jarang, jadi dengan penuh kesadaran dia berusaha untu...