17. Tidak Biasa

5 3 0
                                    

Selamat Membaca!!!

💌💌💌

“Itu makanan buat dimakan, Dit. Bukan buat diaduk-aduk doang. Emang kamu kira itu semen yang harus diaduk terus?”

Teguran dari Jino sontak membuat Ardit menghentikan aktivitasnya yang sejak tadi hanya memainkan isi makanan di hadapannya. Menggeser nasi ke kanan, menggeser lauk ke samping kiri, lalu mendorong beberapa sayuran ke arahnya. Kentara sekali jika si vokalis GoeSevent itu nafsu makannya telah menguap entah ke mana. Saat ini, Ardit dan teman se-band-nya sedang nongkrong dan makan-makan sesuai janji mereka sebelumnya.

“Kamu kok lesu gini, sih, Dit? Semangat dikit, dong. Memangnya ada apa, sih?” tanya Heri dengan ekspresi heran. Pasalnya, sejak mereka mulai nongkrong, Ardit sudah menunjukkan wajah tanpa gairah.

Lelaki itu pun menghela napas pelan, lalu mulai membalas, “Nggak apa.”

“Kayak cewek, ih. Bilang nggak apa, nggak apa. Padahal lagi banyak yang dipikirin. Spill aja, dong, Dit. Nggak usah ragu,” ujar Jino dengan raut tak senang.

“Iya, nih, Dit. Cerita aja ke kita ada masalah apa. Kayak lagi sama orang asing aja. Biasanya kalau ada masalah apa-apa, kamu juga pasti cerita ke kita.” Kali ini yang berkata adalah Heri, menimpali ucapan sang drumer GoeSevent, Jino. 

“Kamu lagi ada masalah sama Tiara, ya?” Ardit sontak mendongak saat mendengar pertanyaan sekaligus hipotesa dari Nanda. Tentu saja hal tersebut membuat ketiga sahabat Ardit semakin yakin bahwa si vokalis kebanggan mereka itu ada masalah dengan sahabat kecilnya.

“Nggak tau, ah.” Selepas itu, Ardit mulai menyendokkan makanan yang ada di depannya, lalu memasukkan ke dalam mulut. Berusaha untuk tak peduli dengan tatapan penasaran dari ketiga sahabat sekaligus partner-nya dalam band yang ada di hadapannya saat ini.

“Udahlah, Dit. Ngaku aja kalau kamu lagi ada masalah sama Tiara. Bahkan, tadi aku lihat kamu jalannya nggak barengan sama Tiara kayak biasa. Kalian berdua juga kelihatannya saling diem gitu. Ada apaan, sih? Cerita, dong. Nggak kayak biasanya, melempem mulu dari tadi kayak kerupuk kena air.”

Ardit langsung menghela napas panjang, lalu menatap ketiga sahabatnya secara bergantian, sebelum akhirnya mengungkapkan rasa kesal sekaligus herannya.

“Aku sendiri sebenarnya juga bingung. Tiara kelihatan lagi bad mood banget, deh, hari ini. Aku ngomong sedikit, dia langsung marah. Malah kayak orang ngambek.”

“Kamu usilnya keterlaluan kali, Dit. Kamu, kan, suka banget isengin dia,” cetus Jino dengan frontal yang membuat Nanda dan Heri gemas setelah mendengar ucapan drumer GoeSevent itu.

“Ngomongnya nggak frontal gitu bisa nggak?” tegur Heri dengan lirih pada Jino sembari melototkan mata. Jino tentu saja bingung di mana letak kesalahannya. Ia hanya menyatakan pendapat yang bersarang dalam pikirannya. Itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.

“Dia dari pagi pas masuk kelas aja wajahnya udah lesu banget. Waktu aku tanyain dia kenapa, eh, dia malah ngamuk dan bilang kepalanya tambah pusing kalau aku banyak nanya ke dia. Pas aku suruh izin pulang aja atau ke UKS, dia malah makin ngamuk. Ya, aku bingung dia sebenarnya kenapa. Serius, aku belum usilin Tiara, tapi dia sudah bad mood duluan. Aku, kan, jadi bingung dia sebenarnya ada apa kok aneh banget gitu,” ujar Ardit panjang lebar, sekaligus mengungkapkan perasaan resahnya sejak tadi.

“Palingan dia lagi jealous mungkin. Bisa aja kemarin kamu lagi ngobrol-ngobrol sama cewek lain, terus Tiara lihat kamu. Akhirnya dia mulai ngelampiasin amarah pas besoknya alias hari ini. Bisa jadi ity. Cewek memang sulit ditebak, Gaes.” Analisis Nanda sontak membuat Ardit, Jino, dan Heri sukses melongo. Mereka terkejut akan ucapan Nanda barusan.

“Hah? Bisa gitu, ya?”

💌💌💌

Ardit sangat bersyukur, Tiara sudah baik-baik saja saat ini. Bahkan, mulai mengajaknya mengobrol seperti biasa. Sepertinya kemarin Tiara mengalami sebuah masalah sehingga mood-nya menjadi anjlok. Dan sekarang, mungkin masalah Tiara telah usai.

Akan tetapi, Ardit justru yang mulai tak biasa. Sebab, semalam ia menemukan sesuatu yang janggal di dalam tasnya.

Sebuah surat.

Ardit sendiri bingung bagaimana bisa ada surat di dalam tasnya. Lelaki itu mengira mungkin ada penggemar yang iseng atau memang sangat ingin mengiriminya surat. Kertas surat itu tampak agak lecek saat Ardit mengambilnya, mungkin terdesak oleh beberapa buku.

Seingat Ardit, ia sudah sangat lama tak menerima surat dari penggemar. Namun, mengapa tiba-tiba saja ada surat di dalam tasnya?

Sebenarnya itu bukan masalah besar bagi Ardit jika saja isi surat itu hanyalah pengungkapan rasa cinta. Akan tetapi, surat yang ada di saku Ardit saat ini sangat menyeramkan dan membuat Ardit was-was.

Surat itu bukan surat penggemar biasa.

💌💌💌

Have a nice day.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FixationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang