Selamat Membaca!!!
💌💌💌
Layaknya Tiara yang sangat ganjil kala itu, kini Ardit pun melakukan hal serupa. Mendadak saja sang vokalis GoeSevent tersebut menjadi sering diam. Entahlah, sepertinya lelaki bermata sipit itu tengah memiliki banyak pikiran yang membuatnya kalut.
"Ardit ... ke kantin, ya?" teriak Tiara saat bel istirahat pertama telah berbunyi. Namun, sayangnya teriakan gadis berambut gelombang tersebut tak berbalas.
"Dit?" Lagi, Ardit masih saja terdiam dengan menundukkan kepala.
"Ardit!" panggilnya untuk yang kesekian kali dan membuat Ardit tersentak dan spontan mematikan ponsel pintarnya.
"Astaga, Tiara. Aku kaget. Nggak usah teriak gitu, dong." Mendengar balasan dari sahabat lelakinya itu, gadis berambut gelombang tersebut tentu saja semakin kesal.
"Aku, kan, sudah panggil kamu dari tadi. Tapi kamu aja yang nggak denger, padahal nggak lagi pake earphone. Aku manggilnya juga keras banget tadi, tapi kamu nggak ngerespon. Makanya aku-" Ucapan Tiara spontan terinterupsi saat Ardit meletakkan telunjuknya berada sekitar satu sentimeter dari bibir gadis itu. Sayangnya vokalis GoeSevent tersebut tak mengetahui bahwa apa yang baru saja ia lakukan sangat berdampak pada debaran jantung Tiara yang mulai tak baik. Bahkan, pipi gadis itu memerah, yang membuat Ardit diam-diam tersenyum saat baru menyadarinya.
"Iya, Tuan Putri yang cerewetnya sejagat raya sampai telingaku berteriak minta ampun." Tiara pun semakin manyun setelah mendengar balasan Ardit, yang membuat pemuda itu rasanya ingin mencubit pipi montok tersebut. Namun, ia tahan sebisa mungkin jika tak ingin ada pukulan maut yang menyerang tubuhnya.
"Maaf, Ti. Iya, aku yang salah tadi nggak denger kamu manggil aku. Aku ngaku kalau aku yang salah karena terlalu fokus sama handphone-ku. Jadi, Tuan Putri mau maafin, kan?" Gadis itu terdiam setelah mendengar pertanyaan Ardit. Ia sangat tau, jika Ardit memanggilnya 'Tuan Putri', itu artinya dia ingin agar Tiara tak memarahinya lagi dan malas berdebat banyak. Namun, entah mengapa sebuah ide unik mendadak mampir ke dalam pikirannya. Ide untuk menjahili sahabat kecil yang ada di hadapannya ini.
Sambil mengangkat dagu dan menatap Ardit dengan pandangan angkuh layaknya Tuan Putri sungguhan dalam kerajaan yang biasa Tiara lihat dalam dongeng-dongeng, gadis itu pun berucap, "Tuan Putri bakal maafin kalau Pangeran Ardit yang ganteng rupawan tapi bohong ini ...."
Ardit menghela napas lelah saat Tiara menjeda ucapannya. Pasti gadis itu ada maunya.
"TRAKTIR AKU MAKAN MI AYAM DI KANTIN! AYO KE KANTIN SEKARANG, DIT!" Tanpa memedulikan tatapan aneh dari beberapa temannya yang berada di kelas, Tiara langsung menarik Ardit begitu saja.
Diam-diam pemuda tersebut tersenyum. Tiara memang mood booster-nya di kala mood-nya sedang down, dengan tingkah gadis itu yang membuat Ardit terus tertawa dan sangat gemas dengan Tiara.
💌💌💌
"Tiara, bisa ikut aku sebentar. Aku mau ngomong sebentar." Ardit dan Tiara yang akan pergi ke kantin berdua sontak berhenti saat Doni berlari dan menepuk pundak gadis tersebut. Lalu, si Kapten Basket Putra SMA A itu seperti menyadari bahwa Tiara tak sendirian, sehingga ia pun melanjutkan ucapannya, "Cuma berdua."
Saat mengetahui siapa yang baru saja mengajak Tiara berbicara, Ardit spontan melengos. Sejujurnya ia sangat tidak suka dengan rivalnya dalam meraih kepopuleran di SMA A ini. Sebenarnya jika mereka bersaing kepopuleran, Ardit sendiri tak masalah. Akan tetapi, sikap Doni yang benar-benar tak ingin kalah dan mau menang sendiri itulah yang sangat tak disukai oleh Ardit. Terlebih lagi, Doni selalu saja berusaha mendekati Tiara.
"Eum, tapi aku mau ke kantin, Don," jawab Tiara sembari melihat Ardit dengan takut-takut. Pasalnya, gadis itulah yang tadi memaksa Ardit untuk ke kantin. Namun, jika ia menuruti keinginan Doni, apakah itu tidak keterlaluan?
"Sebentar aja, kok, Ti. Bentar doang. Janji cuma sebentar. Please ..., setelah itu kamu baru ke kantin bareng Ardit. Ya?" Tiara pun menghela napas pelan saat mendengar permohonan Doni.
"Emangnya yang mau kamu omongin itu pe-"
"Iya, penting! Sebentar aja, kok, Ti." Doni pun harap-harap cemas, berharap semoga Tiara menuruti keinginannya. Di sisi lain, Tiara agak nggak enak kalau menolak permintaan Doni, tapi dia lebih nggak enak lagi dengan Ardit. Sampai akhirnya, gadis itu terkejut setelah mendengar ucapan Ardit.
"Ya udah, sana kamu ngomong dulu sama Doni. Aku tunggu di kantin." Selepas itu, Ardit meninggalkannya berdua dengan Doni. Tak ingin melewatkan kesempatan, sang Kapten Basket tersebut langsung menarik Tiara.
"Ayo ikut aku." Melihat tangannya ditarik, Tiara spontan melepaskannya yang membuat Doni memandang gadis itu dengan pandangan aneh.
"Aku bakalan ikut kamu, Don. Nggak usah narik-narik. Udah, kamu jalan duluan. Aku nggak bakal kabur." Meski agak tak yakin, Doni pun akhirnya berjalan di depan. Sedangkan di sisi lain, Tiara berdoa semoga Doni benar-benar membicarakan hal penting. Bukan seperti yang sudah-sudah. Namun, tanpa mereka sadari, Ardit sebenarnya tak benar-benar berjalan ke dalam ke kanti.
Akan tetapi, justru mengikuti mereka berdua.
💌💌💌
Have a nice day.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixation
Mystery / Thriller📌 HIATUS Mystery at School Series #3 💌💌💌 "Masa remaja bakal sia-sia kalau dihabiskan hanya untuk muasin nafsu percintaan." ~~~ Kata orang, cinta dan obsesi itu beda tipis. Benarkah? Ardito William harus mengalami keresahan setelah ia menjadi vok...