INCOMPLETE #2
Ada satu geng perempuan yang paling Vira benci disekolah ini. Berisi 7 orang cewek yang sok pintar padahal aslinya gak punya otak. Mereka terkenal dengan nama gengnya Wadah Daeng. Entah dari mana mereka mendapat inspirasi menamai geng mereka seperti itu. Intinya hampir setiap hari mereka itu suka caper ke guru-guru. Selalu merasa paling Superior diantara murid lainnya. Mereka juga sering membuat kerusuhan dari melabrak adek kelas sampe nge-bully orang-orang yang gak bersalah. Anehnya kelakuan buruk mereka itu tidak pernah terlihat oleh guru. Malah mereka sering mendapat pujian karna berhasil menunjukan fake solidaritas mereka padahal aslinya tukang bully.
Sialnya bagi Vira karna dia satu kelas dengan mereka semua. Apa yang bisa dibanggain dari mereka sih? Cuma pandai cari muka doang sekaligus pamer kecantikan dan kekayaan dari orang tua saja belagu.
Dikantin, Vira memperhatikan gerak gerik segerombolan cewek tersebut yang baru saja datang. Kali ini yang kena sasarannya adalah si Siti—teman sekelas Vira juga yang paling sering mereka bully. Salah satu teman dari geng tersebut yang bernama Septi tiba-tiba saja dengan sengaja menabrakkan tubuhnya dengan keras hingga membuat minuman yang Siti pegang mengotori seragam miliknya.
Melihat kejadian itu Vira yang sedang menikmati bakso miliknya langsung berdiri dari meja dan mendorong Septi dengan kasar. "Eh, lo itu sengaja pura-pura gak liat atau emang beneran gak punya mata?"
Suara nyaring dari Vira membuat seisi kantin langsung menoleh kearah mereka. Semua murid menatap penasaran dengan apa yang terjadi. Termasuk Adriel dan keempat sahabatnya yang sedang duduk menikmati makanan kantin dimeja yang biasa mereka tempati saat istirahat.
Septi terlihat kaget, dia menatap keteman-temannya berharap mendapat pembelaan dari mereka. Cantika—yang menjadi ketua geng mereka pun maju menghadap Vira. "Lo ada masalah?" tanyanya dengan nada sinis.
"Lo kasih tau anak buah lo ini," Vira mengarahkan telunjuknya tepat didepan wajah Septi. "Setidaknya kalo otaknya udah gak fungsi, matanya dia ini dipake buat ngeliat jalan. Jangan dua-duanya fungsi pas lagi caper doang." Sungut Vira penuh emosi dan penekanan.
Alih-alih membalas ucapan Vira dengan emosi seperti biasa, Cantika tiba-tiba saja malah membalikkan tubuhnya kearah Siti yang senantiasa masih berdiri didekat mereka, "Astaga, Siti lo gakpapa?" Tanya Cantika histeris merubah ekspresinya seperkian detik menjadi khawatir kepada Siti.
Vira mengernyit heran.
Nadira yang berdiri dihadapannya ikut berkomentar, "Vir lo kalo gak suka sama Siti jangan main kasar gitu dong."
What the fuck!
"Iya, Kan kasian Siti bajunya jadi basah gitu." Tasya menambahkan dengan nada yang dibuat-buat dramatisir.
Vira mulai mengerti dengan drama yang mereka buat kali ini. Karna tiba-tiba saja Ibu Ranum muncul dari arah belakangnya kemudian bertanya, "Ada apa ini?"
Cantika coba menjelaskan kepada Bu Ranum dengan nada suara lembut yang di buat-buat. ingin rasa Vira menarik mulutnya yang sok imut itu kalau bicara. "Ini Bu, Vira gak sengaja nyenggol Siti tadi. Kayanya keras banget, sampe tumpah itu minumannya Siti kena seragamnya."
Vira terdiam. Dia tahu betul kalau Bu Ranum ini memang tidak menyukainya. Karna setiap pelajaran matematika dia yang paling sering bertanya sehingga beliau selalu jengkel menjelaskannya karna Vira lambat mengerti. Sedangkan, Geng Cantika inilah yang selalu menjadi murid-murid kesayangannya, karna sering membuat beliau tertawa dikelas.
Bu Ranum lantas berkacak pinggangg sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menghadap Vira, "Lain kali kamu itu kalo jalan liat-liat, dipake matanya." Ujar Bu Ranum menujuk kearah Vira dengan suara ditekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOMPLETE (On Going)
Teen FictionTentang Vira Bestari, seorang cewek yang memiliki gangguan kecemasan yang berlebih atau bisa disebut dengan Panik Attack. Disamping itu, dia selalu merasa hidup itu tidak pernah adil untuk dirinya. Dia juga ingin ada yang perhatian dan perduli. Dia...