#8

119 24 50
                                    

INCOMPLETE #8

Selesai menonton bioskop Vira dan ketiga temannya lanjut nongkrong di cafe samping mall. Terlalu larut dalam obrolan dan game ludo yang mereka mainkan, sampai tidak sadar jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Kebiasaan mereka kalau sudah keasyikan sampai tidak ingat waktu. Kalau bukan karna Papa Raline yang menelpon, mencari anaknya. Mereka berempat gak akan punya rencana mau pulang. Selesai membayar pesanan, mereka berkumpul diparkiran.

Raline buru-buru, takut kena omel papanya jadi dia pulang deluan. Melia menelfon pacarnya untuk minta jemput. Nora masih disini menunggu, Sedangkan Vira masih belum tau bagaimana dia pulang. Sudah 5 kali dia memesan gojek namun ditolak semua. Berapa hari ini dia memang jarang bawa motor, karna motornya masih sering mati-mati.

"Masih belum dapet juga?" Tanya Melia saat Wahyu baru sampai ditempat.

Vira menggeleng. Dia mencoba untuk keenam kalinya, namun hasilnya tetap sama. Ditolak.

Kalau dipikir jarak tempat ini kerumah Vira memang lumayan jauh, menempuh waktu 1 jam untuk sampai. Apa karna terlalu jauh jadi banyak yang menolak. Lagian Nora sengaja banget nyari mall yang jauh padahal ada yang deket. Katanya sih tadi mau sekalian jalan-jalan. Jadi dituruti ajalah, daripada temennya itu bete.

"Nor, lo gak bisa anterin sekalian? Kan, rumah kalian deketan." Tanya Melia.

Nora menggeleng, "Gue pulang kerumah Nyokap dekat sini, gak kerumah bokap." Alasannya. Pantesan.

Melia mendengus. Tidak lama ponsel Nora berdering, entah siapa yang menelpon, cewek itu langsung mengangkat telfonnya menjauh.

Vira duduk disalah satu jok motor orang yang terparkir, dia masih sibuk mencari driver yang mau menerima pesanannya.

"Mending lo telfon kaka, ortu atau keluarga lo deh suruh jemput. Udah mau jam sepuluh soalnya." usul Melia sambil melihat jam tangan yang melingkar dilengan kirinya. Dia masih belum pulang karna harus memastikan Vira sampai dapat tumpangan dulu.

"Boro-boro, gak ada yang bisa mereka," Balas Vira mendecak.

"Ya kan gak ada salahnya dicoba, Vir. Emang lu mau nungguin sampai jam 12 malem? Itu juga kalau lu dapet driver."

"Eh, gue deluan ya," pamit Nora begitu saja setelah kembali mengangkat telfonnya.

Kini hanya tersisa Melia dan Wahyu yang menunggu Vira. Melia jadi semakin tidak enak mau meninggalkan Vira sendiri, walau muka Wahyu sudah keliatan bete dari tadi menunggu.

"Deluan aja Mel," kata Vira ketika tidak sengaja ia melirik Melia yang memberikan kode kepada cowoknya itu untuk menunggu sebentar.

Melia menoleh kearah Vira, lantas menggeleng. "Ntar kalo lo diculik sendirian, gimana?"

"Lo kira gue masih piyik?"

"Lo itu terlalu polos," katanya menekan. "Ntar kalo ada yang kasih permen malah lu terima lagi."

"Enak aja, gue ngerti kali. Udah lu sono pulang, kasian tuh cowok lu nungguin."

"Dia mah santai aja, udah biasa gue jadiin kang ojek." Melia mengibaskan tangannya keudara sambil tertawa kecil.

Ck, sant ai dari mananya. orang Vira udah ngeliat cowoknya itu mencak-mencak gak sabaran kok. Batin Vira.

Kemudian dia berseru saat layar ponselnya menampilkan pesan dari driver yang membalas -oke, ditunggu ya- "Nah ini gue udah dapet,"

Melia tersenyum senang, "Serius? Mana coba liat."

Vira menunjukan ponselnya kepada gadis itu, "Nih, udah sono lo deluan aja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INCOMPLETE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang