#4

137 42 64
                                    

INCOMPLETE #4

Malam ini adalah hari perayaan ulang tahun Cantika. Seperti yang diharapkan cewek itu, Adriel akan datang bersama dengan keempat sahabatnya yang lain. Saat mereka sampai digerbang rumah mewah itu, sudah banyak sekali mobil yang terpakir rapi dihalaman parkirnya yang luas.

Mereka turun bersama dari dalam mobil. Selain digerbang tadi, didepan pintu masuk pun ternyata ada banyak sekali bodyguard yang berjaga. Para tamu harus menunjukkan kartu undangan mereka sebelum masuk.

Kelimanya terlihat sangat tampan, apalagi dengan pilihan gaya casual mereka yang menambah kesan cowok keren idaman kaum hawa. Mereka masuk bersama menuju ke pusat pesta. Para kerumunan yang tadi memadat, secara perlahan memberi mereka jalan. Seolah sedang menyaksikan para pangeran yang baru saja turun dari langit, kelima cowok tampan tersebut langsung menjadi pusat perhatian para tamu pesta.

Mereka mendekat kearah Cantika, memberikan ucapan selamat atas bertambahnya umur cewek itu sekarang. Cantika tidak hanya berdiri sendiri, disebelahnya ada seorang wanita tua berumur yang juga berdiri dengan bantuan tongkat, tersenyum kepada mereka berlima.

"Wah, ganteng-ganteng ya temannya Cantika." Sahut beliau dengan suara yang sudah terdengar renta. "Namanya siapa?"

Dengan sopan, Mereka memperkenalkan diri satu persatu. Cantika yang memperhatikan itu tersenyum senang, apalagi kehadiran Adriel yang sesuai harapannya malam ini menambah mood Cantika semakin bagus.

Setelah memperkenalkan diri, mereka berpamitan untuk menempati meja tamu. Namun sang Nenek menahan lengan Adriel, membuat laki-laki itu bingung. Ia menatap keempat temannya yang sudah berbaur diantara para tamu yang lain.

"Ey, sini kamu ikut sama nenek aja duduk disana sama keluarga Cantika." Tunjuk beliau kearah meja panjang yang telah disusun khusus untuk keluarga mereka duduk selain para tamu undangan.

Adriel tersenyum kaku, hendak menolak secara halus. Untuk apa ia bergabung disana, sedangkan dia tidak memiliki hubungan apa-apa diantara keluarga itu apalagi dengan Cantika.

Sang Nenek kembali bersuara ketika Adriel hanya terdiam ditempatnya, "Hayuk ikut, jangan malu-malu. Kamu pacarnya Cantika, kan?"

Adriel mengernyit. Ha? Sejak kapan dia pacaran dengan Cantika?

Adriel hendak menyanggah, namun sang Nenek lebih dulu menarik lengannya pelan menuju meja tujuan mereka.

Cantika memasang wajah pura-pura tidak tahunya, saat Adriel menatapnya dengan tajam. Seolah memberitahu—lu bantui gue gak sekarang! Namun cewek itu malah mengendikkan bahu sambil menggeleng lalu mengikuti langkah mereka dari belakang.

Adriel tersenyum canggung saat sang Nenek mempersilahkannya untuk duduk. Beliau menarik bibirnya begitu bahagia memperkenalkan Adriel ke keluarganya yang lain. Ia jadi tidak tega untuk melunturkan senyuman itu, jika harus mengatakan sebenarnya.

Cantika itu memang kurang ajar. Ia yakin cewek itu pasti sudah menceritakan banyak hal tentang dia ke keluarganya. Adriel tau Cantika memang sudah menyukainya dari lama, bahkan cewek itu sering blak-blakan berkata ingin menjadi pacarnya. Namun sering ia tolak, karna Cantika itu bukan tipe Adriel sama sekali. Banyak cewek yang menyukai Adriel bahkan dari luar sekolah pun ada. Tapi, Cuma Cantika yang berani seperti itu kepada Adriel.

Tau gini, Adriel lebih baik tidak usah datang. Bodohnya ia malah merasa terancam ketika cewek itu mengatakan tahu dimana rumahnya.

Lihat sekarang, Bisa-bisanya dia menempatkan Adriel dalam situasi canggung seperti ini bersama keluarganya yang sama sekali tidak ia kenal. Bahkan teman-temannya yang dari jauh saja menertawakan kesengsaraan diwajahnya.

INCOMPLETE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang