Setiap orang diciptakan untuk berpasangan, hingga akhirnya maut memisahkan. Lantas, alasan tersebut dipergunakan banyaknya siswa pada masa sekarang untuk berpacaran, bahkan tidak banyak yang sudah berhubungan melebihi batas normal.
Two of us ... Just two of us ....
光が差せば 影は生まれるMemangnya, itu menguntungkan bagi seseorang ... yang sendiri? Banyak rumor mengatakan, jika tidak mendapatkan pasangan katanya tidak akan bahagia. Tidak, matamu tidak salah baca. Itulah kenyataannya. Dunia ini sudah berbeda.
Tiada komunikasi antar teman lagi. Sepertinya, bisa dibilang komunikasi hanya ditujukan pada seseorang yang paling spesial saja. Dan ya, itu bukanlah keluarga. Sedikit kasar memang, tapi bagaimana jadinya jika itu terus berlanjut?
Entahlah. Siapa juga yang peduli? Tidak ada. Rata-rata masa SMA tidak ada yang peduli tentang hal itu, atau lebih tepatnya menentang akan rumor sampah seperti itu. Muak? Tentu saja! Tetapi, itu hanyalah pikiran semata dari seorang gadis biasa.
Apakah semuanya harus diputuskan dengan cara berpasangan dengan lain jenis? Apakah tidak ingin ada masa-masa bahagia bersama teman atau sahabat? Rasa kecewa, muak akan hal tersebut semakin menjadi pada dirinya. Tiada siapa-siapa yang bisa diajak bicara. Tempat yang semula rusuh, kini menjadi sunyi. Kelas.
Bunga Sakura mulai berguguran, dan sebentar lagi pasti ada sesuatu. Di mana para pasangan bersama-sama pergi menikmati gugurnya bunga Sakura dari pohonnya. Tidak mungkin sendiri untuk mengunjunginya, bukan?
"Oh, ku pikir sudah tidak ada orang lagi."
Sebuah suara yang membuyarkan lamunannya itu, membuat dirinya yang duduk pada kursinya menoleh ke sosok, yang menghasilkan suara tersebut. "Bukannya sudah jam pulang? Kenapa kau tidak segera pulang?" tanyanya yang menyadari keberadaanmu.
Salah satu alisnya naik, gadis itu heran. "Hah, apa? Kau sendiri tidak pulang. Kenapa menyuruhku untuk segera pulang sekarang?" Lelaki itu, memegang kepalanya dan menghela napas panjang, mendengar reaksi dari jawaban yang diterima oleh gadis dihadapannya ini.
"Maaf, maksudku bukan seperti itu. Tetapi, tidak baik bagi seorang gadis sepertimu pulang larut malam. Ah, apa mungkin ada sesuatu yang menghambat kepulanganmu dan tidak bisa pulang sekarang?" Lelaki itu, memegang dagunya dengan ekspresi bingung.
"Loh, kok jadi sok akrab tiba-tiba. Memangnya, itu masalah buatmu? Bukan kan, ya terserah diriku, lah!" tegas sang gadis, langsung berdiri menggebrak meja, menatap kesal sosok dihadapannya tersebut.
Melihat penegasan dari seorang gadis dihadapannya itu, membuatnya tidak enak. "Bukannya seperti itu, hanya saja ...." Belum selesai dia berbicara, gadis itu sudah berada dihadapannya membuatnya terperanjat kaget sedikit, sepertinya.
おまえの気持ちなら わかるつもりだ
それならば 放っといてくれLangit yang sebelumnya cerah bergantikan langit berawan. Tanpa persetujuan, sepertinya akan terjadi hujan. Menurut pemikiran lelaki itu. "Hanya saja?" potong gadis itu. Lelaki itu menunjuk ke arah jendela. "Langit sudah mendung. Mungkin akan segera hujan."
Sontak gadis itu menatap ke sumber arah yang ditunjuk olehnya. Benar, cuaca cerahnya menghilang, dan digantikan oleh cuaca mendung. Menghela napas panjang, lalu gadis itu berkata lagi, "Biarkan saja, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING'S SYMPHONY! Hidaka Hokuto. ✓
Fiksi PenggemarKeakraban tanpa sadar hadir diruang lingkup kecil mereka. Awalnya, Hokuto berpikir bahwa untuk mendekati (Name) sangatlah sulit. Tetapi, memang benar seperti apa yang dikatakan beberapa siswa. Sudah seminggu semenjak kejadian itu. Mungkin sekarang a...