Tok.. tok.. tok..
"Eonni.. buka pintunya"
Di tengah malam yang sunyi, seseorang mengetuk pintu kamar sang leader. Namun, sama sekali tidak ada suara sahutan dari dalam.
'Apa eonni sudah tidur?' batinnya lalu melihat sekelilingnya guna memastikan bahwa keadaan saat ini sedang aman.
"Hyunnie.. apa kau sudah tidur? Irene eonni~~" Seulgi menempelkan tangannya pada pintu lalu berbicara agak pelan.
Irene yang kebetulan belum tertidur, baru saja kembali dari kamar mandi. Mendengar ada yang memanggilnya, ia pun berjalan mendekati pintu dan membukanya.
"Iya Seulgi?" Irene menarik ingusnya ketika melihat Seulgi berdiri didepan kamarnya.
"Eonni, kau?" Seulgi terkejut melihat mata Irene yang sembab seperti sudah menangis.
"Apa kau menangis?" Seulgi terlihat khawatir lalu mengusap bekas air mata di pipi Irene.
"Aku baik-baik saja Seulgi. Masuklah" Irene mengusap tangan Seulgi sambil tersenyum dan memberi ruang untuk Seulgi masuk kedalam kamarnya.
Usai menutup pintu, Irene mendekati Seulgi yang sedang terduduk di ranjang. Raut khawatir masih terlihat diwajahnya.
"Kenapa tadi kau memanggilku seperti itu? Bagaimana kalau member lain mendengarnya?" Irene merangkak naik ke atas ranjang lalu duduk bersila.
"Tenang saja, mereka sudah tertidur" Seulgi ikut menaikkan kedua kakinya mengikuti cara duduk Irene.
"Dengar, tolong jawab jujur. Kenapa menangis heum?" Seulgi mengambil tangan kiri Irene dan mengusapnya lembut.
Irene tersenyum sembari mengusap air matanya yang tiba-tiba lolos. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Seulgi untuk mengambil handphonenya yang berada diatas nakas. Ia menunjukkan sesuatu pada Seulgi sambil tersenyum haru.
"Ulang tahunku tinggal beberapa menit lagi. Tapi semua orang sudah memberikan ucapan selamatnya padaku"
Ucapan Irene berhasil mengalihkan perhatian Seulgi dari handphone. Seulgi menatap manik mata dan senyuman indah milik Irene. Dirinya ikut tersenyum simpul melihat sang kekasih.
"Itu artinya, orang-orang itu mencintaimu Hyunnie"
Irene setuju dengan ucapan Seulgi. Lagi-lagi ia tersenyum lalu kembali menatap handphonenya. Karena terlalu bahagia dengan cinta dari orang-orang (para fans), dia sampai tidak menyadari bahwa Seulgi sudah memindahkan bantal yang berada dibelakang Irene, dan terduduk disana.
"Tapi aku lebih mencintaimu" Seulgi memeluk Irene lalu membisikkan kata-kata itu tepat di telinga Irene. Tangannya menelusup dan memeluk Irene, ia meletakkan dagunya di pundak Irene.
Irene tersenyum malu. Dia meletakkan handphonenya, lalu kembali kedalam pelukan Seulgi. Menyandarkan dirinya sambil mengusap tangan Seulgi yang melingkar di depan perutnya.
Seulgi mencium pipi Irene lalu menempelkan hidung dan mulutnya pada pundak Irene. Ia menghirup bau tubuh Irene dan sesekali menggesekkan hidungnya pada leher sang kekasih. Irene menutup matanya ketika merasakan sensasi tersebut. Tangan kanannya mengusap pipi Seulgi, kemudian ia memalingkan wajahnya untuk mencium pipi Seulgi yang lain.
"Aku tahu itu"
Tangan Irene tiba-tiba meremas lengan baju Seulgi ketika Seulgi mencium belakang telinganya. Itu adalah salah satu titik sensitif miliknya.
"S-seulgi~" Irene sedikit merengek karena Seulgi kembali menciumnya.
Seulgi tersenyum puas, kemudian menjauhkan dirinya untuk menatap wajah Irene. Ia mencium kening Irene untuk beberapa saat, lalu mengecup bibirnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulrene tujuhbelas plus
Nouvelles[Hiatus selama bulan Ramadhan] One, two, or three shoot enak dikonsumsi malam hari