⭐️⭐️⭐️
Piring - piring kotor terus berdatangan seolah berteriak minta dibersihkan, tangan kurus itu bergerak tanpa henti
Gosok, bilas, gosok, bilas
Sesekali ia menyeka keringat yang turun dipelipis nya, tumpukan piring itu lama - lama berkurang jadi Hyunsuk menggunakan moment itu untuk bernafas sejenak,
Baru ia ingin menghela nafas tiba - tiba setumpuk piring datang lagi ke hadapan nya,
"kerja kerja!"
Seru 'karyawan senior' kepada Hyunsuk seakan daritadi anak itu tidak melakukan pekerjaan apapun, padahal dia yang paling sibuk.
Waktu kembali berjalan dan Hyunsuk akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh tumpukan piring tersebut, ia bernafas lega sebelum berjalan kearah loker untuk membereskan barangnya.
"Hyunsuk! mau kemana?"
Yang dipanggil menoleh, dalam hati ia mengeluh karena tau apa yang akan terjadi setelah ini
"beresin dulu ini meja nya, daritadi gak ngapa - ngapain juga"
Gak ngapa - ngapain bibir bibirmu.
⭐️⭐️⭐️
Hyunsuk menyeret kakinya dengan sisa tenaga yang ia punya, sulit bagi seorang anak kelas 11 SMA yang harus bekerja paruh waktu di tiga tempat, sekolah dan mempertahankan nilainya agar selalu berada diatas rata - rata.
Pria mungil itu memutar matanya malas saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di hadapan nya, di lingkungan apartement kecil tempatnya tinggal mana ada yang punya mobil seperti ini.
Malas cari ribut, Hyunsuk mengabaikan eksistensi mobil itu dan ketiga orang didalam nya. Tersinggung karena diabaikan akhirnya ketiga orang itu turun dan menyapa anak SMA yang sudah kelewat lelah itu,
"Hyunsuk."
Mau tidak mau si pemilik nama berhenti, ia menghela nafas gusar sebelum menjawab
"tolong jangan sekarang, banyak yang harus saya kerjakan."
"ngapain kamu buang waktu kamu dengan part time dimana - mana?"
Hyunsuk membalikan tubuh nya dan menatap seorang lelaki paruh baya yang mengjakanya bicara itu,
"saya kerja untuk membiayai kehidupan saya sehari - hari, tidak merepotkan anda kan?" balas nya ketus
"saya lihat kamu kewalahan dengan semua pekerjaan yang kamu jalani—"
"oh jelas" potong Hyunsuk, ia lalu tertawa sarkas
"tapi hanya ini cara agar saya bisa tetap punya tempat tinggal dan makan, kerja part time perlu banyak tenaga dan saya butuh istirahat. permisi."
"kamu bisa pulang dan tidak perlu bekerja serabutan lagi—"
"dan melihat mama menderita setiap hari?"
Lelaki paruh baya itu menghela nafasnya gusar sambil menatap anak SMA dihadapan nya yang sedang mengangkat dagunya tinggi, bukan angkuh tapi tangguh. Hasil dari hampir tiga tahun lamanya hidup dijalan membentuk Hyunsuk menjadi pribadi yang kuat, tidak lemah lagi seperti dulu.
"mau jadi apa kamu?" tanya lelaki dihadapan Hyunsuk,
Nadanya kentara sekali sedang menahan emosi,
"idol? lebih mirip preman pasar. saya datang baik - baik dan menawarkan kamu sesuatu yang akan menguntungkan—"
"saya baik - baik saja terimakasih."
Lagi - lagi Hyunsuk memotong ucapan lawan bicaranya, tanpa menghiraukan tatapan kesal dari lelaki itu Hyunsuk membungkukan badan nya sedikit,